BAB 24

140 42 0
                                    

TAEHYUNG POV

Taehyung bangkit dari ranjang mautnya supaya bisa tenggelam beserta awak yang lain. Kapal oleng teramat hebat sehingga dia harus memanjati lantai untuk keluar dari ruang kesehatan. Lambung kapal berderit. Mesin mengerang seperti kerbau sekarat. Melampaui raungan angin, Dewi Nike menjerit-jerit dari istal: "TAMBAH USAHAMU, BADAI! BERI AKU SERATUS SEPULUH PERSEN!" Taehyung menaiki tangga ke geladak tengah. Tungkainya gemetaran. Kepalanya berputar-putar. Kapal miring ke kiri, menjatuhkannya hingga menabrak dinding seberang. Wendy terburu-buru ke luar kabinnya sambil memeluk perut. "Aku benci laut!" Ketika gadis itu melihat Taehyung, matanya membelalak. "Kenapa kau keluar dari tempat tidur?"

"Aku mau ke atas!" Taehyung bersikeras. "Aku bisa membantu!" Wendy kelihatannya hendak menyanggah. Kemudian kapal oleng ke kanan dan dia pun terhuyung-huyung ke kamar mandi, tangannya menutupi mulut.

Taehyung berjuang menuju tangga. Dia sudah satu setengah hari tidak keluar dari tempat tidur, sejak Irene dan Seulgi kembali dari Sparta dan Taehyung kolaps tanpa diduga-duga. Sementara Taehyung berjuang untuk berjalan, ototnya memberontak. Perutnya nyeri, seakan-akan Michael Varus berdiri di belakangnya sambil menikamnya berulang-ulang dan berteriak: Mati sebagai orang Romawi! Mati sebagai orang Romawi! Taehyung mengekang rasa sakit itu. Dia bosan diurus oleh orang orang yang membisikkan betapa khawatirnya mereka. Dia bosan bermimpi menjadi sate. Dia sudah menghabiskan cukup banyak waktu dengan merawat luka di perutnya itu. Entah luka itu bakal menewaskannya atau tidak. Dia takkan menanti luka itu memutuskan. Dia harus menolong teman-temannya. Entah bagaimana, dia sampai di geladak atas. Yang dia lihat di sana menyebabkannya hampir semual Wendy. Ombak seukuran gedung pencakar langit berdebur ke dek sebelah depan, menyapu busur depan dan setengah langkan kiri ke laut Layar robek-robek. Petir berkilat di sekeliling kapal, menerangi laut bagaikan lampu sorot. Hujan tegak lurus menyembur wajah Taehyung. Awan demikian gelap sampai-sampai Taehyung tidak tahu saat itu masih siang atau sudah malam. Awak kapal tengah melakukan apa yang mereka bisa ... tapi tidak banyak.

Hoseok telah mengikat dirinya ke konsol dengan cancang bungee Barangkali ide tersebut bagus ketika dia pertama-tama mengikat diri, tapi tiap kali ombak menerjang Hoseok terseret menjauh kemudian kembali menabrak panel kendali seperti papan selancar manusia. Irene dan Seulgi tengah berusaha menyelamatkan tali-temali pengikat layar. Sejak petualangan di Sparta, mereka telah menjadi tim yang kompak—mampu bekerja sama bahkan tanpa bicara. Bagus juga, soalnya mereka tidak mungkin mendengar satu sama lain di tengah badai begini. Yoongi—setidaknya Taehyung mengasumsikan itu Yoongi—telah berubah menjadi gorila. Dia sedang menggelantung dalam keadaan terbalik di langkan kanan, menggunakan kekuatannya yang luar biasa dan kakinya yang fleksibel untuk berpegangan sementara dia melepaskan dayung-dayung patah yang tersangkut. Rupanya kru tengah berusaha menaikkan kapal ke udara, tapi sekalipun mereka sempat lepas landas, Taehyung tak yakin langit lebih aman. Bahkan Festus sang kepala naga juga mencoba membantu. Dia menyemprotkan api ke hujan, walaupun tindakan tersebut sepertinya tidak menggentarkan badai. Hanya Jimin yang upayanya efektif. Dia berdiri dekat tiang layar tengah, tangannya terulur seperti sedang meniti tali. Tiap kali kapal oleng, dia mendorong ke arah berlawanan dan lambung kapal sontak menjadi stabil. Dia mendatangkan semburan air raksasa dari laut untuk menghantam ombak yang lebih besar sebelum mencapai geladak, alhasil laut terkesan meninju mukanya sendiri berulang-ulang. Dinilai dari kondisi badai yang sebesar itu, Taehyung menyadari bahwa kapal pasti sudah terbalik atau hancur berkeping-keping jika Jimin tidak beraksi.

Taehyung terhuyung huyung ke arah tiang layar. Hoseok meneriakkan sesuatu—barangkali Turun sana!—tapi Taehyung semata-mata balas melambai. Dia berhasil tiba di sebelah Jimin dan memegangi pundak pemuda itu. Jimin mengangguk untuk menyapa Taehyung. Dia tidak tampak tercengang atau menuntut agar Taehyung kembali ke ruang kesehatan, membuat Taehyung berterima kasih. Jimin bisa tetap kering jika dia berkonsentrasi, tapi dia jelas-jelas mesti memikirkan persoalan yang lebih genting pada saat ini. Rambutnya yang berwarna gelap menempel ke wajahnya. Pakaiannya basah kuyup dan tercabik-cabik. Dia meneriakkan sesuatu ke telinga Taehyung, tapi Taehyung hanya bisa menangkap segelintir kata: "INI TURUN HENTIKAN!" Jimin menunjuk ke samping.

Adventures of the Demigods Season 2 #5 Last (Bangvelt)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang