Banyak orang bilang, saat kamu sedang merasakan jatuh cinta, maka semua hal di dunia ini akan terasa sangat indah. Bahkan cacian, makian pun serasa seperti kalimat-kalimat yang mampu membuat kita merasa tersanjung. Seakan-akan, kita telah diracuni oleh kekuatan cinta. Dimana saja, kapan saja, dan sedang apa saja, bibir ini terasa tak ingin berhenti untuk terus tersenyum. Memikirkan seseorang yang kita cintai saja sudah berhasil membuat pipi memanas, apalagi jika sudah membayangkan senyuman indahnya yang begitu menggoda. Mungkin, bagi beberapa orang, sejelek apapun seseorang yang kamu cintai itu, tetap saja dimatamu, dialah yang paling cantik atau tampan dihatimu. Kamu sudah teracuni.
Mood serasa naik apalagi saat melihatnya langsung. Jantung berdetak tidak normal, salah tingkah, gagal fokus, dan pipi memerah adalah resiko besar jika sedang berada didekatnya, dan tugas kita hanya menyembunyikan perasaan itu.
Lebih bahagia lagi saat dirinya yang engkau cintai, juga mencintaimu. Apalagi yang harus ditakutkan? Patah hati? Perjuangan yang sia-sia? Lelah dan menyerah? Itu tidak akan terjadi.
Begitu pula dengan apa yang aku rasakan saat ini.
Aku merebahkan tubuhku diatas ranjang, memeluk boneka kesayanganku yang sudah kubawa kemana-mana sejak masih duduk dibangku sekolah dasar, yang sudah menjadi temanku saat kesepian, dan teman curhat. Aku sangat menyayanginya sebesar rasa sayangku kepada Angkasa.
"Yang lagi jatuh cinta itu ya, senyum terus daritadi"
"Tau tuh biasanya juga jutek banget tiap hari"
Itu adalah obrolan dari dua teman sekamarku yang sekarang sedang menatapku tersenyum. Mereka ikut gembira dengan kabar tadi malam.
"Tasya!"
Pintu terbuka dengan kasar dan Shania dengan seenaknya menjatuhkan bokongnya diatas ranjangku.
"Nih!"
Aku bangkit dari aktivitas rebahanku dan meraih sekantong plastik putih yang lumayan besar. Aku menatap Shania heran karena banyak sekali cemilan, beberapa susu kotak, dan juga sereal.
"Siapa yang kasih?"
"Calon pacar"
"Angkasa ya?"
"Yaiyalah masa si Tio"
Aku bergidik ngeri saat Shania menyebut nama Tio disini. Mendengar namanya saja sudah cukup membuat bulu kuduk berdiri, apalagi melihatnya langsung didepan mata.
Biar ku beritahu, Tio adalah siswa kelas sebelas yang terkenal pintar dan menjadi juara kelas di kelas sebelas IPA empat, sering memenangkan cerdas cermat, menjadi kesayangan para guru, dan disenangi oleh banyak teman perempuannya.
Karena sangking seringnya ia bermain dengan perempuan, ia jadi salah langkah alias lumayan belok. Meski kami para kaum perempuan bukan jadi incaran gangguan untuknya, tetap saja saat melihat ia menggoda siswa-siswa membuatku jadi jijik sendiri.
Jika Tio sudah bertemu dengan siswa-siswa kelas dua belas apalagi jika sudah bertemu dengan kak Gilang dan gengnya, habis sudah tenaga Tio untuk mengomeli siswa-siswa itu.
"Jangan bawa-bawa Tio ih!"
Shania terkekeh,"iya dah, gue tau itu mimpi buruk buat lo"
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASA [ #1 PWR Series ]
Novela Juvenil[ Selesai Revisi ] Angkasa Alandra Prawira, pria jangkung berkulit putih dengan sifat kalem. Menjabat sebagai ketua OSIS dan berposisi penting dalam tim basket membuat namanya melejit hebat. Pandai dalam hal akademik dan non-akademik membuat dirinya...