BAB 37

129 33 0
                                    

JENNIE POV

Jennie tidak pernah selega itu saat melihat Cyclops, setidaknya sampai Tyson menurunkan mereka dan berputar untuk memarahi Leila serta Dahyun. "Orang Romawi jahat!"

"Tyson, tunggu!" kata Jennie. "Jangan sakiti mereka!" Tyson mengerutkan kening. Dia kecil untuk ukuran Cyclops, malah bisa dibilang masih kanak-kanak—tingginya 180 cm lebih sedikit, rambut cokelatnya berantakan dan basah terkena air laut, satu mata besarnya cokelat sewarna sirup maple. Dia hanya mengenakan celana renang dan baju piama flanel, seolah tidak bisa memutuskan hendak berenang atau tidur. Dia menguarkan aroma tajam selai kacang.

"Mereka tidak jahat?" tanyanya.

"Tidak," jawab Jennie. "Mereka mengikuti perintah yang jahat. Menurutku mereka menyesal karenanya. Bukankan begitu, Dahyun?"

Dahyun angkat tangan cepat sekali sampai-sampai terlihat bagai Superman yang hendak lepas landas. "Jennie, aku tadi mencoba memberimu isyarat! Leila dan aku berencana pindah ke pihakmu dan membantumu menaldukkan Michael."

"Itu betul!" Leila hampir jatuh ke belakang dan terjungkal ke balik langkan. "Tapi, sebelum kami sempat melakukan itu, Cyclops ini sudah beraksi!"

Pak Pelatih Hedge mendengus. "Cerita yang sulit dipercaya!"

Tyson bersin. "Maaf. Bulu kambing. Hidungku gatal. Orang-orang Romawi ini boleh dipercaya?"

"Aku percaya pada mereka," kata Jennie. "Dahyun, Leila, kalian paham apa misi kami?"

Leila mengangguk. "Kau ingin mengembalikan patung itu kepada bangsa Yunani sebagai upeti damai. Izinkan kami membantu."

"Iya." Dahyun mengangguk kuat-kuat. "Legiun tidak sekompak yang diklaim Michael. Kami tidak memercayai semua pasukan auxilia yang Jinhwan kumpulkan."

Jungkook tertawa getir. "Agak terlambat untuk merasa ragu. Kalian sudah terkepung. Begitu Perkemahan Blasteran binasa, sekutu-sekutu itu akan menggempur kalian."

"Jadi, kita harus berbuat apa?" tanya Dahyun. "Matahari terbit maksimal tinggal sejam lagi."

"Pukul 5.52," kata Ella, masih bertengger di atas atap. "Matahari terbit, pesisir Timur, 1 Agustus. Panduan Waktu Badan Meteorologi Angkatan Laut. Satu jam dua belas menit lebih lama daripada satu jam."

Mata Dahyun berkedut. "Aku mengaku keliru."

Pak Pelatih Hedge memandang Tyson. "Bisakah kita masuk ke Perkemahan Blasteran dengan selamat? Apa Mellie baik-baik solo?"

Tyson menggaruk-garuk dagu dengan ekspresi serius. "Dia sangat bulat."

"Tapi, dia baik-baik saja?" Hedge bersikeras. "Dia belum melahirkan?"

"Persalinan berlangsung pada akhir trimester ketiga," Ella menginformasikan. "Halaman empat-tiga, Panduan untuk Calon Ibu—"

"Aku harus ke sana!" Hedge kelihatannya siap untuk melompat dari kapal dan berenang.

Jennie memegangi bahu sang satir. "Pak Pelatih, kita akan mendatangi istri Bapak, tapi mari kita lakukan dengan benar. Tyson, bagaimana caramu dan Ella sampai ke kapal ini?"

"Pelangi"

"Kalian naik pelangi?"

"Dia temanku si kuda ikan."

"Hippocampus," Jungkook memberi tahu.

"Begitu." Jennie berpikir sejenak. "Bisakah kau dan Ella mengantar Pak Pelatih ke Perkemahan Blasteran dengan selamat?"

"Ya!" kata Tyson. "Kami bisa!"

"Bagus. Pak Pelatih, silakan temui istri Bapak. Beri tahu para pekemah aku berencana menerbangkan Athena Parthenos ke Bukit Blasteran saat matahari terbit. Patung itu hadiah dari bangsa Romawi untuk bangsa Yunani, untuk menyembuhkan perpecahan di antara kita. Kalau mereka bisa menahan diri untuk tidak menembakiku hingga jatuh dari langit, aku akan berterima kasih."

Adventures of the Demigods Season 2 #5 Last (Bangvelt)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang