17

2.6K 228 4
                                    

Pada beberapa waktu, aku terus mencinta hingga hilang akal.
Terus memasrahkan bagaimana hidupku walaupun harus sakit terjungkal.
Nyatanya, hatiku belum cukup tangguh membuatmu menetap.
Sedangkan, aku hanya butuh dirimu untuk ditatap.

Bagaimana rasanya ketika di pengujung waktu harapanmu tidak menunjukkan reaksi yang positif? Setelah beribu cara, jalan serta kemampuan dilakukan hanya untuk membuktikan bahwa kamu mencintai seseorang, yang ternyata tidak secuilpun hatinya untukmu.

Aku tidak suka pertengkaran, terlebih jika aku harus terlibat dalam pertengkaran yang berhubungan langsung dengan Alma. Inilah yang terjadi, pertengkaran terakhir ku dengannya berujung menyakitkan. Untukku. Dan aku tau, baginya itu terlalu biasa.

Untuk beberapa waktu sekarang, rasanya tenang namun hampa. Aku bisa menghirup aroma petrichor tanpa harus menunggu hujan. Merasakan kembali secara jelas dekap peluk hangat Alma tanpa ia mendekapku. Seharusnya begini saja. Tapi rasanya kosong.

Aku ternyata butuh Alma.

Alma yang fikirannya hanya untukku.
Alma yang hatinya tidak terisi yang lain selain aku.
Alma yang seluruh waktunya, bersamaku.

Alma, versi harapku.

Seandainya, aku bisa mengontrol perasaanku untuk hati-hati. Aku tidak akan pernah sepenuh hati. Alma akan selalu terjebak dengan kenangan indahnya yang pernah ada. Bersama wanita yang ku harap tidak akan pernah muncul lagi setelah aku. Bersama wanita yang akan dengan mudah menaklukkan dunia Alma.  Bersama wanita, yang ku tau, Alma telah berikan segala cintanya tanpa sisa.

Aku hanya ingin istirahat.

Sebentar saja, setelah ini, aku janji.

Aku akan baik-baik lagi. Tanpa Alma.

____________________________________________

Sekali Lagi, Tinggallah! (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang