dua puluh sembilan🌿

287 16 0
                                    

-Happy Reading-

Rey mengerjapkan matanya,wajah yang pertama kali lihat adalah Malvin dan Aldi,semua anggota Tiger dan Galpotra masih sibuk dengan adegan baku hantam.

"Alhamdulillah,kalo pingsan tau situasi bambang!." ujar Aldi.

Malvin hanya memutar bola matanya malas,"berisik Aldi monyet,orang baru sadar gak butuh ceramah lo." cibirnya.

Rey tidak mengindahkan kedua orang dihadapannya ini,dia bangun,"mau kemana bego?." tanya Aldi ketika melihat Rey sudah berdiri.

"Nanti Alex dapetin lo lagi! Lo gak liat tadi dia udah kaya psikopat tadi?." ujar Malvin.

"Gue gak peduli,gue harus nyamperin Gavin sama Barra,lo temennya kan? Lo gak niat bantu mereka? Anak-anak lain gak ada yang sadar!." bentak Rey lalu dia berlari ke tempatnya tadi diikuti Malvin dan Aldi.

Disana bisa Rey lihat dengan jelas,Alex dengan gilanya mengarahkan pisau itu ke arah Barra yang bahkan tidak ada sangkut pautnya sama sekali,dia melihat Vano dan Gavin tampak frustasi ditambah mereka berdua masing-masing di tahan oleh anggota Tiger.

Saat Vano ingin menarik Barra,tiba-tiba Gavin berteriak.

Jrasssss

"REYNAND!." teriak Gavin.

Barra membulatkan matanya ketika melihat Rey yang kembali menjadi sasaran Alex,lelaki itu tersungkur sembari mencoba menarik pisau yang menusuk dadanya.

"ALEXX BIADAB LO!." teriak Gavin kemudian melepas paksa cengkramannya dari dua anak tiger kemudian menonjok Alex tanpa ampun,wajah dia bahkan sudah tidak mulus lagi,luka lebam menghiasi wajah Alex.

Aldi dan Malvin memukuli orang yang memegang Vano dan Gavin tadi. Barra,lelaki itu tengah memapah Rey tetapi Rey terus menolak.

"Ja-jang-an." ujar Rey,nafasnya seperti tercekat untuk mengucapkan kata itu saja.

"Diem brengsek! Lo bisa sembuh!."

Rey tertawa meskipun dadanya sangat sesak,"bu..bu.ang..wak..tu.." tolak Rey.

Barra ingin sekali menghajar Rey,"diem!."bentak Barra.

"Thanks Bar,lo orang baik,nyesel gue per..nah jad..iin lo musuh,gue ti..tip Cla..ris.sa gu..gue tau lo per..nah de..ket sama dia." Barra diam.

"Berisik!." bentak Barra yang kini susah payah memapah Rey.

"Dia nusuk di bagian jantung tolol,bilang gue sayang sama Clarissa,makasih buat lo sama Galpotra yang udah baik sama gue,gue pamit." ujarnya cepat sebelum matanya benar-benar terpejam, kemudian Barra merasa di pundaknya semakin berat,ia melirik ke arah Rey. Lelaki itu sudah menutup matanya.

Dengan refleks Barra menyimpan Rey di bawah lalu menepuk-nepuk pipi Rey,"BANGUN BEGO! BERCANDA LO GAK LUCU STRESS!."

Rey diam

"ANJING BIKIN GUE PANIK MULU SETAN!." lanjut Barra.

Rey masih diam

Barra memegang nadi Rey,saat itu juga kakinya seakan sudah tidak kuat menahan berat badan Barra.

"REY LO GAK BOLEH MATI BANGSAT! BANGUN!." teriak Barra,ternyata teriakan Barra membuat Gavin,Vano,Malvin dan Aldi menghentikkan aksinya. Mereka lantas berlari kearah Barra.

"Bar,Rey gapapa kan?." tanya Aldi,Barra hanya diam..

Gavin dengan cepat mencari denyut nadi sang adik,namun naasnya denyut itu sudah tidak ada,ditambah tubuh Rey yang mulai dingin,darah terus keluar dari dada kiri Rey,bibir lelaki itu sangat pucat.

"NGGAK NGGAKK LO GAK BOLEH MATI REY!. ALEX BANGSAT BRENGSEK LO LEX!." teriak Gavin.

🌿BBTG🌿

Bella menatap gundukan tanah yang baru ditutup itu,terpampang jelas ada nama REYNAND ADIJAYA BIN ADIJAYA . dada Bella sesak seperti ada ribuan anak panah yang menyerang ulu hatinya,baru saja Bella bertemu Rey setelah sekian lama menanti Rey bangun dari komanya. Tapi apa? Tuhan malah mengambil kembali Rey,bahkan membuat Rey tidur selamanya.

Vano sudah menjelaskan semuanya pada Bella,awalnya sulit tetapi Bella percaya ketika melihat video cctv yang anggota Galpotra beri. Ternyata Alex sudah memasang cctv supaya saat dia membunuh Rey,dia bisa memberi video itu pada Ona. Tetapi betapa bodohnya dia,dengan jejak cctv itu bukankah lebih mudah untuk menjebloskan Alex ke penjara lagi? Padahal Alex baru keluar dari penjara perihal dulu ia membuat Erga-anak Galpotra- sekarat.

Bella menangis sejadi-jadinya,begitupun orang tua Rey,mereka langsung menjebloskan Alex ke penjara tidak tanggung-tanggung merekapun menyuruh anak Tiger yang sudah kabur untuk dimasukkan ke penjara,tapi Ona? Gadis itu entah kemana,hilang seperti ditelan bumi begitu saja.

Bella berjongkok dihadapan batu nisan Rey,disana ada beberapa anggota Galpotra,Vanos juga ketiga sahabatnya.

"Cepet banget ninggalin akunya Rey,kamu marah ya gara-gara tau aku pernah baper sama lelaki lain waktu kamu di Singapore?." ujar Bella,Barra yang mendengar itu sedikit tersentak tetapi ia masih memasang tampang datarnya.

"Aku minta maaf ya kalo aku banyak salah sama kamu,boleh jujur gak? Aku masih kangen loh sama kamu Rey,kamu dengan santainya ninggalin aku gini,gak mikir perasaan aku banget sih." ujar Bella sambil terisak.

Salsha yang berada disebelah Bella lantas mengusap lengan Bella,"Ikhlasin Bel,kasian Rey kalo lo nangisin dia terus nanti dia perginya gak tenang."

"Tuhan gak adil ya,baru aja gue ditemuin sama Rey eh udah diambil aja, Rindu gue belum terobati setelah lima bulan Rey tinggal tidur,ini malah dia tidur selamanya." ujar Bella sambil terus menangis.

"Tuhan lebih sayang sama Rey Bel." ujar Alin sambil memeluk Bella.

"Mending lo pulang ,nanti lo sakit kasian Rey juga kan? Dia malah gak tenang.", titah Gavin dengan wajah datarnya,padahal ia benar-benar sedih. Ia menyesal telah membuat Rey koma dulu.

" gak." tolak Bella.

"Bella,lo besok boleh kesini lagi,sekarang udah gelap. Lo harus jaga kesehatan lo juga." ujar Vano.

Bella hanya diam lalu memeluk Vano,ia terus menangis sejadi-jadinya didepan makam Rey,semua yang melihat itu merasa sedih juga. Betapa sangat besar rasa sayang Bella pada Rey.

Lagi dan lagi,dia kehilangan orang yang begitu berarti dihidupnya,pertama Alvaro..sekarang Reynand.

"Rey aku sayang sama kamu."

-Thanks for Reading-

Badgirl Behind The Glasses [End] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang