28

2.6K 208 22
                                    

Saat ini aku sedang berada di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta, mengantarkan kembali kedua orang tua ku setelah menghabiskan waktu yang cukup lama di Jakarta. Kedatangan mereka membuatku semakin rindu akan suasana rumah, walaupun dengan suasana kota yang berbeda, aku bersyukur bisa merasakan kembali masakan mama selama beberapa hari ini.

"Ma, tiketnya udah Alma bantu check in, nanti langsung boarding aja yah." Aku menyodorkan dua tiket penerbangan ke mama. Papa masih sibuk dengan ponselnya yang dari tadi berdering.

"Alma kapan pulang? Saudara selalu nanyain." Mama menatap kepadaku, aku hanya bisa merunduk, belum mampu memprediksi waktu yang tepat untuk pulang.

"Nanti yah ma, Alma mau istirahat dulu, capek habis ngerjain skripsi yang keteteran kemarin."

"Kan bisa istirahat di rumah nak. Lagian kamu gak kangen liat laut?"

"Yah, disini kan juga banyak laut ma."

"Yah bedalah. Udah ah, tuh papamu sudah datang, boardingnya sebentar lagi kan?"

"Iya ma, ya udah, ayuk." Aku mendorong koper hitam milik mama menuju counter pemeriksaan.

"Mama sama papa pergi dulu yah, kamu hati-hati disini. Ingat selalu telfon mama, kamu kalau gak ditelfon gak bakal nelfon kesini." 

"Iya ma, mama sama papa hati-hati yah. Kabari Alma kalau udah nyampe rumah." Aku menyalim tangan kedua orang tuaku, dan memeluk mereka satu persatu. Mataku terus memperhatikan langkah mereka sampai masuk ke ruang tunggu. Aku mengeluarkan ponselku yang ada di waist bag dan mengirimkan pesan ke Adel, untuk memintanya menjemputku.

"Del, aku udah selesai nganter. Jadi jemput gak?"

"Jadi sayang, lagi macet. Kamu tunggu aja yah."

Aku berjalan mengitari halaman terminal ini dan melihat coffeshop tidak jauh dari tempatku berdiri. Tempat yang lumayan sepi untukku menunggu Adel.

"Aku tunggu di Starbucks." Setelah mengirim pesan terakhir ke Adel, aku memasukkan kembali ponselku ke dalam tas, dan berjalan menuju kasir.

"Mba, saya mesen Chocolate Chip Cream yang grande 1, dan saya minta air putih hangetnya yah." Aku mengeluarkan dompet dan menyerahkan sejumlah uang kepada kasir.

"Baik kak, saya ulangi pesanannya yah. Satu Chocolate Chip Cream ukuran grande, dan satu gelas air putih hangat."

"Benar mba, itu aja yah."

"Baik kak, totalnya Rp. 79.000 yah. Atas nama kak siapa?"

"Alma."

"Baik kak, ditunggu yah pesanannya."

Aku mencari meja yang kosong di bagian outdoor coffeeshop, dan menemukannya di sudut. Menjadikan pandanganku lebih luas mengarah ke pengunjung yang datang. Aku mengeluarkan bungkusan rokok Esse dan membakarnya satu batang. Pandanganku masih mengarah ke pengunjung yang berlalu lalang. Memperhatikan mereka satu persatu.

Bersamaan dengan hembusan asap yang ku keluarkan, pandanganku menangkap sosok yang familiar di ingatanku. Siluet tubuhnya walaupun dari belakang, aku tau benar siapa sosok itu. Dengan secepat kilat, aku mendorong kursiku ke belakang dan berlari ke kerumunan orang yang sedang sibuk.

"Eve!" Aku berteriak sekeras mungkin, berlari sekencang mungkin, namun sosok itu tidak menoleh sedikitpun. Dia berlalu, menuju sebuah mobil hitam yang langsung melesat membawanya pergi. Dan aku, belum sempat menggapainya, menghentikan langkah kaki ku dan merunduk dengan nafas yang tersengal-sengal.

Aku yakin itu tadi Eve, walaupun tidak melihatnya dengan jelas. Tapi aku tau itu Eve.

Setelah mengambil nafas dengan teratur, aku kembali ke meja minumku, mengambil beberapa teguk dari air putih hangat yang sudah ada di meja. Mencoba menetralisir degup jantungku yang masih berdetak kencang.

Sekali Lagi, Tinggallah! (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang