Angkasa - Part 46 : Pernikahan

2K 77 1
                                    

"Tasya, udah siap? Mempelai pria sudah menunggu"

Aku menoleh kearah bunda yang baru saja memasuki kamar.

"Aduh, anak bunda cantik banget sih"

Sebulir air mata bunda jatuh melewati pipi, membuatku juga merasa sedih karena harus meninggalkan bunda dan fokus pada kehidupan baruku bersama Angkasa, aku menyeka air mata itu dan memeluk bunda.

"Bunda jangan nangis, nanti Tasya juga ikutan nangis"

Bunda tersenyum,"iya maaf, udah yuk? Mempelai pria udah nunggu"

Aku menghembuskan nafasku pelan, kemudian mengangguk membiarkan bunda menggandeng tangan kananku dan membawaku keluar.

"Bunda, Tasya gugup"

"Gugup itu wajar, gapapa, di nikmati aja"

Aku berusaha untuk menenangkan pikiran dan menetralkan detak jantung, padahal, setelah acara akad pernikahan semalam selesai, tak ada yang aku takutkan saat tidur bersama Angkasa untuk yang pertama kalinya, mungkin karena semalam aku langsung terlelap. Entah kenapa, aku jadi sangat gugup untuk menemui Angkasa.

"Wahh cantik banget pengantin wanitanya"

"Bener-bener ya cocok banget mereka, ceweknya cantik cowoknya ganteng, anaknya gimana ya entar?"

"Beruntung ya Angkasa punya istri secantik ini"

"Iri gue sama Angkasa"

Berbagai pujian dari para tamu undangan mengiringi langkahku. Di depan sana ada Angkasa yang tersenyum menyambut kedatanganku, bersama mama disampingnya, bibirku benar-benar tidak bisa untuk berhenti tersenyum. Aku masih belum menyangka bahwa aku dan Angkasa sudah sejauh ini.

Angkasa mengulurkan tangan kanannya kepadaku dan siap aku sambut,

"You're the most beautiful girl in the world"

Kalimat yang keluar dari mulut Angkasa berhasil membuat pipiku mendadak memerah karena malu, aku benar-benar tersanjung karenanya.

"Thank you"

Angkasa menarik pinggangku, menghapus jarak diantara kami dan mencium keningku selama beberapa detik membuatku memejamkan mata.

"Nyosorr terosss woyyy!"

Suara Gilang membuat seluruh tamu undangan tertawa, begitu juga Angkasa yang menghentikan aksinya itu hanya tersenyum.

Angkasa menatapku dengan lekat,

"I love you, sayang"

Hari yang indah ini aku rasa berlalu dengan sangat cepat, mungkin karena aku sangat menikmati setiap momen yang terjadi.

Tak terasa malam yang indah telah tiba, cahaya rembulan diatas sana benar-benar melengkapi keindahan malam ini, begitu pula dengan ribuan bintang yang berkelap-kelip seakan-akan mereka tersenyum.

"Ekhem, tes, tes"

Seluruh pandangan beralih ke panggung sekarang, disana ada Gilang dengan stellan jas hitamnya, begitu pula dengan rambut jambul hitam legamnya yang menarik perhatian orang-orang yang ada disini.

"Saya berdiri disini untuk mengatakan sesuatu yang teramat penting"

Semua orang mulai fokus menyimak apa yang akan Gilang katakan, Gilang tidak pernah terlihat terlalu serius seperti sekarang ini. Dan jika ia sudah seperti itu artinya ia sedang tidak main-main.

"Hari ini adalah hari yang teramat istimewa bagi sahabat saya Angkasa dengan Acha, melihat mereka yang sudah menempuh perjalanan begitu jauh, saya merasa seperti tertegur. Pria yang gentle adalah pria yang berani menikahi gadisnya, itu yang dikatakan banyak orang kepada saya. Ini bukanlah tentang seberapa cepat saya menyusul Angkasa, tapi, ini tentang seberapa besar tanggung jawab saya sebagai pria sejati. Untuk Shania Dwi Raksana-"

ANGKASA [ #1 PWR Series ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang