Tale Fiveteen
"Jangan sia-siakan waktu bersama sahabat yang selalu ada untuk kita. Pada suatu saat kita akan merindukannya."
Stand by Me Doraemon
"Raka, jangan diam terus. Kau harus membantu kami menyelesaikan ini," kata Sky mengguncang bahu Raka yang sedari tadi asik membaca komik sambil sesekali tertawa tidak jelas.
"Raka!" panggil Sky, lagi-lagi tidak dipedulikan oleh Raka.
Revan memandang Sky dan Raka lalu mendesah. "Sudahlah, Sky. Percuma juga kau meminta bantuan pada Raka. Dia tidak akan memedulikanmu."
Sky merengut. "Tapi kita harus menyelesaikan tugas ini sekarang. Kalau Mr Gibson marah bagaimana? Aku tidak mau tanggung jawab! Biar Raka saja yang disalahkan."
Revan hanya mengangguk, terlalu pusing menghadapi Sky dan Raka. Meski mereka bersahabat baik, tapi mereka tidak pernah akur. Sky ingin selalu bekerja sama sedangkan Raka terlalu cuek. Terkadang Revan bosan menjadi penengah di antara mereka.
"Alexander!" panggil Mr Gibson, rupanya menyadari kalau sedari tadi Raka tidak memperhatikan atau pun mengerjakan tugas. "Bisa jelaskan kembali apa yang saya katakan sepuluh menit yang lalu?"
Raka mengerjap, buru-buru menutup komik lantas melihat ke sekeliling. Semua orang sedang memandangnya. "Eng, Sir." Keningnya berkerut, sekilas melirik Revan yang duduk di sampingnya. "Revan berbisik pada saya, katanya dia sangat ingin menjelaskan materi yang baru Anda jelaskan."
Revan melongo sesaat, Raka memang sangat pintar mengelak hingga rasanya Revan ingin memukul lelaki itu.
"Benar begitu, Renero?! Sekarang coba jelaskan materi yang saya terangkan."
Revan berusaha untuk menahan kekesalannya, setelah melirik Raka dengan tatapan tajam, dia kembali menjelaskan secara singkat materi yang diterangkan oleh Mr Gibson.
"Aww, sakit!" rengek Raka, saat Sky menyikut rusuknya. Beruntung suasana kantin sedang ramai sehingga tidak ada yang melihat kelakuan bar-bar Sky.
Perempuan itu melotot hingga membuat Raka ketakutan. "Rasakan! Seenaknya menyuruh Revan menjelaskan materi Mr Gibson. Kalau Revan tidak tahu bagaimana?"
Raka memutar bola mata. "Tapi Revan tahu, kan? Dia murid paling pintar di sekolah, dia pasti tahu segala hal tentang pelajaran. Betul tidak, Revy?"
Sky meneloyor kepala Raka lalu merangkul Revan. "Jangan coba-coba mengkambing hitamkan Revan lagi. Aku akan memberimu perhitungan kalau kau berani melakukannya."
Raka mendesis, kesal karena terus disalahkan meski dia memang salah. "Kenapa sih kau bersikap seperti pacarnya Revan?!"
Revan dan Sky sontak terdiam. Sejak saat itu keadaan jadi berubah, Sky selalu menjauh tidak lagi dekat dengan Raka dan Revan, tidak lagi sedekat dahulu. Revan sangat menyadarinya, Sky perlahan menjauh, dia bahkan jarang mendapati Sky masuk sekolah seperti biasa. Raka sama sekali tidak peduli hanya berkata: mungkin Sky ada urusan lain sehingga tidak bisa masuk sekolah dan kumpul bersama mereka lagi.
Hingga hari itu, karena penasaran dan cemas, Revan pergi ke rumah Sky. Setahunya perempuan itu tinggal bersama ibunya yang gila kerja. Namun saat dia sampai, dia sangat shock melihat Sky jatuh berlumuran darah. Yang membuatnya lebih shock adalah, Raka berdiri di depan Sky dengan pisau di tangan.
Raka menoleh, tatapannya kosong, tidak lama kemudian terdengar suara sirine disusul oleh banyak orang termasuk ibu Sky yang histeris melihat keadaan anaknya.
Kejadiannya terlalu cepat, Revan tidak bisa berpikir apa pun. Sky terluka dan dia melihat Raka sedang memegang pisau. Apa mungkin Raka membunuh Sky? Tapi kenapa Raka membunuh Sky? Apa salah Sky? Yang Revan tahu dari diari Sky, bahwa perempuan itu sudah lama menyukai Raka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masquerade Angel
RomanceMasquerade Angel itulah julukannya. Semuanya tak lagi sama seperti dulu. Ketika dirinya harus kembali berhadapan dengan masa lalunya yang kelam. Ketika keadaan menjadi terbalik karena sekarang dirinyalah yang selalu menyakiti orang-orang. Ketika hat...