delapan belas🌿

268 13 0
                                    

-Happy Reading-

"KENAPA BANGSAT! KENAPA GUE HARUS SAYANG SAMA PACAR MUSUH GUE SENDIRI! BODOH BARRA." teriaknya.

"Barra." ujar Karin mencoba menenangkan Barra.

"Diem lo kalo gak mau gue lempar! Turun mending lo." ancam Barra.

"Lo turun aja,Barra biar kita yang urus." ucap Gavin,Karin mengangguk lalu pergi meninggalkan Rooftop.

"Bar-."

"Lo ada hubungan apa sama Clarissa?." potong Barra cepat sambil menatap Vano dengan tatapan dinginnya.

"Gu-."

"JAWAB BANGSAT!." teriak Barra.

"Gue kembaran Bella." ujar Vano.

"Berarti lo tau semua ini?." tanya Malvin,Vano mengangguk.

"Brengsek!" umpat Barra.

BUGHH! BUGHH!

Barra memberi bogeman pada Vano hingga membuat lelaki itu terpental.

"Kenapa lo gak ngasih tau gue? Musuh dalam selimut banget lo Van! Keren akting lo sampe bikin gue bisa anggap lo sebagai sahabat!."

"Bangun setan!." ujar Barra sambil menarik kerah seragam Vano paksa.

"Barra tunggu penjelasannya dulu!." lerai Malvin.

"Diem lo!."

"Gue gak bisa diem lah goblok ngeliat temen gue berantem kaya gini!." ujar Malvin sambil menarik paksa Barra,sedangkan Aldi memapah Vano.

"Apa? Apaa ? Apa yang mau dijelasin sama si pengkhianat ini?."

Malvin menghela nafasnya gusar,"dengerin dulu dia ngomong! Maen hajar aja anak orang." ketus Malvin.

"Gue kembaran Bella,gue sengaja nyembunyiin identitas kita berdua,SMA juga sengaja bokap pisah karena Bella yang maksa,tapi akhirnya Bella pindah juga kesini karena ada misi." ujar Vano.

"Misi apa?." tanya Aldi.

"Balas dendam,dia maksa gue buat ngasih tau orangnya siapa yang udah bikin Rey kaya gini,gue gak kasih tau. Dia akhirnya tetap mau incer lo sebagai target selagi belom tau siapa orangnya,"

"Kalo gitu lo ngelindungin orang itu,tapi ngebiarin gue jadi korban. Padahal gue bukan pelakunya." sahut Barra sambil tertawa sinis.

"Bukan gitu,gue pikir Bella beneran baper sama lo terus bakal lupa sama misi awalnya makannya gue diemin. Tapi kayanya cara gue salah,gue kaya gini malah bakal bikin semuanya hancur."

"Terus siapa orangnya?." tanya Malvin

Vano menatap Gavin sekilas lalu menatap kembali kearah teman-temannya.

"Gue." ujar Gavin.

"Sorry Bar,karena gue malah lo yang jadi korbannya." lanjutnya.

"Kenapa lo berdua nyembunyiin rahasia ini dari kita? Gak nganggap kita teman?." selidik Aldi.

"Bukan,gue cuma takut masuk penjara jadi gue diem,kebetulan orang yang narik gue setelah gue bikin Rey bener-bener jatuh itu cuma Vano. Jadi gue minta Vano buat rahasia-in ini."

"Tapi dengan lo kaya gitu,lo sama aja kaya jadiin gue tumbal! Padahal gue gak salah!." ketus Barra.

"Ya gue tau gue salah,gue minta maaf."

"Maaf nggak nya juga gak bakal ngerubah segalanya." sahut Barra dengan wajah datarnya.

🌿BBTG🌿

Flashback On

Gavin menarik Reynand ke sebuah gang yang jarang gelap.

"Ngapain lo narik gue kesini!." ketus Rey sambil menghempas tangan Gavin secara kasar.

"Lo tau gue benci banget sama lo Rey."

"Lo ngambil segalanya,padahal kita satu darah,tapi kenapa nyokap bokap lebih sayang sama lo? Lebih perhatian sama lo? Apa kurangnya gue?." lanjut Gavin.

"Kalo mau bawa masalah pribadi jangan sekarang! Gak profesional banget lo." ketus Reynand.

"Sayangnya gue mau bikin lo jera sekarang."

BUGH!

Gavin terus memukuli Reynand hingga lelaki itu tersungkur ke jalanan,dia yang belum ada persiapan masih diam memegangi rahangnya yang di tonjok Rey tadi.

Baru Reynand ingin bangun,Gavin terlebih dahulu menendang perut Rey hingga lelaki itu kembali jatuh,tidak memberi celah agar Rey membalas. Gavin mengambil balok kayu yang ada disana,dia terus memukuli Rey sampai Rey benar-benar babak belur ,memar menyelimuti kulit putih lelaki itu,lelaki itu benar-benar terkulai lemas.

Gavin menghampiri Reynand yang masih menggeliat kesakitan,lalu ia berjongkok dihadapan Rey.

"Gimana? Sakit kan? Sakit hati gue gak sebanding sama apa yang lo rasain,Mama selalu perhatian sama lo. Papa juga,"

Gavin berdiri hendak meninggalkan Reynand,dengan sekuat tenaga untuk mengumpulkan tenaganya,Reynand berteriak.

"KAKAK IBLIS LO! MANA ADA KAKAK TEGA NYAKITIN ADIKNYA KAYA GINI!"

Gavin berbalik kembali dengan perasaan geram lalu menginjak perut Reynand hingga membuat Reynand muntah darah.

"Goblok lo Vin! Bisa bikin dia mati tolol!." ujar Vano yang baru datang ketika melihat kondisi mengenaskan Reynand.

Reynand masih bisa mendengar suara Vano sebelum dia benar-benar kehilangan kesadarannya,lalu dia benar-benar pingsan saat itu juga.

"Kabur tolol!." ujar Vano sambil berlari lalu menarik tangan Gavin.

Flashback Off

BUGH BUGH!

Barra terus menonjok Gavin seakan tidak terima setelah mendengar cerita Gavin tadi.

"Lo iblis bener Vin! Mana ada kakak tega nyakitin adiknya sampe hampir mati kaya gitu? Dimana rasa kemanusiaan lo? Dangkal banget pikiran lo ,kalo lo mikir setelah Reynand mati terus orang tua lo malah baik sama lo ,lo salah besar tolol!." ujar Barra sambil menonjok Gavin

"Kenapa lo jadi bela adik gue yang sialan itu?." tanya Gavin.

"Gue punya kakak! Meskipun kadang dulu nyokap lebih perhatian ke gue,tapi Abang gue gak sampe berubah jadi iblis kaya lo cuma karena iri! ,hati lo kotor Gavin!." ujar Barra kesal.

Meskipun Reynand musuhnya,tetapi ia juga tidak terima ketika ada seorang kakak yang dengan sengaja ingin membuat adiknya menghilang dari muka bumi ini hanya karena iri dengan sebuah perhatian.

Sebesar apapun perhatian orang tua pada si bungsu,tetapi mereka juga tidak mungkin lupa pada si sulung.

"Minta maaf lo sama Reynand! Karena lo juga gue harus kaya gini!.x" ujar Barra.

"Gue gak bakal musuhin lo,tapi cara berpikir lo buat bikin adik lo sendiri mati itu salah besar!."

"BARRA! GAVIN!." teriak seseorang di ambang pintu Rooftop dengan nafas terengah-engah.

-Thanks for Reading-
-Vote n Comment gays!-

Badgirl Behind The Glasses [End] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang