32. Sebuah Surat

25 10 0
                                    

Happy reading...

Zam dan Zea tiba di rumah sakit dan langsung menghampiri kedua orang tua Zea. Orang tua Zea menyambut Zea dengan cemas. Walaupun Zam sudah memberi tau mereka kalau Zea bersamanya.

" Kamu dari mana sih Zea? Kamu itu masih sakit " ucap Rafael.

" Nggak yah, Zea sehat sehat aja kok, nih lihat " Zea melompat lompat kecil didepan Rafael dan Lita.

" Iya Zea jangan main kabur kabur aja.. Zea sayang nggak sama ayah sama bunda? " Tanya Lita.

" Sayang, sayang kok Bun " .

" Makanya jangan gitu lagi ya, ayah sama Bu da khawatir banget sama Zea " pesan Lita. Zea mengangguk semangat.

" Hmm.. Ayah, Bunda, Zea mau ngomong ".

" Iya ngomong aja, kami dengerin kok " jawab Rafael.

" Zea.. bukan anak kandung ayah sama bunda kan? " Tanya Zea pelan.

Rafael dan Lita menatap satu sama lain. Sedikit terkejut dengan pertanyaan dilontarkan oleh putri mereka itu. " Kata siapa? Zea anak bunda sama ayah " jawab Lita.

" Bunda nggak usah bohong, Zea udah tau kok. Zea udah ingat semuanya ".

Rafael dan Lita diam sejenak. " Maafin kami ya Zea, karna nggak ngasih tau kamu " ucap Rafael.

Zea tersenyum tipis. " Nggak apa apa kok ayah, Zea beruntung bisa ketemu sama kalian ".

" Walau bagaimana pun Zea tetap anak bunda sama ayah " ujar Lita sambil memeluk Zea hangat.

" Makasih ya Bun, yah " ucapnya sambil tersenyum manis.

Tiba tiba Zam datang menghampiri mereka. "Ra, kata dokter kamu udah boleh pulang " ujar Zam.

" Kata siapa nggak boleh? " Zea tersenyum jahil. Zam menatap Zea malas.

" Kamu siap siap gih, ayah sama bunda duluan pulang ya. Zea pulang sama Zam aja " pinta Rafael.

" Kenapa? ".

" Bunda sama ayah mau beresin kamar Zea dulu, nanti Zea tinggal istirahat aja. Nggak apa apa kan Zam? " Tanya Lita.

" Oh nggak apa apa Tante " jawab Zam.

Setelah itu Rafael dan Lita berlalu pergi. " Ra, aku pergi dulu bentar ya, temen aku ada yang dirawat disini. Aku mau jenguk dulu bentar " pamit Zam.

" Temannya cewek apa cowok? " Tanya Zea.

" Emangnya kenapa kalau cewek? " Tanya Zam balik sambil menatap mata Zea.

Zea berfikir sejenak. " Ya.. nggak apa apa " jawabnya, tak berani menatap Zam balik.

" Iya, cewek, cantik lagi ".

" Dih, aku ngga nanya cantik apa nggak ".

" Dih, ada yang jealous " goda Zam.

" Siapa juga yang jealous, orang biasa biasa aja kok".

" Haha, nggak temen aku cowok. Udah siap siap sana, aku pergi dulu. By.. " ujar Zam seraya pergi dan menghilang dari pandangan Zea. Zea pun masuk ke dalam kamar inapnya. Memang dia ditempatkan di ruang VIP jadi didalam ruang itu hanya ada dia sendiri.

Zea mulai merapikan barangnya. Tiba tiba dia menemukan sehelai kertas yang penuh dengan tulisan. Karna penasaran Zea membacanya.

_______________________________________

Untuk Zea kesayangan..

Gue nulis surat ini mati Matian loh Ze, sebenernya gue susah untuk nulis tapi gue harus nulis surat ini, makanya Lo harus baca nih surat, capek juga gue nulisnya.
Sebelum itu, gue minta maaf ya Ze kalau gue punya salah sama Lo tapi rasanya gue nggak pernah punya salah sama Lo, nggak becanda. Maafin gue kalau ada janji yang gue buat dan belum bisa gue tepatin. Rasanya gue pengen banget nepatin semua janji itu, tapi Tuhan berkehendak lain. Gue bahagia bertemu sama Lo. Gue bahagia saat Lo ada di dekat gue. Lo selalu support gue saat gue akan melakukan sesuatu. Selalu menghibur gue saat gue sedih, selalu menyemangati gue saat gue mau nyerah. Gue nggak bisa bayangin kalau gue dulunya nggak ketemu sama Lo, Lo sangat penting bagi hidup gue. Karna itu gue nggak bisa maafin diri gue sendiri karna udah terlibat dalam penculik Lo. Kalau gue tau Yang akan diculik itu adalah Lo, gue akan nangkap penjahat itu duluan. Gue nggak akan nyesel nyelamatin Lo saat itu, gue nggak nyesel ngorbanin nyawa gue demi Lo. Jadi Lo jangan sedih lagi ya. Dan satu hal yang sangat penting yang ingin gue sampai kan ke Lo Ze. Sebenarnya yang nyuruh penjahat nyulik Lo itu adalah papanya Zam. Pak Vano. Dia mau nyulik Lo karna katanya Lo adalah anak dari orang yang dia benci, jadi dia mau celakain Lo untuk menuntaskan dendamnya itu. Gue harap Lo nggak benci sama Zam karna hal ini. Gue nggak mau hubungan Lo sama Zam hancur. Karna Zam adalah orang yang gue percayai untuk ngejaga Lo.

Gue harap Lo ingat pesan dari gue Ze. Gue sayang sama Lo. Senyum manis untuk Lo Ze.. dari Joval orang paling ganteng.

_______________________________________

Zea terdiam membaca surat dari Joval. Air matanya sudah jatuh dari tadi. Dia akui kalau akhir akhir ini dia sedikit cengeng. Zea tidak tau lagi apa yang dia lakukan. Jika tau akan seperti ini, dia lebih memilih untuk tidak tahu yang sebenarnya. Zea tidak bisa menerima kenyataan ini.

Tiba tiba pintu terbuka. Sosok Zam keluar dari balik pintu dengan senyum yang tercetak di wajahnya.

" Lama banget sih, cepetan Ra aku tungguin disini " ujar Zam.

Zea tidak berkutik. Dia masih diam ditempat nya. " Ra? Kamu kenapa diam? " Tanya Zam mulai mendekati Zea. Zea mundur beberapa langkah.

" J-jangan dekat dekat sama gue " pinta Zea.

" kamu kenapa ngomongnya kayak dulu lagi?".

Zea tidak menjawab. " Ra, kamu kenapa? ".

" GUE BENCI SAMA LO!! ".

***

TBC..

Terimakasih buat pembaca, jangan lupa vote✨

Between Dreams and Reality [ And ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang