Kebaikan tetaplah kebaikan
Itu adalah hal mutlak yang dimiliki setiap individu
Kebaikan akan menuntun seseorang pada kebahagiaan
Hal tersebut sama seperti bumerang
Walau dilempar jauh, namun dia akan tetap berbalik pada tuannya
Dan setiap Kebaikan tau arah jalan pulang~Cadee Cecilia Blezinskie~
🌼🌼🌼
Sudah pukul 12 malam, namun Cadee masih terbangun, tidak seperti biasanya. Gelisah, tidak bisa tidur, Dirinya masih membayangkan hal aneh yang terjadi siang tadi, perasaan yang belum pernah dirasakannya sebelumnya.
Cadee masih sangat ingat senyuman Redmund dan juga segala tingkah lucu yang dibuatnya untuk membuat Dirinya tertawa, Redmund seperti sosok Richard dan Rio yang selalu memberi kebahagiaan pada Cadee, namun ini dengan desiran yang aneh.
Cadee menghembuskan napas panjang, sekarang juga Dirinya harus tidur, esok adalah hari pertamanya magang, jangan sampai telat dan dapat amukan dari Mrs.Brendon, Manager yang menakutkan dan juga menyeramkan.
Akhirnya dirinya menyetel musik acoustic yang berada di list ponselnya, lagu Heaven dari Bryan Adams membuatnya benar-benar terlelap ke alam mimpi.
***
Cadee mengenakan kemeja biru dan juga rok span selutut berwarna putih, tidak lupa jam tangan kecil dan kalung yang menyempurnakan penampilannya, rambutnya dibiarkan tergerai dengan bibir yang disapukan lipgoss tipis.
Cadee duduk di meja makan dengan wajah ceria seperti biasa. Disana telah ada Richard, Rio dan juga Evelyn yang tengah menikmati sarapannya.
Rio memandang Cadee dengan takjub, belum pernah sebelumnya melihat Cadee memakai setelan kerja seperti saat ini, biasanya anak manja itu selalu mengenakan pakaian santai dengan celana jins.
"Cantik sekali Sepupuku ini." Puji Rio sambil mengedipkan sebelah matanya menggoda.
Cadee menunduk malu dan meninju lengan Rio yang kebetulan duduk di sebelahnya, "Kau bisa saja, kapan pulang kemari?" Tanyanya.
"Semalam saat Kau sudah tidur, padahal Aku membawakan es krim kesukaanmu."
"Sekarang mana es krimku?" Tanya Cadee dengan mata yang penuh harap.
"Kumakan." Jawab Rio enteng.
Cadee sontak melotot ke arah Rio, namun ada suara lain yang menginterupsi, "Kata Bibi kemarin kamu pulang setelah jam makan siang?" Richard bertanya dengan menatap mata Cadee.
"Iya Pa, kemarin hanya interview, sekarang baru mulai magangnya." Cadee lanjut memakan roti yang ada di depannya.
Richard mengangguk-anggukan kepalanya, tiba-tiba dirinya teringat sesuatu. "Eve, mobilmu sudah ada di garasi." Pandangan Richard beralih ke arah Evelyn.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unimaginable Destiny [MIKHELSON'S SERIES 1] (Completed)
General FictionAldric Anthony Mikhelson pewaris Mikhelson Group, perusahaan gas terbesar di dua negara. Pria dengan segala kekayaan berlimpah, penguasa dunia bisnis dan memiliki ketampanan yang diluar batas wajar. Pria dingin dengan segala sifatnya yang membuat pa...