🦋 Unexpected engagement

64 4 0
                                    

Cadee bangun menyesuaikan penglihatannya pada matahari yang mengintip di sela-sela jendela.

Aldric disampingnya tengah memperhatikan Cadee terus menerus tanpa berkedip, rasanya tidak pernah kurang untuk melihat gadisnya yang sudah sangat berhasil menaklukkan iblis di dalam dirinya, persetan dengan Evelyn yang tidak akan setuju, Aldric akan melakukan apapun untuk mendapatkan Cadee. APAPUN.

"Kenapa kau melihatku seperti itu?" Tanyanya heran, matanya masih sulit untuk terbuka. Lagi-lagi Cadee yang selalu bangun kesiangan.

"Kau cantik." Jawabnya singkat.

Cadee langsung tersipu malu, pipinya memerah, dan bibirnya membentuk senyuman yang begitu menawan. "Kau bisa saja. Aku akan menyiapkan sarapan." Tangannya menyibakkan selimut yang langsung ditahan oleh Aldric.

"Sebentar lagi Lia yang akan mengantarkan sarapan." Ucapnya lembut, mulai menelusuri wajah Cadee dari mulai dahi, turun ke pipi, ke hidung, dan terakhir ke bibirnya. Sangat tidak ingin terlewat sedikitpun apa yang sudah melekat pada gadisnya. Aldric sudah sangat tergila-gila pada Cadee.

Tok ... tok ... tok ...

Suara ketukan terdengar dari luar. "Biar aku ambilkan." Ucap Cadee yang berusaha bangun, namun lagi-lagi dicegah oleh Aldric.

"Masuk." Suaranya sedikit berteriak agar yang diluar mendengarnya.

Cadee lalu membelalakkan mata dan membenamkan wajahnya pada dada bidang Aldric. Sangat malu dilihat orang dalam keadaan seintim itu.

Aldric tersenyum sangat manis dan mengelus rambut coklat tua itu, "taruh di atas meja." Ujarnya dingin. Masih tidak bisa berubah walau tidak sekejam dulu.

Lia menaruh nampan berisi sarapan dan kembali pamit.

Cadee sampai gemas dan mencubit lengan Aldric yang berotot kuat, "kau menyebalkan." Gerutunya. Lalu mulai menyusun sarapan itu untuk santapan mereka. Tidak ada yang lebih indah dari ini, Aldric hanya berharap kebersamaan ini akan terus berlangsung sampai akhir hayatnya.

 Tidak ada yang lebih indah dari ini, Aldric hanya berharap kebersamaan ini akan terus berlangsung sampai akhir hayatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Seharian Aldric tidak melakukan apapun selain mengganggu dan merengek, Cadee memenuhi semua yang diminta bayi besar itu, namun tetap tak pernah puas, minta dibacakan buku lah, minta dipijit lah, minta diambilkan makan dan minum lah, minta disuapi lah. Semuanya benar-benar berlebihan, bahkan Aldric sebenarnya masih bisa jalan sendiri, cuma memang dasarnya saja manja dan ingin diperhatikan.

Setelah makan malam yang berakhir di atas kasur lagi, Cadee kembali memberi obat pada luka Aldric yang sudah lumayan membaik, hanya biru keunguan yang menghiasi beberapa titik ditubuhnya. Wajahnya pun sudah tidak semengerikan kemarin.

"Makasi." Ucap Aldric tulus.

Cadee tersenyum manis lalu mengacak kepala Aldric gemas, dan pergi untuk menaruh kotak obat.

Unimaginable Destiny [MIKHELSON'S SERIES 1] (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang