Angkasa - Part 29 : Dia Romantis

1.3K 72 0
                                    

"Sampai disini dulu pembelajaran kita hari ini, selamat siang semuanya!"


"Selamat siang bu!"

Para murid dikelasku beraturan keluar kelas. Shania dan aku memutuskan untuk pergi ke minimarket terlebih dahulu, kemudian menuju ke perpustakaan.

Disana aku hanya membeli sebungkus roti isi cokelat kesukaanku. Alasannya adalah roti itu punya tekstur lembut dan cokelatnya juga padat, aku sangat menyukai cokelat.

Harapan kami berdua saat ini hanyalah berjalan ke perpustakaan tanpa hambatan, tantangan, dan rintangan. Lebay. Memang itulah kenyataannya, tapi sayangnya, semua tidak sesuai dengan ekspektasi saat aku dan Shania melihat sosok kak Viona sedang berjalan santai bersama teman-temannya. Aku sampai lupa kalau ini adalah lantai dasar, tempat dimana kelas dua belas berada. Tapi kan, kelas dua belas dibagi dua lantai, IPA dilantai dasar, dan IPS dilantai dua, sementara kelas sebelas dilantai tiga, dan kelas sepuluh dilantai empat, setelahnya adalah rooftop. Kak Viona itu ada dikelas IPS, dia dilantai dua, tapi kenapa masih saja harus bertemu dengannya. Wajar saja sih, kan masih dalam satu gedung juga.

"Sya, kayanya kak Viona mau ke perpus deh"

"Yaudah sih gapapa, males menghindar, lagian juga perpus bukan cuma punya dia"

"Ya gue tau Markonah, tapi entar kalo terjadi keributan gimana?"

Senyumanku terbit saat melihat ketiga pria yang ku kenal itu masuk ke ruangan yang sama, bersamaan dengan itu pula, kak Viona dan teman-temannya keluar dari ruangan. Keberuntungan tengah berpihak padaku saat ini.

Aku menggandeng tangan Shania dan menariknya masuk kedalam perpustakaan.

Ruangan penuh buku, harumnya aroma buku baru telah tercium di indra penciuman, bagi seorang yang hobi membaca sepertiku, sudah pasti ini adalah bagian dari surga dunia.

Menurutku, perpustakaan adalah tempat paling sempurna untuk bermalas-malasan, tempatnya rapi, senyap, tidak terlalu ramai dan pastinya ber-AC. Tapi, hukuman disekolah ini sangatlah berat untuk dijalani dan pada akhirnya sangat jarang ada murid yang berani bolos pada waktu jam pelajaran, kalaupun iya, itu dengan alasan sakit.

Tapi sebenarnya, tujuanku saat ini bukanlah untuk membaca, melainkan menumpang makan roti saja karena perutku juga sudah keroncongan sejak jam pelajaran bu Ratna dimulai. Takut jika magh ku akan kambuh.

Aku membuka bungkusan roti tersebut dan mulai melahapnya perlahan sembari menyisiri pandanganku pada ruangan ini. Berbeda denganku, tujuan Shania kesini sejak awal memang sedang mengincar buku ilmiah. Entah sejak kapan gadis aneh ini menyukai buku-buku non-fiksi, padahal dulu untuk melihat sampulnya saja dia ogah-ogahan.

"Tumben banget sih"

Shania menatapku sinis,"gue juga mau pinter kale"

"Hayoloh, gue duduk disini ya?"

"Sebelum kak Gilang izin juga kak Gilang udah duduk disitu"

Kak Gilang terkekeh setelah aku mengatakan itu.

Saat aku ingin melahap kembali rotiku, tanganku dicekal oleh Angkasa dan ia langsung menarikku pergi dari sana, menuju ke bangku yang sedikit menjorok ke sudut.

ANGKASA [ #1 PWR Series ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang