Tale Nineteen

172 29 0
                                    

Tale Nineteen

"Aku sangat menginginkanmu, tapi aku juga ingin melepaskanmu dalam waktu yang sama."

Raka Alexander

"Saya dengar keluargamu juga sedang berlibur di sini?" David bertanya pada Adam saat sarapan pagi bersama.

Adam mengangguk. "Iya, Papa saya kebetulan ada seminar jadi semua keluarga berlibur ke sini."

"Nggak diajak ke sini?" David tersenyum kecil sambil melirik Raka yang sedari tadi hanya diam sambil memandangi jus jeruk di hadapannya. "Kalau digabung bisa rame, lho." Setelah mengatakan hal tersebut David harus meringis kesakitan karena Nathan menginjak kakinya.

"Rencananya mereka bakal ke sini kalau seminarnya sudah selesai."

Hening seketika, tidak ada yang mau membuka suara. Adam yang melihatnya hanya mengernyit bingung. Semua pandangan tertuju pada Raka, jelas kedatangan keluarga Alexander pasti berdampak buruk pada emosi Raka. Meski sudah dewasa,  Raka masih tidak bisa mengerti semua jika menyangkut keluarga kandungnya.

Pandangan Adam tertuju pada Rachel. "Mama ingin sekali ketemu sama kamu. Kebetulan kamu lagi ada di sini, nanti ikut aku ketemu sama Mama, ya?"

Rachel langsung kelabakan. "Apa? Oh, eh ..." Dia tidak tahu harus menjawab apa. Bertemu dengan Mama Adam juga ibu kandung Raka, yang benar saja?!

"Rafa juga, mereka ingin ketemu sama kamu nanti siang."

Rachel bingung haruskah dia menolak atau menerima ajakan Adam. Namun memikirkan bertemu dengan keluarga Adam membuat Rachel sangat ragu. Bukan karena tidak enak pada Raka, namun Rachel merasa tidak ingin bertemu dengan keluarga Adam.

"Lihat nanti saja." Akhirnya Rachel menjawab, mengabaikan raut wajah kecewa Adam. "Moga aku bisa ikut."

"Memangnya kamu mau ke mana? Ada janji, ya?"

"Raka, bilang nanti sore pulang. Dan Zetta terus meneleponku untuk membawa oleh-oleh. Dia nggak mau kerang dari laut."

Adam kembali cerah. "Aku bisa nemenin kamu cari oleh-oleh, terus sekalian ketemu sama Mama-Papa, sorenya kita pulang ke sini."

David menyimpan sendok secara kasar, sekilas melirik Raka yang masih saja diam, kemudian menatap Adam tajam. "Kenapa, sih, kamu ini maksa banget?" Dia berusaha menahan kesal. "Kamu ingin mengenalkan Rachel sebagai siapamu saat bertemu dengan Nyonya Riana? Teman? Apa mereka akan percaya? Jika pun kamu mengenalkannya sebagai teman, Nyonya Riana pasti akan membujuk Rachel agar menjadi istrimu!"

Adam tertegun mendengar penuturan David, lelaki itu tampak emosi padahal yang harusnya marah bukan David tetapi Raka.

"Dave!" Aidan menatap tajam David, menyuruh lelaki itu untuk menutup mulut.

"Kenapa? Memang benar, kan? Bagaimana jika Rachel nggak suka sama Adam tapi dipaksa menikah?" Tatapan ramah David hilang kali ini. "Orang asing tetap saja orang asing. Raka akan ikut Aidan, kamu bersamaku menemui Kaijou Shensu. Apa gunanya kamu di sini kalau bukan menggantikan Raka."

Adam hanya terdiam, dia menyadari kalau David tidak menyukainya meski sejak awal David selalu bersikap sangat ramah padanya.

David berdiri. "Kalau sarapannya sudah selesai, cepat pergi ke depan." Kemudian dia pergi begitu saja.

Aidan dan Nathan langsung memandang Adam penuh permohonan. "Maaf atas sikap David, mungkin dia sedang ada masalah. Sebab itu bicaranya melantur ke mana-mana."

Adam tersenyum meski perasaannya masih tidak enak. "Nggak apa-apa, kok." Setelah menatap Rachel, Adam permisi undur diri untuk menemui David, dari tatapannya Adam sangat berharap Rachel mau ikut bersamanya.

Masquerade AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang