Tale Thirteen

194 24 2
                                    

Tale Thirteen

" Saya tidak akan segan-segan untuk memberi perhitungan pada Anda jika Anda berani membuat Rachel meneteskan air mata."

Adam Anthony Fernando

"Astaga, Raka!! Sudah kubilang jangan kabur seenaknya!" teriak Reina hingga membuat burung hantu di pohon belakang rumah terbangun.

Raka nyengir lebar, dia menggaruk rambut. "Aku bukan kabur, tapi pergi ..."

"SAMA SAJA!!!"

Raka langsung melangkah mundur sambil melindungi Noah dari teriakan tak mengenakan nenek lampir bernama Reina. "Memangnya kenapa? Aku bosan. Lagi pula aku sudah sembuh, lihat, aku baik-baik saja, kan?"

Langkah Reina yang semula hendak memukul kepala Raka mendadak terhenti saat melihat anak kecil yang berdiri di belakang Raka dengan ketakutan. Sontak, matanya terbelalak kaget, sejak kapan Raka menghamili seorang wanita?

"Ya Tuhan!! Siapa wanita yang kamu hamili, hah?! Teganya kamu nggak bertanggung jawab!"

Raka memandang Aidan dan Allen, berusaha untuk meminta bantuan mereka agar menjinakkan Reina atau setidaknya meredakkan amarah wanita itu. Namun sayangnya Aidan dan Allen kurang peka, mereka sama terkejutnya saat melihat anak kecil yang datang bersama Raka.

"Kasihan sekali." Reina menarik Noah lalu membelai kepala anak kecil itu. "Apa kamu lapar? Apa Raka memperlakukanmu dengan jahat? Lihat penampilanmu, ya ampuun. Ada lebam juga, pasti sakit. Siapa orang yang tega menyakitimu, hem?" Kemudian pandangan Reina tertuju pada Raka.

Raka memutar bola mata. "Meski aku suka memukuli banyak orang, tapi kalau untuk anak kecil, mana mungkin aku melakukannya."

Reina mencibir, "Alasan. Terus di mana kamu dapat anak ini?"

Lantas, Raka menceritakan semua tentang Noah, tentang kemampuan anehnya yang bisa membaca pikiran, juga pemikiran Raka bahwa Noah diusir dari rumah setelah disiksa oleh ayahnya, karena tidak tega meninggalkan Noah sendirian, apalagi Noah itu anak yang istimewa, maka dari itu Raka mengajak Noah pulang bersamanya ke rumah. Sontak saja Reina menggeram, merasa begitu sedih dengan nasib Noah.

"Beraninya mereka menyiksa dan mengusir anak kecil?!" Reina memeluk Noah penuh haru sambil sesekali mengumapati orangtua yang tega membuang anaknya sendiri.

Noah hanya mengerjap, tidak tahu harus melakukan apa.

Senang perhatian Reina teralih, Raka segera pergi ke kamar untuk mengganti baju dengan kaus biasa. Sudah cukup dia diperhatikan oleh banyak orang karena pakaiannya yang aneh, bahkan Rachel pun kebingungan karena Raka memakai baju rumah sakit yang serba biru.

Ketika Raka keluar kamar, dia melihat Noah sudah berpakaian dengan layak, tidak sekumal tadi, kalau dilihat-lihat, Noah bahkan terlihat tampan meski usianya masih sangat kecil. Reina benar. Hanya orang bodoh yang membuang anak seistimewa Noah.

"Kenapa kamu membawa Noah ke sini? Nggak seperti kamu yang biasanya." Aidan duduk di samping Raka, memperhatikan Reina yang begitu telaten menyuapi Noah dan Arka bergantian.

"Kurasa Noah bukan orang sembarangan," timpal Allen, ikut memperhatikan Noah yang masih bersikap canggung. "Anak itu bukan berasal dari keluarga miskin. Pemikirannya juga terlalu dewasa untuk anak seumuran dia."

Raka mendesah, "Aku nggak tahu apa yang membuatku membawanya. Aku hanya nggak tega meninggalkan Aldric (Noah) sendirian. Aku hanya ... merasa ketika aku melihat Aldric, aku seperti melihat diriku saat masih kecil."

Masquerade AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang