Author POV
"Azka, lo gue cariin ternyata disini ya"
Azka menatap datar Gilang sembari mengunyah cemilan pedas kesukaannya. Azka tentu saja kesal karena Gilang selalu datang disaat ada makanan, disitu ada makanan, maka disitu pula ada Gilang. Entah itu sebuah kesialan Azka, keberuntungan Gilang, kebetulan yang tak terduga, atau malah memang Gilang punya indra penciuman yang sangat tajam.
"Sana lo, jangan ganggu gue"
"Duh mas Azka, bagi dong"
Sudah Azka duga, Gilang akan meminta cemilannya dengan segala bentuk perilaku menjijikkannya itu. Supaya apa seperti itu? Agar si pemilik cemilan merasa jijik dan akhirnya pasrah memberikan makanannya supaya Gilang diam.
"Makaseh, gue kesini bukan mau makan sebenernya, tapi karna lo ada makanan, yaudahlah sekalian"
"Diem lo"
"Lo tau ga Zka? Ada berita terhangat"
"Gue bukan emak-emak gosip"
"Halah, ga seru lo, ini tuh tentang perkembangan Angkasa"
Azka mengernyit, jika sudah membawa Angkasa, maka Azka merasa mustahil jika Angkasa memiliki perkembangan baik. Dia itu kan manusia yang seperti tak punya kehidupan, tak memiliki semangat menjalani hidup, mukanya datar sama kayak hidupnya, tak ada yang spesial dari makhluk menyebalkan itu, tapi entah kenapa jika dibandingkan dengan Gilang dan Azka, Angkasalah yang paling terkenal. Bahkan sampai disebut sebagai "ketua OSIS idaman", "The Golden Boy" Bla bla segala macam sebutan.
"Kenapa tuh bocah?"
"Ada satu cewek yang berhasil bikin dia banyak omong"
"Hah? Siapa?"
"Tasya, adik kelas kita, kelas sepuluh"
"Serius lo? Kok bisa?"
"Ya bisa aja, kan? Lagian itu cewe tingkat ke bar-barannya melebihi batas wajar. Masa dia berani nimpuk kepala Angkasa pake bola voli, terus tuh cewe juga ga segan-segan marahin Angkasa didepan umum, Angkasa juga pernah ditimpuk berkali-kali pake bantal"
Yang Azka rasakan pertama kali saat mendengar ucapan Gilang adalah kagum. Kagum dengan gadis itu karena ia satu-satunya gadis yang berani mengganggu kehidupan Angkasa yang kelewat lurus. Sejauh ini tak ada satupun yang berani memarahi, mengganggu, menimpuk Angkasa kecuali mamanya.
"Wagelaseh"
"Dia satu-satunya cewek yang bisa bikin Angkasa emosi, banyak omong, cerewet, naikin nada suara, dan tersenyum"
"Gue jadi penasaran sama cewe itu"
"Kenapa? Lo mau nikung ya?"
Azka menoyor kuat kepala Gilang karena sudah berbicara sembarangan mengenai niatnya.
"Gila lo, kalopun iya gue mau nikung, emang Angkasa suka ama tuh cewe? Lagian bayangan masa lalu dia selalu menghantui tuh"
"Memang ya, mantan kalian berdua tuh ga pernah biarin kalian hidup normal"
"Gue juga mau nemuin cewe yang bisa merubah kehidupan pahit gue"
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASA [ #1 PWR Series ]
Fiksi Remaja[ Selesai Revisi ] Angkasa Alandra Prawira, pria jangkung berkulit putih dengan sifat kalem. Menjabat sebagai ketua OSIS dan berposisi penting dalam tim basket membuat namanya melejit hebat. Pandai dalam hal akademik dan non-akademik membuat dirinya...