BAB 43

139 34 2
                                    

IRENE POV

Selama tiga menit berikutnya, kehidupan terasa luar biasa. Saking banyaknya yang terjadi berbarengan, hanya demigod penderita gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas yang bisa menangkap semuanya. Taehyung menimpa Raja Porphyrion dengan benturan yang begitu keras sampai-sampai sang raksasa jatuh berlutut—disambar petir dan ditikam lehernya dengan gladius keemasan. Yoongi melepaskan hujan panah, menghalau raksasa-raksasa yang berposisi paling dekat dengan Jimin. Argo II menjulang di atas reruntuhan dan semua pelontar misi serta katapel tempur menembak secara simultan. Hoseok pasti telah memprogram senjata-senjata itu dengan presisi nan saksama. Api Yunani berkobar mengelilingi Parthenon. Api tidak menyentuh interiornya, tapi dalam sekejap, sebagian besar monster yang lebih kecil di sekelilingnya telah terbakar. Suara Hoseok menggelegar lewat pengeras suara: MENYERAHLAH! KALIAN SUDAH DIKEPUNG OLEH MESIN PERANG KEREN NAN MEMBARA!

Enceladus meraung murka. "Jung!"

APA KABAR, ENCHILADAS? Suara Hoseok balas meraung. BELATI DI DAHIMU BAGUS TUH.

"BAH!" Sang raksasa mencabut Katoptris dari kepalanya. "Monster-monster: hancurkan kapal itu!" Bala tentara yang tersisa berusaha sebaik-baiknya. Sekawanan gryphon terbang untuk menyerang. Festus si kepala naga menyemburkan lidah api dan menggosongkan mereka hingga jatuh dari langit. Segelintir Anak Bumi melontarkan batu-batu, tapi dari sisi lambung kapal, menyebarlah selusin bola Archimedes, mengadang dan meledakkan batu-batu itu hingga menjadi debu. "PAKAI BAJUMU!" perintah Buford. Wendy memerintahkan Anion turun dari atap pilar-pilar dan melompatlah kuda itu ke medan pertempuran. Jarak setinggi dua belas meter niscaya akan mematahkan kaki kuda lain, tapi Anion menapak tanah sambil berlari. Wendy melesat dari raksasa ke raksasa, menyengat mereka dengan bilah spatha-nya. Memilih waktu yang keliru, Kekrops dan kaumnya, manusia ular, justru menceburkan diri dalam pertempuran tepat saat itu. Pada empat atau lima tempat di sepenjuru reruntuhan, tanah berubah menjadi lendir hijau dan gemini bersenjata pun meruyak ke permukaan, dipimpin oleh Kekrops sendiri. "Bunuh para demigod!" desisnya. "Bunuh penipu-penipu itu!"

Sebelum kebanyakan pendekar Kekrops sempat mengikuti, Wendy mengacungkan bilah pedangnya ke terowongan terdekat. Tanah menggemuruh. Semua gelembung membran berlendir meletus, mengepulkan debu. Kekrops menoleh ke pasukannya, yang kini hanya tersisa enam orang. "MELATA KE BELAKANG!" perintahnya. Panah Yoongi menjatuhkan para manusia ular selagi mereka mencoba untuk mundur.

Periboia sang raksasa perempuan telah meleleh dengan laju mencengangkan. Dia hendak mencengkeram Seulgi, tapi meskipun kakinya terluka, Seulgi sanggup mempertahankan diri. Dia menikam sang raksasa dengan pisau berburunya sendiri dan memancing Periboia main kejar-kejaran maut di seputar singgasana. Jimin sudah kembali berdiri, Riptide berada dalam genggam-annya sekali lagi. Dia masih tampak linglung. Hidungnya berdarah Tapi, dia tampaknya mampu menghalau Thoon, si Raksasa Tua yang entah bagaimana telah menyambungkan kembali tangannya dan menemukan pisau jagalnya. Irene berdiri berdempetan punggung dengan Taehyung, melawan tiap raksasa yang berani-berani mendekat. Selama sesaat, Irene merasa girang. Mereka sungguh-sungguh unggul! Tapi, elemen kejutan segera saja pupus. Para raksasa mengatasi kebingungan mereka. Yoongi kehabisan panah. Dia mewujud menjadi badak dan melompat ke tengah-tengah pertempuran, tapi begitu dia menjatuhkan para raksasa, mereka serta-merta bangkit lagi. Luka. luka mereka sepertinya sembuh lebih cepat. Jarak Seulgi dan Periboia semakin dekat. Wendy terpelanting dari pelananya dengan kecepatan mendekati seratus kilometer per jam. Taehyung mendatangkan petir lagi, tapi kali ini Porphyrion semata-mata menangkis dengan ujung tombaknya. Para raksasa lebih besar, lebih kuat, dan lebih banyak. Mereka tidak bisa dibunuh tanpa bantuan dewa-dewi. Selain itu, mereka tampaknya tidak bisa capek. Keenam demigod dipaksa membentuk lingkaran defensif. Batu-batu yang dilontarkan Anak Bumi menghantam Argo II. Kali ini Hoseok kurang cepat balas menembak. Deretan dayung patah. Kapal berguncang dan oleng di langit. Kemudian Enceladus melemparkan tombak apinya. Tombak itu menusuk lambung kapal dan meledak di dalam, memuncratkan api lewat celah dayung. Asap hitam seram mengepul dari dek. Argo II mulai terperosok.

"Hoseok!" teriak Taehyung.

Porphyrion tertawa. "Kalian demigod tidak belajar dari kesalahan. Tiada dewa yang dapat membantu kalian. Kami hanya membutuhkan satu hal lagi dari kalian untuk menyempurnakan kemenangan kami." Sang raja raksasa tersenyum penuh harap. Dia tampaknya sedang memandang Jimin Park. Irene melirik ke samping. Hidung Jimin masih berdarah. Dia kelihatannya tidak mafhum bahwa tetesan darah di wajahnya telah mengucur ke ujung dagu.

"Jimin, awas ...." Irene hendak berkata, tapi sekali ini suaranya ridak mau keluar. Setetes darah jatuh dari dagu Jimin. Darah itu mendarat di tanah di antara kedua kaki Jimin dan mendesis seperti air di wajan. Darah Olympus mengairi bebatuan kuno. Akropolis mengerang dan bergejolak sementara Ibu Pertiwi terbangun.

Adventures of the Demigods Season 2 #5 Last (Bangvelt)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang