Sedici

3.1K 486 36
                                    

Taehyung terbangun pukul sepuluh pagi. Dia langsung bangkit dan mandi, kemudian tanpa mengenakan atasan dia menyulut rokok dan segera keluar dari kamar Jungkook. Ia sempat mengecek Mingyu, demamnya sudah mulai turun dan itu membuatnya lega.

Taehyung akhirnya masuk keruang studio Jungkook, Jungkook tengah asik dengan alat tulis dan kertasnya.

"Membuat lagu?" Jungkook menoleh kemudian tersenyum saat melihat Taehyung dibelakangnya.

"Hyung sudah bangun? Sana sarapan dulu hyung, aku sudah memasak."

"Kau lupa sesuatu Koo." Jungkook nampak berfikir, kemudian dia ingat. Jungkook bangkit dan berjalan menuju Taehyung.

"Maaf hyung, Kooko lupa."

Cup

Mereka berdua saling menempelkan bibir, dan saat bibir itu menempel dengan sempurna tidak ada yang berniat melepasnya. Hingga akhirnya Taehyung yang melepas tautan mereka.

"Sudah memikirkan tajuk yang cocok untuk comebackmu?"

"Belum hyung, hyung ada ide?" Taehyung duduk disamping Jungkook.

"Black Swan?" Jungkook nampak tertarik dengan gagasan Taehyung.

"Eum? Angsa hitam? Kenapa?"

"Mengungkapkan kondisimu dan berpesan untuk banyak orang."

"Seperti apa hyung?"

"Pernah lihat film Black Swan?" Dan Jungkook mengangguk.

"Seperti itulah kau Jungkook, kau dituntut untuk sempurna dan setiap kesempurnaan membutuhkan bayaran."

"Jungkook, seorang seniman selalu dituntut untuk menghasilkan karya yang sempurna. Ketika terdapat cacat maka orang akan mencacinya, bukankah begitu?" Jungkook mengangguk setuju.

Memang benar, selama ini agensi, para fans selalu menuntut kesempurnaan. Tidak peduli bagaimana caranya, hanya kesempurnaan sebuah karya dan penanmpilan yang mereka inginkan.

Dia masih ingat betul, ketika dulu dia belum menjadi siapa siapa dia tidak pernah dilirik, fansnya sangat sedikit dan agensi selalu mencibirnya. Dia ingat, ketika dia belum bisa seperti sekarang, hanya Jennie yang dielu elukan.

Semua seniornya mendapat perlakuan yang baik, sementara ia? Bahkan dulu, dia dan sang managaer bersama dua orang stafnya tidak diberi ruang tunggu. Sehingga dia dengan hanya tiga orang yang membantunya melakukan persiapan ditoilet.

Saat itu ia merasa kesal, lelah dan ingin berhenti. Dia lelah terus terusan dihina bahkan dikatakan tidak akan pernah sukses. Namun ia membuktikan pada semua orang melalui lagunya -Euphoria bahwa dia memiliki bakat dan ia bisa melakukan semuanya.

Hingga pada akhirnya semua orang berubah memujinya, seolah mencintainya tapi Jungkook tau, dari sekian banyak orang lebih banyak orang hanya mengambil keuntungan darinya.

Semua itu terbukti ketika ia melakukan kesalahan, agensinya kembali menegur. Banyak orang yang mencelanya, bahkan fansnya lebih memilih bertanya kenapa ia melakukan kesalahan.

Semua cinta mereka palsu, mereka hanya menjadikanya objek fantasi, sumber uang dan selalu menginginkan kesempurnaan.

"Ya hyung. Seniman selalu dituntut sempurna dan mau tak mau mereka mengejar kesempurnaan mengabaikan rasa sakit disetiap inci tubuhnya." Taehyung menatap Jungkook lekat.

"Hm, kenapa aku baru menyadarinya?" Jungkook balas menatap Taehyung.

"Apa hyung?"

"Bahwa kau indah, seperti boneka porselen tanpa celah." Jungkook menatap lekat bodyguardnya.

La Guardia del Corpo [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang