29

1.9K 192 16
                                    

Cinta selalu menjadi hal yang rumit untuk bisa dimengerti. Sebagaimana perasaan yang ku tau tertuju kepada siapa, dengan jaminan raga kepada orang lain. Kebebasan untuk menjatuhkan hati dengan sungguh-sungguh terhalang bagaimana takdir mampu menjadikan jiwa kembali rapuh. Tidak ada yang lebih baik dari bagaimana cinta mampu menguatkan ketika nafas melemah, bagaimana rindu menghempas gelisah ketika prasangka terus menyerang. Dan akhirnya, cinta tau kemana peluk yang bisa menghangatkan dengan sepasang mata yang meneduhkan. Disitulah, rumah berbentuk kekasih yang tidak pernah alfa menenangkan.

-------------------------------------------------------------------------

Aku kembali.

Dengan harapan aku akan menemukan Eva atau Eve-lah yang menemuiku.

Keyakinanku semakin menggebu, terlebih aku menangkap siluet tubuh Eve di bandara beberapa waktu lalu.

Dia tidak jauh dariku.
Dia tidak menghilang dari hidupku.
Hanya saja, aku diharuskan berusaha lebih keras untuk kembali dengannya.

___________________________________________________

Kuningan, 28 Maret 2018

Hari pertama aku menjadi karyawan di salah satu perusahaan multinasional di lini ekspor impor. Seperti karyawan baru lainnya, aku datang lebih pagi dari jam masuk kantor, agar bisa meninggalkan kesan yang baik kepada karyawan lainnya.

"Selamat pagi semuanya. Hari ini sebelum kita keliling liat kondisi kantor. Saya akan jelasin dulu beberapa poin penting bagi kalian yang belum tau peraturan kantor kita." Diantara keasyikanku memperhatikan aktivitas para karyawan yang berlalu-lalang, suara berat yang khas menginterupsi kegiatan yang sedang aku lakukan.

Di hadapanku saat ini, berdiri seorang lelaki dengan tinggi sekitar 175 cm. Pakaian yang ia gunakan begitu santai, hanya dengan kemeja biru langit dan celana jins biru tua serta sepatu Adidas Yeezy 700 yang tampak begitu menggiurkan di mataku.

"Oh iya, sebelumnya saya ingin kalian memperkenalkan diri masing-masing dulu sebelum kita keluar dari ruangan ini. Walaupun kalian cuma tiga orang, sebaiknya kalian bisa masing-masing mengenalkan diri. Kita mulai dari kamu." Spontan aku terkejut karena pria tersebut langsung menunjukku tanpa basa basi.

"Hmm." Aku melegakan tenggorokan sesaat. Karena rasa gugup yang tiba-tiba muncul, aku tidak tau apa yang harus aku katakan.

"Nama saya Alma, di divisi Coorporate Secretary. Terima kasih." Iya, aku tau. Perkenalanku begitu singkat hingga mendapatkan beberapa tatapan mengherankan dari karyawan baru lainnya dan juga lelaki yang berdiri kebingungan di hadapanku.

"Baik, selanjutnya!"

Perkenalanpun berlangsung sebagaimana mestinya, karyawan baru di sebelah kananku ternyata bernama Wendy, perempuan yang udah gonta-ganti kerjaan dengan alasan mudah bosan dan ini merupakan pekerjaan ke limanya selama dua tahun terakhir. Sedangkan lelaki satu-satunya diantara kami bertiga namanya Dandi, fresh graduate yang baru dua bulan wisuda dan merupakan pekerjaan pertamanya di perusahaan ini. 

Setelah selesai memperkenalkan diri masing-masing, kami pun dituntun oleh Pak Emil, yang ternyata manager HRD di perusahaan ini untuk berkeliling melihat bagian operasional kantor yang dimulai dari bidang General Admin, Quality Control, Legal, Marketing, Procurement & EXIM, Purchasing hingga ruangan direktur di perusahaan ini.

"Oke guys, saya pikir untuk keliling kita udah cukup yah. Sekarang juga sudah waktunya untuk makan siang. Selain Mbak Alma, bisa kembali ke ruangan training tadi yah karena manager divisi kalian sedang menunggu disana." Satu persatu Wendy dan Dandi menuju ke ruangan yang semula kami tempati. Menjadi pertanyaan tersendiri buatku, kenapa hanya aku yang diminta untuk tinggal.

Sekali Lagi, Tinggallah! (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang