🦋 Family

188 32 12
                                    

Happy Reading Dear,
Jangan lupa Vote dikiri pojok bawah dan follow akunnya sebelum membaca

Semoga bisa menjadi cerita favorit kalian, masukan ke perpustakaan agar tidak ketinggalan info updet

More Information
Instagram : Halsazia_

🌼🌼🌼

Tak Cadee sadari ternyata sedari tadi Ricard telah mengetuk pintu kamarnya berulang-ulang, karena tidak ada jawaban dari dalam, akhirnya papanya tersebut masuk ke kamar putri bungsunya dengan hati-hati.

"Anak papa kenapa melamun?" Tanya Ricard dengan nada berat dan berwibawa seperti biasa.

Cadee terlonjak dari tempatnya duduk mendengar suara papanya yang tiba-tiba telah berada di sisinya "Astaga papa, kenapa bisa ada disini?" Cadee mengelus-ngeluskan dadanya yang terkaget.

"Kamu si melamun sedari tadi, ada apa?" Tanya Richard dengan tangan yang membelai lembut rambut putrinya yang tergerai indah tertiup angin malam di luar balkon kamarnya.

"Dee tidak apa-apa pa." jawabnya dengan memeluk papanya itu dengan manja.

"Papa tau kamu sedang ada masalah, cerita apapun ke papa nak, peran almarhum mama juga sudah tergantikan oleh papa." pelukan papa dan anak itu semakin erat.

Cadee mendongakkan kepalanya "papa sedih?" Tanya Cadee dengan mata yang meneliti setiap inci wajah papanya yang mulai terdapat keriput kecil di beberapa bagian.

"Tidak, buat apa? Meninggal itu artinya sudah melepaskan hidupnya dengan dunia nak, terkadang dunia terlalu mengerikan untuk orang-orang yang baik, mangkanya Tuhan mengambilnya terlebih dahulu agar mereka tidak merasakannya." tuturnya dengan tangan yang terus mengelus rambut Cadee.

"Lagipula papa sudah memiliki 2 putri yang sangat menyayangi papa, itu sudah cukup." Ricard menyunggingkan senyum manis untuk memastikan bahwa dirinya tidak bersedih.

Cadee sungguh tidak enak dengan jawaban papanya, akhirnya dia beranikan diri jujur mengenai masalah yang tengah mengganggu pikirannya akhir-akhir ini.

"Dee disuruh bekerja oleh pihak kampus pa." ucapnya lesu dan kembali menenggelamkan kepalanya pada dada bidang Richard.

"Loh bagus dong, jadi kamu memiliki kegiatan lain. Bersosialisasilah nak, papa tau kamu anak yang ramah, tetapi selama ini papa lihat kamu tidak memiliki teman selain kakakmu itu." Richard menangkup pipi mulus milik Cadee.

"Tapi Dee tidak suka bekerja pa, papa kan tau Dee tidak suka diatur-atur, apalagi oleh perusahaan atau atasan." Lanjutnya dengan nada yang semakin purau.

"Coba saja dulu sayang, bukankah kita tidak akan tau jika kita tidak mencoba?"

"Tapi pa, Dee kan---"

BRAK...

Pintu kamar Cadee terbuka dengan kasar, Richard dan Cadee terlonjak kaget dengan gebrakan tiba-tiba yang dilakukan Evelyn.

"Pelan-pelan sayang, kamu bisa membuat jantungan seisi rumah." Ujar Ricard dengan nada yang ramah seperti biasa, dia sudah terbiasa dengan keributan yang diciptakan anak pertamanya tersebut.

"Papa berlebihan deh. ini kan cuma pintu kamar pa, dilantai 2 pula. Para bibi kan dirumah sebelah." ujarnya dengan cengiran tak berdosa.

"Ada apa di sini? Ko tidak ada yang ajak Eve jika sedang berpelukan." Eve berjalan ke tempat papa dan adiknya berada dengan langkah cepat.

Unimaginable Destiny [MIKHELSON'S SERIES 1] (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang