BAB 56

279 41 0
                                    

IRENE POV

Irene berharap dia bisa membujuk diri sendiri dengan charmspeak supaya tidur. Cara itu barangkali mempan untuk rnenidurkan Gaea, tapi dua malam terakhir ini, Irene tidak bisa memejamkan mata sekejap pun. Siangnya baik-baik saja. Irene senang sekali bisa kembali bersama teman-temannya, Yerin dan Minggyu, serta anak-anak Aphrodite lain. Bahkan wakil Irene yang rewel, Nay, tampak lega, mungkin karena Irene bisa mengemban tanggung jawab dan memberi Nay lebih banyak waktu untuk bergosip serta menikmati perawatan kecantikan di dalam pondok. Irene terus menyibukkan diri dengan membantu Jennie dan Seulgi mengoordinasikan bangsa Yunani dan Romawi. Yang mengejutkan bagi Irene, kedua gadis itu menghargai keterampilannya sebagai perantara yang mampu meredam konflik apa pun. Memang tidak banyak terjadi konflik, tapi Irene berhasil mengembalikan sejumlah helm Romawi yang secara misterius masuk ke gudang perkemahan. Dia juga mencegah pecahnya perkelahian antara anak-anak Mars dan anak-anak Ares yang berakar dari silang pendapat mengenai metode terbaik untuk membunuh hydra. Pada pagi hari ketika bangsa Romawi dijadwalkan akan pergi, Irene duduk di dermaga danau kano sambil berusaha menenangkan peri-peri air. Sebagian roh dam penghuni danau berpendapat bahwa cowok-cowok Romawi teramat cakep sehingga mereka juga ingin ikut pergi ke Perkemahan Jupiter. Mereka menuntut akuarium raksasa untuk perjalanan ke barat. Irene baru membereskan negosiasi ketika Jennie menemukannya. Sang praetor duduk di dermaga di sebelah Irene. "Kerja keras?"

Irene meniup sehelai rambut yang menjuntai ke matanya. "Peri air bisa menyusahkan. Kurasa kami sudah sepakat. Kalau mereka masih ingin pergi pada pengujung musim panas, akan kami pikirkan detailnya nanti saja. Tapi peri-peri air punya, anu, kecenderungan untuk melupakan ini-itu dalam waktu lima menit."

Jennie menelusurkan jarinya ke permukaan air. "Terkadang aku berharap bisa melupakan apa pun secepat itu." Irene mengamati wajah sang praetor. Satu-satunya demigod yang tampaknya tidak berubah sepanjang jalannya pertempuran dengan para raksasa adalah Jennie ... setidaknya, dari luar kelihatannya tidak ada perubahan. Jennie masih memiliki tatapan teguh dan tegar, wajah yang anggun dan cantik. Dia mengenakan baju tempur dan jubah ungu dengan nyaman, semudah kebanyakan orang mengenakan celana pendek serta kaus. Irene tidak bisa memahami, bagaimana mungkin ada yang sanggup menanggung begitu banyak kepedihan, menopang begitu banyak tanggung jawab, tapi tidak remuk redam. Dia bertanya-tanya apakah Jennie punya teman bicara, untuk diajak berbagi rasa dan rahasia.

"Jasamu besar sekali," kata Irene. "Untuk kedua perkemahan. Tanpamu, semua ini takkan mungkin tercapai."

"Kita semua menyumbang peran."

"Tentu Baja. Tapi kau aku semata-mata berharap kau mendapat apresiasi lebih."

Jennie tertawa lembut. "Terima kasih, Irene. Tapi, aku tidak menginginkan perhatian. Kau paham rasanya, kan?"

Irene mengerti. Mereka berdua lain sekali, tapi dia memahami perasaan tidak ingin menarik perhatian. Itulah yang Irene harapkan seumur hidupnya, sebagai anak dari ayah yang tenar, yang kerap dikejar-kejar paparazzi, yang foto-foto pribadi dan kisah skandalnya sering bermunculan di media massa. Irene bertemu banyak sekali orang yang mengatakan, Oh, aku ingin terkenal! Rasanya pasti menakjubkan sekali! Tapi, mereka tidak tahu bagaimana ketenaran itu sesungguhnya. Irene melihat betapa keterkenalan telah membebani ayahnya. Irene sama sekali tidak menginginkan itu. Irene juga bisa memahami betapa memikatnya gaya hidup Romawi—yang senantiasa berbaur, menjadi bagian dari tim, bekerja sebagai bagian dari satu kesatuan nan kompak. Kendati demikian, Jennie telah mencapai puncak. Dia tidak bisa tetap tersembunyi.

"Kekuatan dari ibumu ..." kata Irene. "Kau bisa meminjamkan kekuatan kepada orang lain."

Jennie merapatkan bibir. "Jungkook memberitahumu?"

"Tidak. Aku merasakannya saja, saat menyaksikanmu memimpin legiun. Energimu pasti terkuras karenanya. Bagaimana kau bisa kau tahu, mendapatkan kembali kekuatan itu?"

Adventures of the Demigods Season 2 #5 Last (Bangvelt)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang