Seharusnya kita seperti semula, apa-apa yang menjadi penyebab pisah bukan sesuatu yang harus dimaklumi. Seharusnya kita sama-sama keras kepala, tidak pernah luluh dengan segala kemungkinan untuk kembali masing-masing.
Pada kenyataannya, aku menanggung perih sendiri. Menjadikan sesuatu yang harus digenggam walau ku tau pelukmu semakin membeku. Merasakan bagaimana jiwaku nelangsa hanya untuk bisa memanjakan mataku dengan senyummu. Untuk sesuatu yang kering didalam hati, bukankah seharusnya tempatmu disana?
Dan kita sekarang bagaimana? Sedang aku sendiri berada di persimpangan jalan yang bahkan aku tidak pernah inginkan. Memori ku tidak pernah lupa untuk mengingat bagaimana bibirmu menyentuh kulitku, bagaimana sentuhanmu mampu menghangatkan hatiku, bagaimana suaramu adalah nada terakhir yang menjadi pengantar tidurku.
Waktu mengembalikan aku dimana sebelum ada kamu. Waktu tidak pernah bercanda mengenai kehilangan, termasuk rasa sesak yang ku tahan setengah mati. Rasanya lucu bukan, aku kehilangan mu, sedang sebelumnya aku mati-matian menahan untuk tidak jatuh cinta denganmu.
Jadi, aku mohon.
Kembalilah kepadaku.
Menetaplah disini, sisiku. Dan jangan pernah untuk pergi lagi. Aku tau aku tidak akan pernah bisa menjanjikan apa-apa, tapi yang ku tau, ruang kosong dihatiku milikmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekali Lagi, Tinggallah! (Completed)
RomanceTuhan Maha Baik. Pada setiap kesalahanku, IA menitipkan malaikat sepertimu. Untuk memaafkannya.