Hari minggu, seperti biasa kami akan melaksanakan olahraga pagi. Sehabis melaksanakan lari maraton tadi, aku dan Shania langsung duduk dipinggir lapangan sembari selonjorkan kaki, melihat berbagai kegiatan bebas yang dilakukan siswa-siswi lainnya.
"Sya, gue mau beli minum nih, lo mau?" Tawar Shania padaku, ketika gadis itu sudah berdiri dari duduknya.
"Mau dong" Aku mengeluarkan uang bernilai sepuluh ribu kepada Shania.
"Minuman apa nih?" Tanya Shania.
"Air mineral aja, jangan yang dingin ya" Jawabku.
Shania mengacungkan kedua jempolnya kemudian segera pergi meninggalkanku sendirian menuju ke minimarket yang tentunya ada disekolah ini.
Karena bosan sudah menghampiri, jadilah aku memainkan ponsel yang sudah beberapa hari ini tidak aku gunakan karena sibuk dengan kegiatan lainnya disekolah. Mulai dari pagi dimulai dengan mandi, sholat subuh berjama'ah, sarapan bersama, belajar sampai sore, kemudian setelahnya dilanjut dengan kegiatan ekskul, malamnya belajar sebentar bersama teman sekamar, dan akhirnya istirahat. Aku tetap menikmati kegiatan-kegiatan seharian itu karena dilakukannya bersama-sama, waktu jadi terasa lebih singkat jika diselingi canda dan tawa.
Postingan diberanda benar-benar membosankan.
" Uwahh! Gue ketemu akun instagramnya si Golden boy!"
Tiba-tiba saja ucapan Shania kemarin terlintas dipikiranku, entah kenapa aku jadi merasa kepo dengan akun milik kak Angkasa.
Aku mencoba untuk mencari dengan berbagai nama, tapi sayangnya aku tidak mengetahui nama kepanjangan kak Angkasa, sedangkan disini aku menemukan banyak akun dengan nama yang sama namun kepanjangan yang berbeda. Kan ga mungkin kalau aku memastikan dari awal sampai akhir.
Aku melihat ke sekeliling, Shania belinya dimana sih? Masa iya membeli air mineral saja harus pergi ke Arab terlebih dahulu? Kalo gitu sih jangan air mineral, tapi air zam-zam sekalian.
"Acha awas!"
Aku menoleh kedepan, benda bulat dengan ukuran besar itu telah mengenai tepat dahiku.
"Awhh!"
Kak Angkasa berlari kearahku dan berjongkok dihadapanku, mengusap perlahan dahiku yang sakit akibat timpukan bola sepak itu, masalahnya bukan karena aku yang terlalu lemah, tapi bola itu ditendang terlalu kuat.
"Kepala aku pusing" Aduku kepadanya.
"Wah, kenapa tuh?" Tanya para siswi yang mulai mengerumuni tempatku.
"Pasti caper tuh sama kak Angkasa."
"Lebay banget sih, padahal cuma kena bola doang"
Kena bola doang? Dia tidak tahu sakitnya seperti apa.
"Udah biasa mah yang kaya begitu, cuma mau diperhatiin sama kak Angkasa, besok-besok gue juga gitu deh" Cibir mereka lagi.
"Tasya! Lo kenapa?" Tanya Shania ketika ia berhasil menerobos kerumunan itu dan berjongkok disebelahku.
"Gue bawa ke UKS, ya?" Tanya kak Angkasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASA [ #1 PWR Series ]
Teen Fiction[ Selesai Revisi ] Angkasa Alandra Prawira, pria jangkung berkulit putih dengan sifat kalem. Menjabat sebagai ketua OSIS dan berposisi penting dalam tim basket membuat namanya melejit hebat. Pandai dalam hal akademik dan non-akademik membuat dirinya...