Keduanya baru saja menginjak kediaman Blezinskie, malam ini adalah malam minggu, jadi kemungkinan papa dan kakaknya hanya berdiam diri di rumah seperti biasa.
Awalnya rencana keduanya akan datang pagi-pagi, namun Aldric berpikir bahwa malam hari akan jauh lebih baik. Cuaca malam akan menghangatkan hubungan antar keluarga, semoga rencananya berjalan dengan lancar.
Sebelumnya Aldric sudah mengajak Arthur, kedua orng tuanya dan juga Redmund atas niatnya makan malam bersama di kediaman Blezinskie mansion. Namun orang tuanya tidak bisa datang karena hujan disana tengah lebat dan disertai angin kencang.
Sesampainya disana, Aldric sudah melihat Arthur, Richard dan Redmund yang tengah berbincang dengan sesekali tertawa di meja makan, Evelyn tidak terlihat batang hidungnya, sepertinya gadis itu masih tidak ingin berhubungan dengan para Mikhelson.
"Papa..." Teriak Cadee dari jauh dan berlarian dengan kencang, dirinya lalu memeluk Richard dengan sangat erat, air matanya kembali mengalir deras, kali ini kerinduannya sudah level dewa, Cadee bahkan tidak malu ketika dirinya diperhatikan oleh Arthur dan Redmund.
"Dee kangen pa, Dee sangat kangen." Ucapnya manja dengan suara isakan tangis yang terdengar jelas. "Maafin Dee yang sudah hilang dari papa." Lanjutnya.
Richard mengusap kepala Cadee lembut--menenangkan gadis kecilnya. "Yang penting anak papa aman dan sehat. Astaga sweetheart, tinggimu sudah bertambah beberapa senti." Nada suaranya meninggi menggoda Cadee yang tak ingin lepas, seperti tentakel yang terus menempel dengan rekat.
Semuanya yang berada disana tertawa, Cadee mencebik dan melepaskan pelukan itu, menyalami Arthur dan Redmund lalu duduk di sisi satunya.
Aldric datang menyalami semua yang ada di sana, kemudian duduk di sebelah Cadee yang juga dekat dengan Richard.
"Evelyn mana pa?" Tanya Cadee yang tidak menemukan keberadaan kakanya.
"Sejak Dee pergi, Eve jadi sering pergi-pergian melakukan banyak pekerjaan, kakakmu itu sangat kehilanganmu sayang." Ucap Richard lembut.
"Maaf." Ucap Cadee purau merasa bersalah, tangan Aldric meremas tangan Cadee di bawah meja, meyakinkan bahwa semuanya akan baik-baik saja.
"Sebentar lagi Eve pu--" ucapnya terhenti ketika Evelyn sudah membuka pintu, mematung sejenak ketika dirumahnya penuh dengan klan Mikhelson yang menjijikan dimatanya.
"Eve.!!" Teriak Cadee senang dan berlari mendekati kakanya, memeluk dengan kencang menyalurkan rindu yang sama seperti pada Richard. "Aku sangat merindukanmu." Ucapnya manja.
Evelyn masih diam, terlalu malas untuk bereaksi berlebihan, memang Ia membalas pelukan Cadee dan senang adiknya sudah kembali, namun keberadaan keluarga itu membuatnya sangat muak.
Cadee melepaskan pelukannya dan memandang Evelyn bertanya. "Kau tidak merindukanku?"
Evelyn menjembel pipi Cadee gemas, "I do." Ujarnya tulus, "Aku akan mandi." Jawabnya singkat dan berlalu pergi meninggalkan semuanya yang ada disana, Richard sampai menggelengkan kepalanya melihat kelakuan putri sulungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unimaginable Destiny [MIKHELSON'S SERIES 1] (Completed)
Fiction généraleAldric Anthony Mikhelson pewaris Mikhelson Group, perusahaan gas terbesar di dua negara. Pria dengan segala kekayaan berlimpah, penguasa dunia bisnis dan memiliki ketampanan yang diluar batas wajar. Pria dingin dengan segala sifatnya yang membuat pa...