🦋 Congratulate

78 6 6
                                    

Terkadang hal yang disembunyikan itu akan berdampak baik dalam waktu singkat
Namun bom waktu lah yang akan menghacurkannya

🌼🌼🌼

Datang panitia mendekati Cadee dan berbisik dengan suara pelan. Cadee pun langsung bangkit dan pamit pada Richard dan Evelyn.

Coach Deri datang membawa segelas air mineral, kembali tersenyum lembut pada muridnya yang sebentar lagi akan tampil. "Ini minumlah."

Cadee tersenyum, langsung menyambar minuman tersebut dan meneguknya dengan cepat. "Aku gugup Coach." Ungkapnya menggigit bibir bawah pelan.

Coach Deri mengangguk. "Aku tau, Aku pun akan gugup jika jadi Kamu." Matanya terus bergulir menatap pada tamu-tamu yang hadir. "Cadee, ini kesempatan kita. Jika kita tampil memuaskan audiens kali ini, mereka akan terus memakai kita jika ada Event seperti ini lagi."

Cadee menunduk dan pasrah, semua bergantung padanya, tidak boleh ada kesalahan, atau semuanya akan hancur total.

Panitia memberi aba-aba dari samping panggung agar Cadee segera tampil.

Cadee pun mulai berjalan ke arah panggung dengan detak jantung yang sedikit berdebar lebih kencang, badannya mulai dingin karena gugup, lalu menarik napas panjang seraya membasahi bibirnya.

Saat menaiki panggung, semua mata tertuju padanya, memperhatikan setiap langkah dan gerak-gerik pianis yang sebelumnya telah menampilkan permainan yang luar biasa.

Cadee terus berjalan ke arah pianonya, tangannya terus bertaut gugup, apalagi saat ini Dirinya tidak hanya bermain piano tetapi juga ikut bernyanyi.

Cadee mulai menekan tuts piano, lagu pertama yang dibawakannya yaitu 'If I ain't got you' dari Alicia Keys, lagu dengan tempo mendayu sangat kontras dengan suaranya yang lembut gemulai. Bahkan tamu yang hadir pun mulai menutup mata menikmati setiap lirik demi lirik yang sangat indah.

Hampir semuanya tersihir oleh suara indah Cadee yang mengalun merdu menyapa jiwa terjauh, menyihir para audiens dan membawa mereka pada masa-masa indah dengan orang yang dicintainya.

Tidak ada yang bisik-bisik atau mengobrol rendah, semuanya telah masuk pada permainan yang dibawakan gadis muda berusia 19 tahun.

Setelah satu lagu pertama dibawakannya selesai, Cadee pun kembali bernyanyi lagu kedua dengan tak kalah menawan.

Dua lagu rasanya kurang, namun audiens malah berdiri dan bertepuk tangan akan penampilan luar biasa yang baru saja mereka lihat. Cadee pun menunduk dan berterima kasih.

Tampak ada seseorang yang misterius di lorong arah kamar mandi yang tamaram, seseorang yang tengah memperhatikan Cadee dari kejauhan dengan senyum menyeringai yang entah apa maksudnya.

***

Serangkaian acara terus dilalui dengan begitu hikmat dan teratur, tawa canda dan gurauan tampak menyatu dengan suasana malam yang begitu intens dan serat kekeluargaan.

Saat telah dipenghujung acara, Cadee mendekati Coach Deri yang tengah berbincang serius dengan beberapa panitia. "Maaf Coach, boleh aku pulang duluan beserta keluargaku?" Berbicara pelan hampir berbisik agar tidak terdengar oleh yang lain.

Coach Deri tersenyum dan menyodorkan tangannya. "Terima kasih Cadee, Kamu memang luar biasa. Panitia dan segenap tamu yang hadir tampak puas dengan penampilanmu tadi." Mata hitam tersebut melihat pada jam tangan berwarna hitam keemasan yang ada ditangan kirinya. "Dan ya, Kamu boleh pulang sekarang, Take Care Baby."  Ucapnya sambil tersenyum genit.

Unimaginable Destiny [MIKHELSON'S SERIES 1] (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang