Happy Reading Dear,
Jangan lupa Vote dipojok kiri bawah bergambar ⭐ dan follow akunnya sebelum membacaSemoga bisa menemani hari-hari kalian, masukan ke perpustakaan agar tidak ketinggalan info updet
More Information
Instagram : Halsazia_🌼🌼🌼
"Kita mau pake baju apa ni Eve?" Tanya Cadee yang sedang berdiri didepan lemari besar berisi baju-baju dan gaun-gaun pesta yang terletak di Walk In Closet keduanya.
Kamar Eve dan Cadee memang didesain memiliki Walk In Closet yang terhubung dengan sekat pintu disetiap sisi kamar.
Richard mendesain Walk In Closet ini agar kedua putrinya tetap menjadi seperti gadis remaja lainnya yang senang bertukar pakaian dan juga aksesoris.
"Yang ini saja," tunjuk eve pada gaun panjang berwarna hijau muda dengan belahan kaki yang cukup panjang menampilkan kaki jenjang siapapun yang mengenakannya.
"Ish kau ini, ini pesta lampion, bukan pesta kebun." Cadee memutar bola matanya jengah, memang Eve tipe perempuan yang tidak terlalu mengerti masalah pakaian, dia akan memakai pakaian apapun yang membuatnya nyaman walau dengan tabrak warna sekalipun.
"Bagaimana jika ini?" Tanya Eve lagi dengan gaun pendek selutut berwarna putih gading dengan motif bunga disekeliling bagian bawah roknya.
"Itu terlalu manis dan imut Eve, kita akan jadi pusat perhatian di sana."
Cadee mengambil potongan baju berwarna merah. Yang satu berlengan sesiku dengan potongan agak longgar dan satunya dengan tanpa lengan yang pas membentuk tubuh, tidak terlalu longgar dan juga terlalu ketat.
"Kau pintar sekali memilih warna merah Dee, kita kan akan menerbangkan lampion di acara perayaan tahun baru Cina. Pasti pengunjung yang datang pun memakai pakaian berwarna merah." ujarnya dengan mengangguk-anggukan kepalanya pelan.
"Acaranya masih petang nanti Eve, ini baru saja jam 10, bagaimana kalo kita mencari novel-novel baru?" Tanya Cadee yang telah berdiri di hadapan Eve dengan melenggang kearah lemari besar berisi pakaian-pakaian casual.
"Pake mobilku saja, sekalian isi bahan bakar untuk nanti sore" ucap Eve dengan mengambil potongan kaos hitam polos dan jins selutut.
🍁🍁🍁
Sinar mentari terus memaksa ingin menyelinap masuk ke sela-sela gorden kamar, tetapi si empunya tetap menutup gorden tersebut tanpa ada niatan untuk membukanya.
Hari ini adalah hari sabtu, dimana Aldric masih asik bergelung di dalam selimutnya tanpa ingin diganggu oleh siapapun.
Tok...tok...tok....
"Boleh aku masuk tuan?" Pertanyaan terus menerus yang dilontarkan dari luar kamar, tetapi tidak ada jawaban sama sekali dari dalam.
Akhirnya dengan tidak sabar, sang pengetuk pintu, masuk dengan membawa nampan berisi sarapan dengan langkah hati-hati.
"Sarapannya saya taruh disini tuan." seru Rose dengan meletakan sarapan di atas nakas di samping kanan ranjang king size milik Aldric.
Aldric akhirnya membuka matanya dengan malas mendengar suara pelan dari kepala pelayan mension yang tengah berada dikamarnya tersebut.
"Sudah kukatakan semalam Rose, jangan ke kamarku seharian ini, aku sedang lelah sekali dan ingin beristirahat." ucap Aldric dengan geraman yang terdengar menyeramkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unimaginable Destiny [MIKHELSON'S SERIES 1] (Completed)
General FictionAldric Anthony Mikhelson pewaris Mikhelson Group, perusahaan gas terbesar di dua negara. Pria dengan segala kekayaan berlimpah, penguasa dunia bisnis dan memiliki ketampanan yang diluar batas wajar. Pria dingin dengan segala sifatnya yang membuat pa...