16. Syukur

15 10 0
                                    

Happy reading..

Mata Zea terbuka lebar dari tidurnya. Nafasnya sedikit sesak. Zea melirik ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul 9 malam. Zea menghembuskan nafas lega.

' syukur.. cuman mimpi ' batinnya seraya mengelus dadanya.

Zea teringat kalau dia hendak membeli cemilan keluar. Dia mengunjungi kamarnya dulu untuk mengganti bajunya dengan baju yang lebih panjang Karna diluar cukup dingin. Namun dia malah tertidur di atas sofa kamarnya.

Zea bangkit dan pindah ke tempat duduknya. Kemudian meraih ponselnya yang terletak sembarang dia atas kasur. Zea mencari kontak Zam dan kemudian menghubungi nya.

" Hallo kak ".

" Kenapa? Kangen ya? ".

" Ih.. siapa yang kangen, aku mau ngajak Kaka ketemuan besok ".

" Tuh kan kangen ".

" Aku matiin nih ".

" Yaudah maaf, dimana ketemuan nya?".

" Ditaman besok siang ".

" Oke".

Panggilan terputus. Zea kembali teringat mimpi yang dianggapnya sebagai mimpi buruk.

' oiya, gue kok nggak kerja kerja lagi ya? '.

***

Zea menangkap sosok Zam yang melambaikan tangannya ke arah Zea. Zea pun berlari kecil menghampiri Zam.

" Ada apa? Kamu kangen ya sama aku?" Tanya Zam.

" Makan tuh kangen! " Ucap Zea sinis.

" Yee marah ..".

Zea menatap Zam dengan tatapan horor. "Liatnya biasa aja dong " ucap Zam sambil memukul pelan kepalanya Zea.

Zea mencubit perut Zam. " Aw.. sakit nih ".

Zea memutar bola matanya malas. " Jadi aku ngajak Kakak ketemuan karna mau ceritain mimpi aku " ujar Zea.

" Mimpi? ".

Zea mengangguk dan kemudian mulai menceritakan mimpinya. Zam mendengarkan nya dengan seksama. Setelah Zea selesai menceritakan mimpinya pada Zam, Zam berfikir sejenak.

' aku nggak mungkin membenci kamu Ra" batin Zam.

" Kak, kamu benci ya sama aku? " Tanya Zea.

Zam tersenyum kecut seraya mengelus rambut panjang Zea. " Nggak mungkin lah aku benci sama adik aku " jawab Zam.

Zea tersenyum. " Makasih kak " ucap Zea yang dibalas anggukan oleh Zam.

" Beli es krim yuk, kamu suka es krim kan?" Tanya Zam.

" Iya, aku Sukaaa banget sama es krim " jawab Zea.

Mereka pun mengunjungi pedagang es krim yang juga mereka kunjungi beberapa hari yang lalu saat mengantar Zahra ke rumahnya. Zam memesan dua es krim disana.

" Anaknya mana mas? " Tanya ibuk si penjual.

Zam dan Zea saling menatap. Mereka tidak menjawab hanya membalas dengan senyuman yang diberikan kepada si ibuk yang seakan punya makna tersembunyi.

Si penjual es krim itu pun memberikan dua es krim kepada Zam dan Zea. " Kapan kapan kalau kesini lagi, bawa dong anaknya mas " ucap sih ibuk.

" Eh iya.. " jawab Zam kikuk sembil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Setelah membayar, Zam menarik tangan Zea untuk pergi dari tempat itu. Mereka kembali tertawa.

" Masih ingat aja si ibuk sama kita " ujar Zam.

" Kamu juga sih, kenapa nggak terus terang aja sama si ibuk kalau Zahra bukan anak kita" saran Zea.

" Maunya sih gitu, tapi mulut ini tak mampu berucap " jawab Zam lebai.

" Apaan sih ".

Zam terkekeh. Mereka pun duduk disalah satu bangku taman didepan air mancur sambil menikmati es krim yang tadi mereka beli.

" Awalnya aku sempat takut sama mimpi itu" ujar Zea.

" Takut kenapa ".

" Takut kalau mimpi itu jadi kenyataan".

Zam mendekati Zea. Menggenggam tangannya. " Itu cuma mimpi, nggak akan jadi nyata. Aku tidak akan melakukan hal yang kamu lihat di mimpi kamu itu " jawab Zam.

" Tapi aku takut Zam.. kamu tahu kan beberapa mimpi aku itu adalah nyata karna itu kisah hidup ku dimasa lalu ".

" Masalahnya itu ingatan kamu dimasa lalu yang terhapus Ra, dan kembali melalui mimpi. Lagi pula mimpi kamu kali ini tidak mungkin pernah terjadi di masa lalu " pikir Zam.

" Tapi bisa saja terjadi di masa depan ".

" Ra.. kamu percaya nggak sama aku? " Tanya Zam.

" Aku percaya " jawabnya.

" Aku akan pasti kan itu nggak akan terjadi Ra, jadi jangan terlalu dipikirkan. Aku kan juga akan menepati janji ku yang akan membuatmu percaya kalau aku tidak terlibat dalam penculikkan mu " ingat Zam.

" Aku percaya sama kamu, jadi kamu nggak perlu buktiin ".

" Aku nggak mau ada keraguan dari kamu untukku, jadi aku akan membuktikan dan membuat Raraku percaya " ujar Zam sambil tersenyum ke arah Zea.

Zea pasrah. Jika itu yang diinginkan Zam, Zea tidak bisa menolak. Zea yakin pasti ada sesuatu yang direncakan oleh Zam.

" Eh.. esnya meleleh ".

***

TBC ..

Terimakasih buat pembaca
Selalu vote..



Between Dreams and Reality [ And ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang