23. Zea dimana?

28 15 0
                                    

Happy Reading..

Zam dan Joval berjalan keluar minimarket, berniat menunggu Zea disana. Namun sudah beberapa lama, Zea tidak kunjung keluar dari minimarket. Hal itu tentu membuat kedua pria itu bertanya tanya.

" Itu anak udah pulang apa belum ya? " Tanya Zam.

" Nggak mungkin pulang " jawab Joval.

" Kenapa? ".

" Kan ada gue " .

Zam memutar bola matanya. " Lo cari di sana gue cari di situ " pinta Zam.

" Apa hak Lo merintah gue? " Tanya Joval selayaknya orang jual mahal.

" Gue lebih tua dari Lo ".

" Oo iya.. gue kesana dulu om " ujarnya. Zam memutar bola matanya, malas mendengar Joval yang memanggilnya 'om'.

Mau tidak mau Joval harus mengikuti perintah Zam. Ya memang kenyataannya Zam jauh lebih tua darinya. Mereka pun mencari keberadaan Zea.

Namun, sudah lebih dari setengah jam mereka berputar putar mencari keberadaan Zea disekitar minimarket dan masih tidak menemukan keberadaan Zea. Akhirnya mereka memutuskan untuk mencari Zea dirumahnya siapa tau Zea sudah pulang.

" Lo sih, ngajak gue keluar " ujar Zam.

" Lah? Kok gue sih? " Protes Joval.

Malas memperpanjang masalah, Zam pun masuk kedalam mobilnya.

" Woi.. gue gimana? " Teriak Joval yang  membuat Zam mengurungkan niatnya untuk menjalankan mobil.

" Lo kesini pakai apa? " Tanya Zam.

" Mobil ".

" Yaudah " Zam melesat pergi meninggalkan Joval.

' oh iya, gue bawa mobil, dasar aneh '  batin Joval.

Zam dan Joval pun melaju menuju rumah orang tua Zea. Rumah bercat putih dan berpagar hitam itu tentu tidak asing lagi bagi mereka. Mobil mereka berhenti tepat di halaman rumah Zea. Zam dan Joval keluar bersamaan.

Zam mengetuk pintu rumah Zea seraya mengucapkan salam. Tak ada jawaban. Kemudian pintu diketuk kembali oleh Joval.

" Ya.. sebentar " ucap pemilik rumah yang tidak lain Lita, bunda Zea.

" Giliran gue ngetuk nggak dijawab " ucap Zam.

" Iya dong, pacar anaknya kan gue ".

Pintu terbuka, menampakkan sosok wanita paruh baya dari balik pintu.

" Eh, nak Joval, Zam. Ada apa ya kesini?  " Tanya Lita dengan ramah.

" Hmm... Rara nya ada Tante? " Tanya Zam.

" Nggak ada, zeanya belum pulang " jawab Lita. Hal itu membuat Zam dan Joval bingung. Mereka saling bertatapan satu sama lain.

" Terus dia kemana? " Tanya Joval.

Tidak ada yang menyahuti. Lita masih tidak mengerti dengan situasi  saat itu. " Emangnya Zea kenapa?" Tanya Lita.

Pertanyaan itu membuat Zam dan Joval tidak tau harus menjawab apa. ' apa mungkin Rara hilang? '  batin Zam.

" Jadi gini Tante sebenarnya- " ucapan Joval tergunting karna mendengar suara dering ponsel milik Lita. Lita mengambil ponselnya dari saku celananya.

" Nah, ini Zea nelfon " ucap Lita seraya memencet tombol terima.

" Bunda.. bunda .. Zea diculik Bun... ".

" Ha? Apa sayang? Kamu dimana? " Lita mulai panik dan berhasil memancing kebingungan Zam dan Joval. Kemudian panggilan terputus, ponsel Lita terjatuh dan Lita pingsan.

***

Zea berlari sekuat mungkin, berharap orang orang yang mengejarnya kehilangan jejak. Mata Zea menangkap sebuah gubuk tua yang tak mungkin bisa dihuni lagi, Zea memasuki gubuk itu berniat menyembunyikan diri.

Didalam, Zea menstabilkan nafasnya. Kemudian dia raih ponselnya dan menghubungi bundanya. Panggilan tersambung.

" Bunda.. bunda.. Zea diculik bun... " Isaknya dengan suara pelan.

" Ha? Apa sayang? Kamu dimana? ".

Tiba tiba ada yang merebut ponselnya, Zea kaget sebab yang mengambil ponselnya itu adalah orang yang mengejarnya. Salah seorang dari orang yang mengejar nya itu membungkam mulut Zea menggunakan sebuah kain. Zea berusaha memberontak apa yang dilakukan oleh orang orang itu. Namun kekuatan nya tidak sebanding dengan orang orang itu.

Tubuhnya seketika melemas, kain yang menutupi mulut dan hidungnya ternyata mengandung bius.

' Zam.. ' .

Zea pingsan.

***

TBC

Thanks for reading..
Jangan lupa vote🔥

Between Dreams and Reality [ And ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang