Angkasa - Part 42 : Pergi

1.2K 65 0
                                    

Author POV

"Sya, gue kangen sama lo yang berisik, gue kangen lo yang marah waktu gue isengin, gue bener-bener kangen lo yang dulu"

Shania sudah benar-benar lelah dengan perilaku Tasya yang sudah benar-benar berubah. Kemarin Tasya langsung memeluk Shania saat ia baru saja masuk ke dalam kamar, menangis sejadi-jadinya, hingga Claudia dan Dina pun harus turun tangan untuk menenangkan gadis ini.

"Sya-"

"Aku balik"

Acha menutup kasar bukunya dan memasukkannya ke dalam ransel baby blue nya itu dan berjalan menjauh. Mereka berdua sedang ada urusan diluar

"Tasya tungguin!"

Terlambat, ternyata Acha sudah naik ojek online. Shania menghela nafasnya kasar. Ya sudahlah, semua sudah terjadi. Tinggal waktu yang akan menyembuhkan segalanya.

Tasya POV

Sudah dua bulan lamanya aku tak lagi berkomunikasi dengan Angkasa. Angkasa yang benar-benar keterlaluan, Angkasa yang menciptakan sebuah luka, Angkasa yang menyakiti terlalu dalam. Aku lelah dengan semua rasa sakit yang tak kunjung membaik. Luka ini tak kunjung sembuh, dan aku harus selalu tersiksa untuk waktu yang lama.

Bulan desember, bulan ini lebih sering mendung daripada cerah, dan itu seperti mewakili perasaanku disetiap harinya.

Liburan sebentar lagi tiba dan aku tidak bisa menunggu karena aku ingin segera menenangkan hati dan pikiranku secepatnya. Aku ingin memulihkan perasaanku segera.

Disini aku termenung, di halte sendirian dengan koper dan tas ransel yang ku bawa, aku akan pulang ke Bandung atas izin dari kepala sekolah. Aku akan mengucapkan kata selamat tinggal pada kota Solo untuk sementara waktu. Setidaknya, Angkasa sebentar lagi akan lulus dan dia akan pergi dari sekolah itu. Kenangan memang akan selalu ada, namun itu lebih baik daripada harus bertemu dengan orang yang telah menciptakan luka disetiap harinya.

Kenangan indah itu, kenangan yang seharusnya menciptakan sebuah senyuman, tawa, dan rasa rindu yang begitu berat, itu mustahil. Kenangan indah itu hanya akan mengingatkan kita kembali pada luka lama yang belum sembuh seutuhnya.

Aku hanya ingin berharap, hari-hari yang aku jalani di Bandung membuatku merasa lebih baik dari sekarang.

⋇⋆✦⋆⋇

Author POV

Shania menangis sejadi-jadinya saat ia tak melihat baju-baju Tasya berada didalam lemari, sepatu, maupun koper dan tasnya tidak ada dikamar. Kemana Tasya?

Shania sudah menanyakan hal ini kepada kepala sekolah, tapi kepala sekolah mengatakan bahwa Tasya izin untuk kembali ke Bandung.

Shania juga kesal karena Tasya pergi tanpa pamit terlebih dahulu padanya maupun teman sekamarnya yang lain. Mengapa Tasya bisa melupakan sahabatnya disini?

"Udahlah Shan, Tasya juga butuh ketenangan, dia pasti punya alasan kenapa dia ga pamit"

Shania menghapus air matanya yang telah membasahi kedua pipinya,

"Masalahnya, Tasya gak ngabarin lewat pesan juga, Clau"

"Udahlah, yuk kita balik ke kelas"

ANGKASA [ #1 PWR Series ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang