Angkasa - Part 14 : Sebuah Penindasan

1.6K 91 5
                                    

Angin senja berhembus kencang seiringan dengan langkahku menuju ke asrama.

Langkahku terhenti tepat didepan pintu gedung asrama saat melihat kak Sarah dan kak Chintya sedang bercanda gurau, mereka itu anteknya kak Viona. Aku jadi teringat soal perkataan kak Angkasa tentang dendam mereka.

Aku memejamkan mata, menghirup nafas sedalam-dalamnya dan menghembuskannya, meyakinkan diri bahwa semuanya akan baik-baik saja meski mereka juga akan menyakitiku.

Aku berjalan perlahan, menunduk, berusaha untuk sesopan mungkin agar mereka tidak terpancing. Namun, kak Sarah malah berjalan mendekat kearahku, dan menjegal kakiku hingga aku terjungkal.

"Awh!"

"Ups, sorry ga sengaja"

Aku sudah menduga ini sebelumnya. Sesungguhnya, aku sudah lelah dengan kondisi seperti ini, tak akan ada habisnya. Kenapa mereka tidak pernah membiarkanku hidup tenang? Aku malah tidak yakin kalau kak Viona benar-benar mencintai kak Angkasa dengan tulus. Jika semua itu didasari dengan ketulusan, pasti ia juga bisa merelakan kak Angkasa, kan? Lagipula, aku ini bukan siapa-siapanya kak Angkasa, tapi kenapa mereka begitu dendam padaku? Memangnya salah kalau aku berteman dengan kak Angkasa? Aku pikir juga kak Angkasa hanya menganggapku sebagai adiknya.

Aku berdiri dengan cepat kemudian ingin berlari menjauhi mereka, namun pergelanganku di cekal dengan cepat oleh mereka. Aku ditarik paksa ke tempat yang tidak ku ketahui. Saat ingin berteriak, salah satu dari mereka membekap mulutku hingga aku tak bisa mengeluarkan suara.

Ya, mereka membawaku ke gudang melalui pintu belakang sekolah. Gelap dan berdebu, suatu hal yang tidak ku sukai jika sudah berhubungan dengan gudang.

Mereka mendorongku kuat, hingga kepalaku terbentur dinding.

"Lo tau apa kesalahan lo?"

Aku hanya diam berusaha untuk tidak menggubris agar tak memperburuk keadaan.

"Kesalahan lo adalah masuk ke kehidupan Angkasa!"

Setelah mengatakan itu, Sarah menarik kuat rambutku, kemudian menghantam kepalaku ke dinding.

"Awwww!"

"Musuh lo itu bukan cuma Viona, tapi juga gue! Karena gue cinta sama Angkasa!"

Sarah menampar keras pipiku, dan kini memerah karenanya. Ia mencengkram kerah seragamku kemudian gadis lain yang ku ketahui bernama Chintya memberikan sesuatu pada Sarah. Sebotol air?

"A-apa itu?"

"Ini itu balasan buat lo yang gatel ke cowok gue!"

Sarah mencengkram pipiku dengan kuat, mulai memaksaku untuk meminum cairan yang bahkan tidak ku ketahui pasti itu apa. Aku terus membuat pergerakan agar minuman itu tak sampai ke mulutku.

"Lo diem anjing!" Chintya kembali menghantam kepalaku ke dinding, hingga aku tak lagi sanggup untuk bergerak, aku pasrah saat minuman yang rasanya pahit itu meluncur begitu saja ke dalam mulutku menuju lambung.

Di sepersekian detik kemudian, mataku mulai berkunang-kunang, entah itu karena hantaman di kepalaku atau dari minuman tersebut. Rasanya tubuhku benar-benar lemas, kepalaku mulai pusing, rasanya mual. Hingga pada akhirnya, semuanya gelap. Aku bisa merasakan mereka menyeretku, mengikat tubuhku pada tiang gudang ini, kemudian membekap mulutku menggunakan kain.

ANGKASA [ #1 PWR Series ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang