Angkasa - Part 17 : Iri atau Cemburu?

1.5K 78 0
                                    

Rintik-rintik hujan yang jatuh dari atas sana benar-benar mewakili perasaanku sekarang. Mengapa alam sangat senang membuatku hanyut dalam kesedihan? Aku bahkan bingung, sebenarnya apa yang sudah membuatku jadi seperti ini? Apa yang sudah terjadi?

Ku lihat arloji yang berada ditangan kiriku. Sabar, waktu untuk memasuki jam istirahat tinggal 2 menit lagi. Entah apa saja kegiatan yang aku lewati selama beberapa jam pelajaran. Tak ada satupun yang masuk ke otakku, sepertinya nanti malam aku harus berusaha keras untuk belajar dari teman sekamar di asrama.

(( Kringg!' ))

Bel istirahat, momen yang aku tunggu dari tadi akhirnya berbunyi, aku bernafas lega tapi hujan masih saja membuatku tak pernah tenang.

"Sya" Shania menepuk pelan pundak ku dan aku menoleh kearahnya.

"Hm?"

"Lo kenapa?"

"Gapapa"

Shania terdiam sejenak, memandangku dengan aneh, mungkin karena tak biasanya aku seperti ini.

"Tasya yang gue kenal, ga pernah kaya gini"

Aku tak mempedulikan penuturan Shania dan kembali memandang kosong kearah dinding.

"Lo berubah"

"Engga tuh"

"Lo yakin kita sahabat?"

Kini aku merubah posisi dudukku, menghadap kearah Shania.

"Iyalah, kenapa sih?"

"Kalo emang kita sahabat, ga mungkin lo ngerahasiain sesuatu dari gue"

Aku terdiam, merasa sedikit bersalah pada Shania. Ini bukan kesalahannya, tapi aku jadi ikut-ikutan tak mau bicara padanya sejak tadi pagi. Aku sudah terlalu egois sekarang, ini bukan lah aku.

"Maaf Shan, aku cuma lagi-"

Perkataanku tertahan sampai disitu, aku tidak mau mengatakan diriku sedang galau sekarang. Anak itu pasti akan tertawa terbahak-bahak setelahnya. Tidak, itu bukanlah ide yang bagus.

"Gue tau lo punya masalah sama kak Angkasa, kalo mau cerita silahkan kalo gamau ya itu hak lo, gue siap kapan aja nerima curhatan lo"

Aku memejamkan mataku sejenak, aku bahkan tak yakin bahwa apa yang kurasakan sejak semalam itu adalah suatu hal yang.jelas?

"Aku bingung Shan, aku ga biasanya gini"

"Kenapa?"

"Entah kenapa, sejak aku tau kak Angkasa deket sama cewe itu.." Aku terdiam sejenak, berusaha untuk terus fokus dan Shania masih setia menungguku berbicara hingga aku selesai.

"Rasanya aku kaya ga terima"

Shania tertawa mendengar curhatanku, sontak aku mengerutkan dahiku bingung, mengapa gadis ini malah tertawa? Tidak ada kalimat yang lucu, kan?

"Malah diketawain"

"Habisnya, ini pertama kali gue liat lo galau, gara-gara cowok lagi"

"Engga juga tuh!"

Shania menoyor kepalaku,"terus apa bego!?"

Aku mengerucutkan bibirku sebal, merapikan kembali poniku yang berantakan. Sejujurnya, aku tidak suka siapapun termasuk Shania menoyor kepalaku, tapi apalah daya, Shania itu termasuk gadis bar-bar yang tidak bisa aku larang sedikitpun, ia akan balik marah jika aku melakukan itu. Dasar aneh.

Shania memicingkan matanya, seakan-akan otaknya sedang memikirkan sesuatu hal yang tidak aku ketahui. Terserah saja, dia juga gadis yang aneh, itu sudah biasa ia lakukan.

ANGKASA [ #1 PWR Series ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang