Happy reading..
" ZAM!! KENAPA LO BAWA BONEKA? " Ucap Zea setengah berteriak. Matanya menatap Zam bingung. Zam mendekat.
" Jangan bilang ini boneka Lo " sergap Zea dengan mata melotot.
" Itu boneka gue " jawabnya santai.
" Lo.. Lo, banci? ".
" Enak aja Lo nggak mungkin lah, tarik ucapan Lo tadi ".
" Lah? Terus kenapa Lo punya boneka? Pakai dibawa bawa segala, boneka barbie lagi " Zea membalik balik boneka berbentuk Barbie itu.
" Hmm, itu punya seseorang " jawabnya pelan.
" Ya iyalah punya seseorang, maksud gue ini punya Lo, adik Lo, pacar Lo istri Lo, atau-" ucapan Zea terpotong.
" Apa? Istri? Nggak nggak, gue nggak punya istri " jelas Zam.
" Berarti pacar Lo " tebak Zea.
" Nggak, gue nggak punya pacar ".
Zea melotot. " Om, udah tua Om masa belum punya pacar ".
" Gue masih muda, Lo aja yang lebay " zam mendengus kesal.
" Sudahlah, intinya kenapa Lo pelihara boneka? ".
"Pelihara, emangnya makhluk hidup? ".
" Jawab pertanyaan gue! " Zea menatap Zam tajam.
" Ini punya seseorang dari masa lalu gue, ini kenangan terakhir yang gue miliki darinya " jelas Zam.
" Mantan Lo? Kalau mantan kenapa barang nya disimpan simpan? Buang aja " ucap Zea yang hendak membuang boneka itu, namun di cegah oleh Zam.
" Lo jangan sembarangan sama barang gue, Lo nggak berhak buang barang gue apalagi yang ini! " Zam melotot ke arah Zea. Membuat Zea sedikit bergidik ngeri karna tampaknya Zam benar benar marah.
Zam pun merebut tasnya dari tangan Zea dan memasukan kembali bonekanya ke dalam tas miliknya, kemudian berlalu pergi dengan mobil.
' lah? Kenapa dia marah? Gue salah apa coba? ' pikir Zea. Zea pun masuk ke dalam toko untuk memulai pekerjaannya.
***
Jam menunjukkan pukul setengah satu siang. Waktu untuk istirahat bagi sebagian perkerja. Seperti biasanya, sebagian karyawan ada yang makan siang dan ada juga yang masih berkerja karna belum jadwalnya untuk istirahat.
Zea dan kedua sahabatnya memilih untuk makan siang di C. Through cafe dekat mereka berkerja. Saat sampai, mereka langsung memesan makanan dan menunggu pesanan mereka datang.
" Zea, Lo ngapain teriak teriak pagi tadi? " Tanya Mire yang mendengar teriakan Zea untuk Zam.
" Tadi pagi ada kejadian mengherankan bagi gue, terus gue kaget lah dan kebawa teriak " jawab Zea. Mire dan Anifah ber-oh.
" Mir, fah, gue boleh nanya nggak? " Tanya Zea.
" Boleh " jawab Mire dan Anifah berbarengan.
" Kalian pernah nggak mimpi disambung? ".
" Disambung? Maksud Lo? " Tanya Anifah.
" Misalnya gini, Lo mampi hari ini kalau gue ngadain pesta terus besok Lo masih mimpi gue ngadain pesta, jadi kayaknya mimpi Lo disambung gitu " jelas Zea. Mire dan Anifah mengingat ingat.
" Nggak pernah sih, tapi dulu gue pernah mimpi indah banget tapi gue kebangun terus gue coba tidur lagi biar mimpi gue disambung tapi malah nggak bisa " ujar Mire.
" Ya jelas lah nggak bisa, mana ada orang mimpinya kesambung palingan kalau ada cuman kebetulan doang" pikir Anifah.
Zea menganggap ucapan Anifah ada benarnya. Mungkin itu hanya sebuah kebetulan dan setelah ini dia tidak memimpikan anak kecil itu lagi.
" Emangnya mimpi Lo kesambung? " Tanya Mire. Zea mengangguk.
" Lo mimpi apa? " Anifah mendekatkan dirinya ke Zea karna mulai penasaran.
" Gue mimpi anak kecil yang katanya benci sama ayahnya karna ayahnya udah bunuh seseorang " jawab Zea. Mire dan Anifah saling melempar pandang.
" Emangnya siapa anak kecil itu? " Tanya Mire. Zea mengangkat kedua bahunya menandakan dia tidak tau.
" Anak kecil itu, pria dewasa dan seorang wanita itu sama sekali nggak gue kenal " ujar Zea.
" Tapi yang anehnya, wajah wanita itu sedikit mirip sama muka gue " sambung Zea.
" Jangan jangan itu Lo " ucap Mire sembarang.
" Jangan jangan Lo bisa ngeliat masa depan Lo " timpal Anifah. Zea menaikkan alisnya.
" Aneh Lo pada, mana bisa gue liat masa depan gue " Zea mendengus kesal.
Mire dan Anifah terkekeh. " Ngomong ngomong anaknya mirip Lo atau nggak? " Tanya Anifah lagi.
" Dikit, karna masih kecil " .
Mire dan Anifah kembali bertatapan. " Berarti itu masa depan Lo, wanita itu Lo, anak kecil itu anak Lo dan pria itu laki Lo " celutuk Anifah.
" Nggak, gue nggak mau, masa anak gue benci sama bapaknya " tolak Zea.
Mire dan Anifah saling tertawa. " Udah lupain aja, lagian cuma mimpi " sahut Anifah.
Setelah itu makanan mereka sampai dan menyantap makanan mereka masing masing.
***
TBC
Terimakasih buat pembaca. Jangan lupa vote dan komen. Good luck always 😊
Maaf jika ada kata yang typo.
Jangan lupa tinggalkan jejak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Dreams and Reality [ And ]
JugendliteraturTanpanya, aku mungkin tidak tau kisah hidupku yang sebenarnya. Pertemuan yang mengubah segalanya. Pertemuan yang membuatku mengetahui kisah hidupku yang sebenarnya. Disanalah semua berawal dari kisah cintaku sampai aku mengetahui apa itu arti seb...