Angkasa - Epilog

2K 83 0
                                    

"Hiks, Angkasaaa pulanggg"

"Kamu kenapa, Cha? Aku masih sibuk nih"

"Gak mau tau, aku mau kamu pulang" Isakku kepadanya.

"Bentar lagi aku pulang, kamu kenapa sih?"

"Hiks.. Cepetann"

"Iya iya, sabar ya sayang"

Tanpa mengatakan apa-apa, aku langsung memutuskan panggilan secara sepihak.

Sejak tadi pagi aku terus merasa mual dan muntah-muntah, merasakan pusing yang sangat menyiksa. Padahal semalam aku merasa baik-baik saja. Ini tidak mungkin penyebabnya karena terlalu lelah melayani Angkasa semalam, bukan? Tidak, itu sudah pasti bukan penyebabnya.

Aku masih belum sanggup meredakan tangisan, entah kenapa aku jadi sangat membutuhkan Angkasa disampingku. Aku merindukannya, padahal sebelum-sebelumnya aku tidak masalah jika ditinggal kerja atau malah ditinggal keluar negeri.

Apa mungkin karena cuaca di kota Los Angeles hari ini sedang dingin. Itu juga tidak mungkin, sudah hampir setengah tahun aku tinggal disini, masa baru sekarang merasakan meriang karena kedinginan?

Apapun itu, aku butuh kamu Angkasa!

"Acha sayang, diminum dulu tehnya ya?"

Aku mengangguk dan meminum teh hangat itu dibantu oleh mama. Untungnya mama sabar menghadapi aku yang merepotkan ini. Aku jadi merasa tidak enak sama mama.

"Kayanya kita harus ke dokter deh, Cha"

Aku menggeleng dengan masih memijit dibagian pelipisku,

"Engga ma, Acha gapapa kok"

"Tapi Cha, kondisi kamu ga bisa di sepelein"

Aku menatap mama yang sudah khawatir, sebisa mungkin aku tersenyum agar mama tak lagi merasa panik,

"Aku gapapa kok, Ma"

Mama memijit dibagian tengkuk leherku.
Aku merasa bahwa perutku mual lagi, kepalaku malah semakin menjadi sakitnya.

Spontan aku langsung beranjak dari kasur dan berlari ke kamar mandi. Memuntahkan semua yang ada diperutku, namun hanya ada cairan putih saja yang keluar, sejak tadi aku belum ada mengisi lambungku. Apa mungkin aku beneran sekadar meriang? Tapi, kenapa aku merasa bahwa sakitku ini benar-benar berbeda dari biasanya, aku juga merasa ada sesuatu yang mengganjal diperutku.

"Tuh kan Cha, ayolah, kita ke dokter aja"

Aku menggeleng, dan memutuskan untuk kembali ke kasur setelah sudah mencuci muka.

Aku memilih untuk membaringkan tubuhku, mungkin saja akan lebih baik nantinya.

"Kamu yakin Cha gamau dibawa ke dokter?"

Lagi, aku menggeleng sembari tersenyum,

"Acha nunggu Angkasa pulang aja, Ma" Aku masih bersikeras.

"Bandel banget sih kamu, Cha"

Aku hanya tersenyum, aku mulai memejamkan mataku perlahan, ditambah lagi elusan tangan mama pada keningku berhasil membuatku terbuai.

"Assalamualaikum! Acha!"

Mendengar suara bass dari luar sana membuat mataku spontan terbuka kembali, pintu kamar terbuka dan memperlihatkan sosok Angkasa dengan jas dokter yang masih melekat ditubuhnya.

Aku membangkitkan tubuhku, beranjak dari tempat tidur dan langsung berlari kearah Angkasa.

"Angkasa!"

ANGKASA [ #1 PWR Series ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang