20. Flashback

27 18 0
                                    

Happy Reading...

" Maksud Lo Zam? " Zea mendekatkan diri kepada zam agar bisa mendengar nya dengan baik.

Zam menghela nafas panjang kemudian menghembuskannya perlahan dan mulai bercerita.

" Waktu itu umur gue 11 tahun. Suatu hari gue dan keluarga sedang liburan disuatu tempat. Tapi sayangnya tanpa sengaja gue terpisah sama orang tua gue dan tersesat selama sehari, dan malam itu gue bertemu dengan anak perempuan ".

***

flashback on

Zam kecil berjalan ditengah kegelapan malam. Sudah seharian dia terpisah dengan kedua orang tuanya. Tidak tau lagi apa yang harus dia lakukan sekarang.

Zam melangkah kecil dengan pandangan ke bawah. Berjalan tanpa arah, itu lah yang dia lakukan selama sehari penuh. Tiba tiba ada seseorang yang menabraknya sehingga dia tersungkur kebawah. Zam bangkit dan melihat seseorang yang menabraknya tadi ikut terjatuh.

Zam mendekati seorang gadis cilik yang meringis kesakitan. Zam membantunya untuk berdiri. Zam menatap gadis itu dari bawah sampai atas. Terdapat luka kecil di lutut gadis itu karna terjatuh, matanya sembab, wajahnya panik, salah satu tangannya memegang erat sebuah boneka dan gadis itu sedang menangis ketakutan.

" Kamu kenapa? " Tanya Zam.

" Aku.. orang tua ku.. " jawab gadis itu.

" Ada apa? " Tanya Zam lagi.

" Aku nggak tau.. orang tuaku berdarah dirumah dan aku dikejar sama- " perkataan gadis itu terpotong saat mendengar panggilan di arah belakang mereka. Gadis itu dan Zam menoleh ke belakang tampak beberapa orang mengejar gadis itu.

" Ayo kak lari.. nanti kita bisa ditembak " ujar gadis itu.

Zam dan sigadis berlari sekuat tenaga. Sigadis yang tertatih tatih saat berlari pun sudah tidak kuat melangkah lagi. Mengingat dia sudah jauh berlari sedari tadi. Zam menatap sekeliling, mencari tempat untuk sembunyi. Mata Zam menangkap sebuah gerobak rusak yang tertutupi semak. Zam menggendong gadis itu karna dia tidak mampu lagi untuk berlari. Setidaknya sigadis istirahat sebentar agar bisa berlari lagi.

Mereka sampai didekat gerobak dan mulai bersembunyi. Saling menstabilkan nafas yang sesak akibat berlari. Si gadis masih menangis tanpa suara dan memeluk erat bonekanya.

" Nggak usah takut, aku akan menjagamu " gumam zam. Gadis itu mengangguk dan menghapus air matanya.

" Kamu namanya siapa? " Zam menyempatkan bertanya.

Sigadis berpikir sejenak. " Aku.. Alice. Nama kakak siapa? ".

" Zam ".

Tiba tiba salah satu penjahat yang mengejar mereka tadi berhasil menemukan mereka. " Ayo nak sini.. om baik kok " ucap penjahat itu.

Gadis yang bernama Alice itu kembali ketakutan. Zam yang menggenggam erat tangan Alice merasakan tangan Alice yang dingin. " Kak.. a-aku takut " ucapnya.

Zam berjalan mundur. Tangannya masih setia menggenggam erat tangan Alice. " Jangan takut, aku akan melindungi mu. Sekarang kamu adalah adikku dan aku adalah kakakmu, oke? " Bisik Zam. Alice mengangguk.

" Nak, jangan lari. Nanti kalian tambah kenapa napa, lebih baik sama om aja ya " ujar penjahat itu lagi.

Tidak tau apa lagi yang harus Zam lakukan. Zam memilih kembali berlari sekuat tenaga bersama Alice.

Penjahat itu berteriak. " Woi.. disini.. kejar anak itu".

Zam dan Alice mempercepat langkahnya. Sampai disuatu tempat. Boneka yang di peluk Alice sedari tadi tanpa sengaja jatuh ketengah jalan. Alice ingin mengambil boneka nya itu dan melepaskan genggaman nya dengan Zam.

" Alice.. jangan kesana " teriak Zam.

Alice yang tidak ingin kehilangan boneka yang telah menemani malam mencekamnya kini, memilih mengabaikan ucapan Zam. Dan berusaha cepat mengambil bonekanya. Tanpa dia sadari sebuah mobil dengan kecepatan tinggi melaju di jalanan yang sepi dan mengarah ke arah Alice.

" ALICE!!! ".

Zam berlari sekencangnya agar dapat mendorong Alice jauh dari tengah jalan. Namun Zam terjatuh karna sebuah batu. Kepala Zam membentur tanah. Kepalanya pusing. Dan BRUKH!! Tepat didepannya, Zam melihat secara langsung tabrakan yang tepat mengenai Alice. Tidak dapat berbuat apa apa. Janjinya pada Alice tidak dapat dia buktikan. Air mata Zam keluar dengan badan yang diam tidak dapat digerakkan. Setelah itu Zam pingsan.

Flashback off

***

Zea menatap Zam sayu. Tidak tahu apa apa lagi setelah mendengar cerita dari Zam.

" Trus.. Alice itu sekarang dimana? " Tanya Zea.

" Gue nggak tau, gue juga nggak tau dia masih hidup atau sudah meninggal. Setelah gue bangun dari pingsan, gue kembali bertemu dengan kedua orang tua gue dan tidak menemukan Alice lagi hingga sekarang " jawab Zam.

" Berarti kelanjutan mimpi gue adalah gadis kecil yang bernama Alice itu bertemu Lo " ujar Zea.

Zam menatap Zea lekat. " Ra " panggil nya.

" Ya " sahut Zea.

" Apa.. Lo adalah Alice ? ".

***

TBC..

Terimah kasih buat pembaca dan jangan lupa vote dan ikuti terus kelanjutan ceritanya.

Between Dreams and Reality [ And ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang