Tale Nine
"Dulu aku tidak punya alasan untuk melindungi seseorang dan bertindak semauku. Namun kini aku menemukanmu yang membuatku ingin melindungimu."
The K2
"Ini ... apa?" Raka menatap cah brokoli yang dicampur dengan sayuran lain serta beberapa daging dan sosis. Tampilannya cukup menggiurkan, namun melihat wajah sangsri Rachel, Raka juga ikutan sangsri.
"Resep baruku. Kamu yang pertama coba."
Mata Raka menyipit. "Kalau nggak enak gimana? Aku muntahin ya." Buru-buru dia meralat ucapannya ketika melihat raut wajah Rachel berubah masam. "Pastinya enak, kok. Masakan kamu kan memang yang terbaik."
Raka menyuap sesendok cah brokoli tersebut lalu mengunyahnya. Sesekali dia mengangguk lalu kembali menyuap sesendok lagi. Meski dia tidak terlalu suka sayuran, namun masakan Rachel pengecualian. Cah brokolinya terlalu enak, apa Rachel juga sering menyuruh Adam mencicipi resep barunya?
"Kenapa? Nggak enak?" Rachel yang sedari tadi memperhatikan Raka mendadak jadi khawatir.
Raka tersenyum. "Nggak, enak kok. Banget malah. Kamu pasti banyak belajar, soalnya dulu masakanmu nggak seenak ini."
Senyum Rachel merekah lebih lebar hingga mau tak mau Raka ikut tersenyum lebar juga. Beberapa pengunjung kafe yang datang untuk sarapan langsung menatap Raka terpesona, seolah Raka adalah malaikat yang turun ke bumi.
"Hari ini kamu mau ngajar?" Raka menatap Rachel dari atas hingga bawah.
Rachel mengangguk. "Iya, nanti jam delapan aku berangkatnya." Kemudian dia melihat jam tangan yang menunjukan pukul setengah delapan pagi. "Kamu nggak kerja?"
Raka nyengir lebar. "Kerja, kok. Tapi nanti siang. Nggak bakalan ada yang marah kalau aku telat juga."
Sontak saja Rachel mencibir, mentang-mentang Raka bosnya, lelaki itu bersikap seenak jidat. Bahkan Rachel heran, kenapa orang semalas Raka bisa menjadi CEO yang rasanya sungguh tidak mungkin mengingat usia Raka baru menginjak kepala tiga.
"Terserah ..."
Raka sengaja mengantar Rachel ke sekolah lalu pergi ke kantornya setelah berjanji akan menjemput Rachel nanti. Raka bahkan tidak menghiraukan gerutuan Rachel yang tidak ingin merepotkannya.
"Ahh, gimana kalau nanti kita punya anak? Pasti menyenangkan," gumam Raka saat melihat beberapa anak kecil memeluk pinggang Rachel.
Senyum di wajah Raka tidak luntur meski dia sudah sampai di kantor. Sesekali dia membalas sapaan para karyawan, suasana hatinya pagi ini cukup bagus. Allen sampai kebingungan melihatnya, belum pernah dia melihat bosnya sebahagia itu.
"Kamu baik-baik saja?" tanya Allen, menyimpan map merah di meja Raka. "Sesuatu terjadi? Reina nyariin kamu tadi."
Mata Raka berbinar ketika menatap Allen. "Aku baru saja sarapan bersama Rachel, cah brokolinya sangat enak lho. Reina saja kalah."
Allen menaikan sebelah alis, pantas saja bosnya itu terlihat begitu bahagia pagi ini. Rupanya Raka menemui Rachel, tapi pagi-pagi sekali? Orang yang sedang jatuh cinta memang sangat menakutkan, pikir Allen muram. Tetapi sejak kapan Raka suka makan sayuran? Setahunya bosnya itu paling anti pada sayuran apalagi brokoli.
Mendadak senyum di wajah Allen terukir, sepertinya Raka akan menuruti semua yang dikatakan Rachel. Dia berharap, dengan kehadiran Rachel dalam hidup Raka bisa membuat bosnya itu kembali normal—dalam artian, Raka tidak akan menyakiti siapa pun lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masquerade Angel
RomanceMasquerade Angel itulah julukannya. Semuanya tak lagi sama seperti dulu. Ketika dirinya harus kembali berhadapan dengan masa lalunya yang kelam. Ketika keadaan menjadi terbalik karena sekarang dirinyalah yang selalu menyakiti orang-orang. Ketika hat...