Twenty Two

301 30 5
                                    

Twenty Two

"Aku berharap kau pun merasakan rasa sakit yang sama seperti rasa sakit yang kuderita. Aku hanya ingin kau mengambil semua lukaku meski hanya untuk sehari saja."

You Like Me - Kim Bo Kyung

Rachel membereskan barang-barang lalu keluar dari dalam ruang guru. Dia tidak melihat sekumpulan ibu-ibu yang biasa ribut memperhatikan Raka. Tentu saja, pikir Rachel. Sudah seminggu ini Rachel tidak melihat keberadaan Raka, lelaki itu hanya mengiriminya pesan sesekali.

"Hei." Adam melambaikan tangan pada Rachel seraya tersenyum lebar.

Rachel menghampiri Adam. "Hei, kenapa kamu ada di sini? Kurasa Cloe sudah dijemput sama Ana."

Adam tersenyum lebar. "Aku nggak jemput Cloe, aku mau ngejemput kamu pulang. Ayo!"

"Tapi ..." Rachel tidak kuasa menolak saat Adam membukakan pintu mobil. Secara tidak langsung menyuruh Rachel untuk masuk ke dalam. Terpaksa Rachel naik mobil Adam meski sebenarnya dia enggan.

"Ada apa?" Adam bertanya saat melihat wajah murung Rachel. "Terjadi sesuatu di sekolah?"

"Nggak ada apa-apa, kok."

Adam hanya mengangguk. "Kita mampir dulu ke rumah, ya. Ada yang mau aku ambil biar nggak bolak-balik ke apartemen."

Rachel hanya mengangguk. Hening untuk waktu yang cukup lama, Rachel melihat lurus ke depan sedangkan Adam tampak gusar.

"Rachel, kudengar dari Rafa kalau dulu kamu dekat dengan saudara kembar Rafa."

Rachel langsung menatap Adam, kenapa tiba-tiba lelaki itu bertanya tentang saudara kembar Rafael? "Kenapa memangnya?"

Adam terlihat ragu sesaat lalu mendesah. "Aku mengira jika Raka Alexander yang meninggal sebelas tahun lalu itu masih hidup. Dan kupikir Naraka orangnya. Kurasa mereka orang yang sama."

Kening Rachel berkerut dalam, sekilas Rafael dan Raka memang terlihat mirip, namun setelah sekian tahun kenapa Adam baru menyadarinya sekarang? "Kenapa memangnya kalau mereka orang yang sama?"

Kali ini Adam benar-benar menatap Rachel bingung. "Jadi, Naraka itu ... Raka?"

Rachel terkekeh pelan. "Aku kurang tahu, seperti kata Rafa. Aku nggak pernah berkomunikasi dengan Raka atau Rafa sejak sebelas tahun lalu." Dia jujur untuk yang itu, namun dia tidak mungkin mengungkapkan semuanya pada Adam mengenai Raka. Terlebih seminggu ini pikiran Rachel kacau gara-gara perkataan Revan, ditambah hilangnya Raka.

Mobil berhenti di depan rumah minimalist dengan taman hijau luas. Rachel ikut turun. Langsung menyesal saat melihat sosok Riana tengah berdiri menatap kolam ikan dengan pandangan kosong. Buru-buru wanita paruh baya itu tersenyum lebar saat menyadari keberadaan Rachel dan Adam.

"Ahh, kamu pasti Rachel yang sering diceritain sama Adam." Riana menyambut Rachel dengan hangat, wajahnya tidak secerah biasanya.

Rachel langsung membungkuk sedikit sambil mengulurkan tangan. "Sore, Tante. Iya, saya Rachel."

Riana balas menjabat tangan Rachel. "Ahh, nama yang cantik secantik orangnya. Jadi, kamu ini pacarnya Adam?" Riana salah paham saat melihat kediaman Rachel, wanita paruh baya itu pikir kalau Rachel memang pacarnya Adam.

"Apaan sih, Ma!" seru Adam. "Rachel bukan pacar aku, tapi calon istri aku." Adam nyengir super lebar dibalas gelengan kepala oleh Riana, jelas wanita itu sangat senang.

Sedangkan Rachel diam mematung. Kata-kata David benar, seharusnya dia tidak datang menemui Riana bersama Adam.

"Jadi kapan kalian mau menikah? Atau setidaknya bertunangan?" Riana menatap Rachel dan Adam secepatnya.

Masquerade AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang