Ding dong ding dong
Seorang pria muda menggeliat dari tidurnya. Dia mengusak surainya sebal, karena ia baru saja tidur pukul tiga pagi tadi dan sekarang baru pukul enam. Siapa gerangan yang bertamu sepagi ini? Pria muda, atau mari kita panggil Jungkook ini dengan enggan turun dari kasurnya yang nyaman.
Dia berjalan dengan gontai menuju pintu bahkan ia sampai jatuh dan terantuk meja saking mengantuknya. Dia segera membuka pintu apartemennya dan ketika ia membuka pintu, matanya melebar melihat siapa yang berdiri didepan apartemennya dengan dua koper besar dan tas ransel besar dipunggungnya.
Pria dewasa yang sangat tampan dan gagah itu tiba tiba menyentuh wajahnya dan menyibak poninya.
"Kau terluka Jungkook?" Tanya nya yang membuat Jungkook tersadar dari keterpesonaannya.
"Em Lucca ya?" Jungkook tidak menepis tangan Lucca. Ia masih menatap Lucca dengan terpesonanya.
Ya bayangkan saja, seorang pria sempurna yang gagah, seksi, hot tengah memakai stelan serba hitam dengan topi hitam. Wajahnya sangat tampan dan seksi dengan kumis tipis itu. Jangan lupa matanya yang menatap tajam dan membuatmu seketika meleleh dibuatnya.
Lucca mendorong Jungkook masuk dan ia menyeret kedua kopernya masuk. Jungkook segera menggandeng Lucca menuju ruang tamunya. Jungkook meringis, apartemenya seperti kapal pecah.
"Maaf, aku tidak sempat membereskan." Lucca tertawa kecil dan mengusak surai Jungkook.
"Nanti aku bereskan, jika kau ingin tidur tidurlah lagi." Jungkook menatap Lucca sambil berpangku tangan.
"Jadi kau putra Tn. Pietro hyung? Ah boleh kupanggil hyung?" Lucca mengangguk.
"Tentu, dan boleh kupanggil kau Kooko?" Muka Jungkook bersemu dan dengan malu ia mengangguk. Lucca mencubit pipi Jungkook dengan gemas.
"Menggemaskan sekali hm? Jadi mau tidur?" Jungkook menggeleng.
"Ayo bicarakan tentang kita hyung ah maksutnya tentang kontrak kerja." Lucca terkekeh.
"Papa sudah cerita. Intinya kau tertekan kan Koo? Kau ingin perlakuan lebih dariku begitu kan?" Jungkook mengangguk.
"Apa yang sangat mengganggumu? Katakan padaku agar aku bisa membantumu." Jungkook menghirup nafas dalam dan menghembuskannya.
"Heters hyung, mereka kejam sekali. Aku tidak tahan, dengan sasaeng fans juga hyung."
"Boleh kupinjam ponselmu?" Jungkook memberikan ponselnya.
"Kau tertekan dengan agensimu juga? Dengan pekerjaanmu?" Jungkook mengangguk lagi.
"Oke aku mengerti. Jadi, kau ingin mendapat treat sepesial. Bukan hanya aku sebagai bodyguardmu yang menjagamu tapi bisa kusebut sebagai guardian angel mu?" Jungkook semakin merona namun ia segera mengangguk. Lucca tertawa dan mengusap pipi Jungkook.
"Baik. Aku akan berikan semuanya. Perlindungan, bantuan, perhatian, nasehat, dan kasih sayang mungkin?" Jungkook tertawa kecil dan mengangguk lagi, kali ini ia menatap bodyguard tampannya.
"Syaratnya, bayaran jelas kau sudah tau berapa royaltiku bukan? Kau tidak harus membayar penuh. Toh aku hidup bersamamu, kau bisa membayarku setengah harga." Jungkook melebarkan matanya.
"Hyung? Mana bisa begitu. Papa hyung bilang-" Lucca segera memotong.
"Hei jangan dengarkan papaku. Papaku begitu karena aku anaknya. Ini permintaanku Koo, kau janji kan kau akan menurutinya?" Jungkook mengangguk lagi.
"Aku akan tinggal di sini. Sebagai reward, kau bisa berikan kiss untukku setiap pagi dan malam. Sebagai charge energi. Apa kau bersedia?" Jungkook tentu saja merona hebat. Tapi itu bukan masalah untuknya. Toh bodyguardnya tampan.
KAMU SEDANG MEMBACA
La Guardia del Corpo [On Hold]
Fanfiction《《Hiatus sampai menemukan ide untuk meneruskan》》 Kim Taehyung, salah satu Bodyguard terbaik dari Sisilia Costra of Italia. Dia bukan hanya bodyguard biasa, dia memiliki banyak rahasia. Ia hanya patuh pada tuannya, Justin Seagull. Idol berusia 21 tah...