Jungkook menarik Taehyung untuk duduk. Sudah seharusnya sang bodyguard tau apa yang tengah ia rasakan. Jungkook menatap Taehyung dengan sendu. Cahaya yang ada dalam mata cantiknya hilang. Entah bagaimana Taehyung tidak suka itu. Ia tak ingin cahaya itu hilang dari mata cantik Jungkook.
"Aku tidak baik baik saja hyung. Aku lelah sangat lelah." Taehyung memeluk Jungkook.
"Jika tidak siap cerita, jangan paksakan diri. Katakan, apa yang harus kulakukan saja Koo. Akan kulakukan untukmu."
"Apa saja hyung?"
"Hm, apa saja Koo." Jungkook menggigit bibirnya
"Baiklah, aku minta ani aku mohon hyung jangan tinggalkan aku. Jangan pernah. Hyung akan melakukannya?" tanpa berfikir, Taehyung menjawab.
"Ya. Keinginan dan permohonanmu wajib bagiku Koo. Aku takkan pergi kemanapun, sesuai keinginanmu. Jangan kawatir, aku disini." Jungkook menyamankan diri di pelukan Taehyung.
"Terimakasih hyung. Yang harus hyung lakukan, tolong hentikan mereka yang membuliku hyung. Itu menyakitkan."
Taehyung mengangguk."Ada lagi?"
"Mereka -artis yang membenciku. Mereka memfitnahku. Mengusikku. Aku lelah hyung."
"Ya, semua akan beres. Aku tau apa yang harus kulakukan. Kau ada pengacara?" Jungkook mendongak menatap Taehyung.
"Tidak hyung."
"Oke, aku akan cari pengacara. Aku akan beri orang yang menghinamu pelajaran. Jangan kawatir oke? Adalagi?" Jungkook menggeleng.
"Serius? Bagaimana dengan agency atau managermu?" Jungkook tertawa kecil.
"Managerku orang baik hyung. Kalau agency, ya memang mereka hanya tau uang dan uang. Tapi mau bagaimana? Kontrakku masih tiga tahun lagi hyung." Taehyung menghela nafas.
"Papa bilang kau terlihat depresi. Katakan Jungkook kenapa kau depresi?"
"Hyung, pernahkah kau mendengar ketika seorang seniman mengejar kesempurnaan tanpa sadar itu bisa membunuhnya perlahan?" Taehyung mengerti apa yang ingin Jungkook ceritakan.
"Koo, kau sampai pada titik aku merasa sebagai objek fantasi? Menjadi sumber uang bagi orang lain? Mereasa karyamu tak lagi dihiraukan lantaran pamormu? Kau sampai dititik dimana kau sendiri takut akan bayanganmu sendiri? Takut untuk terbang tinggi. Takut untuk melepas topengmu? Tak bisa lepas dari penjara yang mengikat kuat sayapmu? Yang bahkan mereka tak peduli kau berdarah darah dan melawan semua ketakutan dan rasa sakitmu sendiri?" Jungkook memang tidak salah memilih, Taehyung dengan cepat mengerti perasaannya.
"Eum. Aku lelah hyungie. Sangat. Dulu aku ingin bersinar, aku ingin sombong, aku ingin membuktikan bahwa aku hebat. Namun sekarang, aku ingin menyingkirkan personaku hyung. Tapi aku juga takut pada shadow yang terus mendorongku, mengawasiku." Jungkook menghela nafas.
"Aku tidak ingin terbang lebih tinggi, aku tidak ingin bersinar lebih terang hyung. Karena nyatanya semua itu melukaiku. Semua orang berbondong merobek sayapku, memadamkan cahayaku dengan segala sesuatu yang bisa mereka lakukan."
"Aku hanya dituntut sempurna dan sempurna. Tapi aku hanyalah manusia hyung. Tidak ada manusia yang sempurna. Aku seperti boneka hyung. Boneka yang selalu dikendalikan dan dibuat sempurna sekalipun aku harus mengalami robek, tusukan, dan lainnya."
"Aku juga merasa fans, orang yang menyukaiku mereka hanya menyukai pamorku, parasku, kesempurnaanku dan sebagai objek finansial mereka hyung. Aku hanya boneka yang dijadikan objek. Aku bahkan tak tau lagi siapa yang bisa kupercaya. Bahkan keluargaku sendiripun tidak. Setiap aku memiliki cacat semua orang menghinaku. Bahkan keluargaku sendiri, para penggemarku juga."
"Aku hanya manusia biasa hyung, aku tidak bisa sempurna. Mereka terus mendorongku untuk sempurna. Didepan ku aku tersenyum, mereka semua berteriak senang karena kesempurnaanku dan tingginya aku terbang. Tanpa mereka tau punggungku penuh dengan darah dan kesadaranku diambang batasnya."
"Semua orang tertawa bahagia, bukan karena karyaku tapi karena pamorku. Karena aku yang terbang tinggi, dengan sayap yang selalu dipaksa untuk terbang tanpa peduli sayapku yang patah ataupun berdarah."
"Aku lelah hyung. Kali ini aku katakan aku lelah. Hanya padamu aku mengatakkannya. Pada orang lain, haha personaku saja yang mereka tau. SEA yang tampan, ceria, baik, ramah, sempurna, terkenal, sukses, bersinar terang, tanpa celah, kuat, kaya tanpa mereka tau shadowku sendiri."
"Aku yang gila kesempurnaan, sombong, munafik, egois, pemarah, pemurung, penakut, selalu kawatir, selalu merasa kurang, merasa lelah, merasa muak, merasa ingin mati, shadow yang tak pernah orang ketahui."
"Atau aku yang sebenarnya yang tak tau lagi kemana, aku yang kalem, ceria, bahagia, polos, lembut, penuh semangat, jujur, apa adannya, kekanakan, manja, sederhana, sering malas, melakukan apapun semauku. Aku rindu aku yang bebas itu hyung. Aku juga takut pada aku yang shadow, dan aku lelah mejadi persona." Jungkook akhirnya menangis.
"Aku selalu merasa lelah, dan bodoh. Merasa tidak puas, takut dan kawatir. Aku butuh pertolongan, tapi mereka semua tak peduli dan terus mendorongku agar semakin terbang tinggi tanpa mengizinkan aku mengobati semua lukaku." Jungkook menatap Taehyung dengan raut yang penuh kesakitan.
"Tolong hiks aku hyung." Taehyung mendekap Jungkook erat.
"Ya. Aku akan menolongmu. Kau bisa percaya padaku Jungkook. Jangan takut, bayanganmu takkan mengendalikanmu lagi. Personamu takkan membuatmu lelah lagi. Karena kau yang sebenarnya kuizinkan untuk muncul dihadapanku. Kau yang sebenarnya. Aku akan berusaha untuk mengobati lukamu, dan mendorong mereka mundur agar tidak menyengkerammu." Jungkook menatap Taehyung penuh harap.
"Bisakah hyung?"
"Aku berasal dari Sisilia Costra Koo, jika aku tidak membuatmu puas lebih baik aku berhenti dan pulang ke Italia." Jungkook menggenggam tangan Taehyung.
"Aku percaya padamu hyung. Aku tau kau akan membantuku." Jungkook dengan berani mengecup bibir Taehyung. Membuat Taehyung tersenyum lebar.
"Ah, akhirnya energiku full." Jungkook meninju lengan Taehyung.
"Apaan sih hyung.." Taehyung memeluk Jungkook erat.
"Yang perlu kau lakukan, jadilah persona dengan sepenuh hati Koo, dan jadilah ego kali ini. Tunjukan kau siapa, agar mereka tidak meremehkanmu lagi. Aku disampingmu, menuntun dan jadi bentengmu."
"Aku harus bagaimana hyung?"
"Lawan mereka yang menghinamu. Jadilah shadow dan Ego, kau yang ganas, untuk memberi tamparan pada mereka." Jungkook mengangguk.
"Baiklah hyung."
"Ngomong ngomong aku lapar." Jungkook tertawa.
"Ayo belanja, aku akan memasak untuk kita hyung." Taehyung mengangguk
"Untuk menjaga namamu, aku akan memanggilmu tuan muda, oke?" Jungkook mengangguk mengeri.
"Baiklah hyung." Taehyung mengenakan jaket kulitnya lagi, juga topi. Sedangkan Jungkook mengenakan jeans hitam, lengkap dengan masker dan hoodie hitamnya.
"Ayo, kau yang menyetir hyung."
"Baiklah." keduanya keluar dari apartemen, Taehyung berjalan disamping Jungkook. Saat sampai basement, Taehyung membukakan pintu belakang untuk Jungkook. Kemudian ia segera masuk ke sebelah kemudi.
"Kita kemana?"
"Supermarket dekat sini saja." saat mereka sampai, Taehyung membukakan pintu untuk Jungkook lagi.
"Tenang, dan jadilah dirimu sendiri." bisik Taehyung.
"Baiklah hyung." saat itu juga mulai terdengar beberapa bisik bisik tentang Jungkook.
"Tuan muda, saya ikut masuk?"
"Ya, kau dorong trolinnya Tae." Taehyung mengangguk patuh.
"Oh, itu bodyguard pribadinya Jungkook!!"
Selalu menjadi sorotan..
_______________
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
La Guardia del Corpo [On Hold]
Fanfiction《《Hiatus sampai menemukan ide untuk meneruskan》》 Kim Taehyung, salah satu Bodyguard terbaik dari Sisilia Costra of Italia. Dia bukan hanya bodyguard biasa, dia memiliki banyak rahasia. Ia hanya patuh pada tuannya, Justin Seagull. Idol berusia 21 tah...