31. Anak kita

26 10 0
                                    

Happy reading..

" Ha? " Zam sedikit terkejut sekaligus bingung.

" Hehe, becanda. Kuy pergi " Zea pun berjalan sambil menggandeng tangan Zahra.

Mereka pun melaju ke arah rumah Zahra. Namun mereka berhenti disebuah ditaman karna Zahra meminta dibelikan es krim.

" Kakak, aku pengen es krim " pinta Zahra

" Iya.. kita beli es krim ya ".

Mereka berjalan santai menuju pedagang kaki lima yang menjual es krim.
" Kak, kakak ya beliin ya. Aku nggak bawa uang " gumam Zea.

" Iya " jawab Zam singkat.

Zea pun memesan satu es krim. Namun dirinya ikut tergoda dengan penampakan es krim yang terlihat menyegarkan.

" Kak, aku juga mau es krim " bisik Zea.

" Nggak boleh, kamu masih sakit, lagi pula ini masih cukup pagi nanti kamu sakit perut " larang Zam.

" Aaa.. kan aku juga pengen " rengek nya.

" Dih, manja ya. Sana beli es krim ".

" Boleh nih? " Tanya Zea lagi.

" Cepat, keburu nggak boleh ".

Zea tertawa kecil. " Untuk aku juga yah " ucap Zam.

" Dih, tadi ngelarang juga ".

" Udah beli aja ".

Mereka pun akhirnya membeli tiga es krim. Ya walau masih pagi mereka tetap tergoda dengan yang namanya es krim.

" Makasih ya neng. Ngomong ngomong anaknya cantik banget neng, umurnya berapa? " Tanya si penjual.

Zea tersenyum nyengir, dia pun tidak tau Zahra umurnya berapa. Akhirnya dia memilih untuk berbisik kepada Zahra.

" Umur kamu berapa? " Bisik Zea.

" 7 tahun " jawab Zahra.

" 7 tahun buk " ucap Zea sambil terkekeh. Zam hanya bisa geleng geleng kepala.

" Ooh tujuh tahun, mirip ya mukanya sama ayah nya " ujar si penjual lagi sambil menunjuk ke Zam. Zea menatap Zam dengan tatapan kosong.

Zam manarik tangan Zea dan Zahra pergi dari tempat itu. " Makasih buk es nya " ujar Zam.

Zam dan Zea tertawa. " Dia kira anak kita, haha " ucap Zam sambil tertawa.

" Masa sih Zahra mirip kamu " Zea membanding bandingkan wajah Zam dan Zahra.

" Udah, jangan dipikirin ".

Mereka pun berjalan menuju tempat dimana motor Zam terparkir. Tiba tiba Zahra tersandung, dirinya terjatuh.

" Aduh ".

" Zahra, ayok berdiri. Ada yang sakit? " Tanya Zea sambil mengecek kondisi Zahra.

" Nggak kak, cuman sakit sedikit " jawab Zahra.

Zea serasa ingin mencubit pipi chubby Zahra. Sangat menggemaskan baginya. " Kalau jalan hati hati dong Zahra " ucap Zam seraya mengangkat Zahra dan menduduki Zahra diatas pundaknya. Zea takjub melihat aksi Zam. Mereka pun kembali berjalan di tempat parkiran. Zam mengandeng tangan Zea.

" Iihh sweet banget " ujar salah satu pengunjung taman yang melihat Zam, Zea dan Zahra yang tampak layaknya sebuah keluarga.

Zam dan Zea kembali tertawa kecil. Mereka sampai didepan motor Zam. Zam menghidupkan mesin motornya dan menyuruh Zea dan Zahra naik. Mereka malaju ke rumah Zahra.

Beberapa saat kemudian. Mereka sampai ditempat tujuan. Zea memencet tombol bel sebuah rumah yang diduga tempat tinggal Zahra. Tidak lama kemudian, seorang wanita yang cukup cantik keluar dari balik pintu.

" Zahra.. kamu kemana aja sayang? Mami khawatir banget, papi Zahra udah pusing nyariin Zahra " ucap wanita itu seraya memeluk Zahra.

" Zahra tadi sesat mami, untung ada kakak kakak ini yang nolongin Zahra " jawab Zahra.

" Makasih ya dek udah anterin anak Tante " ujar wanita itu.

" Sama sama Tante " jawab mereka berbarengan.

" Say what sama kakak kakak itu? " Tanya wanita itu pada Zahra.

" Thanks you kak udah nolongin aku ".

" Iya .. sama sama ".

Tiba tiba ada suara anak kecil yang memanggil Zahra dari dalam rumah. Anak kecil itu langsung memeluk Zahra. Muka mereka terlihat mirip dan tidak salah lagi mereka kembar walau anak yang memeluk Zahra itu adalah cowok.

" Lah? Kembar ternyata " ucap Zam.

" Zahra, Zahra kemana aja? Aku kangen banget sama Zahra, Zahra jangan pergi lagi tanpa aku lagi ya " ucap anak itu.

" Iya, Zahra janji " jawab Zahra. Mereka kembali berpelukan.

" sweet banget ... Jadi pengen deh punya saudara kembar, namanya Zeo. Jadi, Zea dan Zeo " ucap Zea asal.

Zam kembali geleng geleng. " Oh iya, nama Tante, Tante Rani, ini anak Tante namanya Zahvan sama Zahra ".

" Oh Zahvan.. hai Zahvan, jaga Zahra baik baik ya " ujar Zea.

" Iya kak, pasti " jawabnya semangat.

" Ya udah Tante. Kami balik pulang dulu ya Tante " pamit Zam.

" Capat amat baliknya, aku kan mau main dulu sama Zahra sama Zahvan " bisik Zea.

" Kamu masih sakit. Ayo pulang " Zam menarik tangan Zea seraya tersenyum kecil pada Tante Rani.

" Aku jadi pengen punya saudara kembar deh" ulang Zea.

Zam mengeluarkan napas panjang. " Aku bisa kok jadi saudara kembar kamu, kan nama kita hampir mirip. Zam sama Zea " pikir Zam.

" Nggak bisa, Saudara kembar itu umurnya samaan, kakak kan umurnya beda jauh sama aku " jawab Zea caplas ceplos.

" Dih, tapi bener sih haha ".

Zam pun kembali menghidupkan motor nya dan menyuruh Zea untuk naik. Kemudian motor melesat pergi menuju rumah sakit.

***

TBC..

Terimakasih buat pembaca..

Jangan lupa vote ✨

Between Dreams and Reality [ And ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang