Happy Reading..
Hari hari Zea berjalan seperti biasanya. Tidak ada yang spesial. Tidak ada yang berubah. Dan baginya tidak ada yang menarik.
Hari ini adalah hari Sabtu. Hari liburnya dalam berkerja. Jadi tidak heran jika Zea menggunakan hari itu untuk bersenang senang seperti berbaring.
Ting..
Zea mengambil ponselnya Yang ada di atas nakas. Ada pesan masuk dari Joval.
Joval
" Ze, main yuk "Zea
" Main apaan? Lo kira
Gue bocah ?"Joval
" Kangen gue main sama Lo,
nurutin gue sekali aja kenapa sih?"Zea
" Iya..iya.. main dimana?
Jam berapa?"Joval
" Ketaman, secepatnya.
gue udah otw "Zea pun bergegas bersiap siap untuk pergi ketaman. Beberapa lama kemudian, Zea pun berpamitan kepada bunda Lita untuk bertemu Joval ditaman.
Zea berlari kecil keluar rumah untuk menyetop taksi. Setelah mendapatkan tumpangan dari taksi, mobil taksi pun berjalan menuju taman.
Mobil berhenti didepan taman, Zea pun keluar setelah memberikan sejumlah uang. Zea berjalan menuju tempat dimana biasanya Joval menunggunya saat ditaman.
Sosok Joval pun terlihat dari kejauhan. Zea mempercepat langkahnya.
" Joval " panggil Zea.
" Akhirnya Lo datang juga Ze ".
" Iyalah, gue kan nggak pernah ingkar janji " jawab Zea bangga.
" Panas, beli es krim yuk, gue traktir " ajak Joval, Zea menurut.
Setelah membeli es, mereka duduk disebuah kursi taman didepan air mancur. " Kalau liat air mancur gue keinget sama film yang pernah gue nonton " ucap Zea.
" Emangnya kenapa sama air mancur? ".
" Dia kira air mancur itu bisa diminum ".
" Terus dia minum? ".
" Iya, haha ".
Mereka tertawa. Faktanya hari itu cukup panas. Jadi menyantap es krim saat itu adalah hal yang paling menyejukkan. Setelah itu mereka pergi ke tepi danau taman. Zea dan Joval memainkan air dengan kaki mereka.
" Ze, kangen gue kayak gini sama Lo " ujar Joval.
" Lo sih, nggak pernah pulang ".
" Lah? Ini pulang ".
" Bukan, pas Lo masih kuliah " jawab Zea. Joval ber-oh.
Hening. Mereka terdiam dengan tatapan takjub terhadap keindahan alam yang tengah mereka lihat.
" Aaa..!! ".
Joval sedikit kaget karna teriakan Zea.
" Katak val, katak " ujar Zea panik seraya menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan nya.
Dengan sigap, Joval mengusir katak yang ada didekat mereka. Setelah itu Joval pun menenangkan Zea yang sedang menangis.
Joval mengusap-usap pelan punggung Zea yang sedikit bergetar. Dari kecil Zea fobia terhadap katak. Entah apa yang membuat dia sangat takut terhadap hewan kecil itu. Seingatnya Zea tidak pernah mengalami kejadian yang membuatnya fobia dengan katak.
" Udah Ze, kataknya udah pergi " ujar Joval.
" Gue takut Val ".
" Nggak perlu takut Ze, ada gue disini ".
" Jangan pergi Val, gue takut ".
" Pernah nggak gue ninggalin Lo saat Lo ketakutan? " Tanya Joval. Zea menggeleng.
" Jadi Lo nggak perlu cemas, gue nggak akan pergi, karna gue selalu lindungi Lo Ze ".
Hati Zea seketika berubah menjadi hangat. Hingga membuatnya nyaman. Zea menyandarkan kepalanya dibahu Joval. Joval pun mengusap usap lembut kepala Zea.
" Makasih Val, karna selalu ada buat gue " ucap Zea. Joval tersenyum. Sekarang Zea sudah sedikit lebih tenang.
Setelah itu mereka pun pergi dari danau dan menuju bukit. Tujuan mereka kesana hanya ingin melihat sunset karna mereka sudah lama sekali tidak menikmati matahari terbenam bersama, kebetulan hari juga hampir malam.
Mereka pun sampai ditempat tujuan. Tepat waktu. Mereka duduk disana sambil menikmati sunset, peristiwa alam yang sangat menakjubkan.
" Matahari kali ini indah banget Ze " ucap Joval.
" Iyalah, kan ada gue ".
" Idih, tapi bener juga. Haha " .
Zea diam sejenak. " Joval ".
" Ya? ".
Zea menarik nafas dalam dalam. " Val, gue mau jawab pertanyaan Lo yang udah lama Lo tanyain ke gue ".
***
TBC
Thanks for reading..
Jangan lupa vote
Hargai karya author..
Terimakasih..😄
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Dreams and Reality [ And ]
Teen FictionTanpanya, aku mungkin tidak tau kisah hidupku yang sebenarnya. Pertemuan yang mengubah segalanya. Pertemuan yang membuatku mengetahui kisah hidupku yang sebenarnya. Disanalah semua berawal dari kisah cintaku sampai aku mengetahui apa itu arti seb...