empat puluh tiga🌿

227 13 0
                                    

-Happy Reading-

Bella berlari kearah Rooftop diikuti Alin,Salsha dan Anne. Keempat gadis bar-bar itu tengah dikejar oleh guru BK karena membuat ulah lagi. Mereka berempat baru masuk lantaran kemarin saat MOS mereka di skors karena ketahuan mengerjai adik kelas yang sedang makan dikantin.

Masalah utamanya adalah Bella geram pada gadis ber-nametag Naura itu,karena berusaha mencari perhatian dari Barra yang tak lain adalah pacar Bella. Dengan perasaan jengkel Bella menggebrak meja tempat dia menikmati makan siang,membuat orang yang ada dimeja itu tersentak kaget dan menatap Bella takut,Bella hanya mengoceh memberi peringatan pada gadis yang menurut Bella centil itu agar tidak mencoba mencari perhatian Barra lagi. Bella sempat menumpahkan minuman yang ada dimeja ke rok gadis itu hingga basah dan lengket,gadis itu menangis dan ditemani temannya ke ruang guru untuk mengadukan tindakan senior nya itu.

Dari situlah Bella menyimpulkan gadis itu sudah mengibarkan bendera perang. Jangankan untuk damai,melihat gadis itu saja membuat Bella ingin mencacinya lagi.

"KALIAN BEREMPAT BERHENTI!." teriak pak Simon selaku guru BK tetapi tidak dihiraukan oleh keempat gadis itu yang malah masuk ke Rooftop dan menutupnya dengan rapat. Sedangkan guru itu masih mengatur nafasnya karena tangga menuju Rooftop sangat lah panjang.

"Huh untung pintu nya gak dikunci." ujar Alin sambil menghirup udara sebanyak-banyaknya.

"Ngapain?."

Keempat gadis itu menoleh,pantas saja pintu Rooftop tidak dikunci ternyata ada Barra cs.

"Kunci tuh." ujar Vano sambil melempar kunci kearah Bella,dengan cepat Bella menguncinya.

"Itu tuh pak Simon gila ngejar kita sampe sini,encok tau rasa ntar huh." keluh Alin sambil mengatur nafasnya.

"Bikin ulah lagi lo?." tanya Vano kini tatapannya beralih pada Bella,sang kembaran.

"Nggak sih,emangnya salah gue kalo gue ngunciin adik kelas di toilet? Ngeselin sih dia,baru gitu doang udah aduan. Belum aja gue patahin tuh tangan," sahut Bella,keempat gadis itu sudah duduk di salah satu sofa bekas yang ada disana.

Aldi menggeleng-gelengkan kepalanya,"gila,bar-bar lo gak kurang sama sekali Bel. Malah makin nambah."

Bella terkekeh,"siapa adik kelasnya? Masih si Naura?." Barra yang bersuara.

Bella menggeleng lalu matanya menyipit menatap Barra dengan tatapan mengintimidasi,"kenapa? Mau banget gue berurusan sama si Nora sih." ketus Bella sambil menekan kata Nora bukan Naura.

"Ya nggak gitu,emangnya siapa lagi? Adik kelas itu bikin ulah sama lo sampe lo kunciin di toilet?." tanya Barra berusaha setenang mungkin.

"Dia nabrak gue sampe jatuh,ya sakit lah."

"Gak sengaja itu juga sih,soalnya dia lagi bawa buku banyak. Iyakan Bel?." ujar Alin

Bella mendengus sebal,"tetep aja salah,sakit nih pantat gue. Udah kaya wak-."

Bella menghentikan ucapannya,tadinya dia ingin mengucapkan kejadian yang sama seperti saat ia bertabrakan dengan Arlan di SMA Cakrawala dulu. Tetapi dia melihat Salsha yang sedang main ponsel,dia urungkan.

"Wak? Wak apa? Wak wakung nasinya nasi jagung?." desak Aldi.

"Kepo!."

🌿BBTG🌿

"Bella,belum seminggu kamu menjadi kakak senior kelas 12 tetapi sudah menciptakan banyak masalah. Mau kamu apa sih? Bapak bosen nih setiap yang datang kesini pasti kamu lagi,kamu lagi." keluh pak Simon sambil memijat pangkal hidungnya. Gadis dihadapannya ini sangat membuatnya pusing dengan segala ulah nya.

"Mau saya,nih dia adik kelas gak tau diri,caper,sok cantik,ngeselin,keluarin aja. Dia sekolah bukan niat belajar,tapi nyari sensasi. Bapak liat aja tuh sendiri,masih kelas 10 udah pake rok pendek,baju ketat,make up tebel,bopeng ya muka lo jadi ditutupin dempulan sekilo?." sindir Bella sambil menunjuk adik kelas di hadapannya yang tengah menunduk.

"Astaga,Bella kamu kalo berbicara didepan guru yang sopan!." tegur pak Simon.

Lagi dan lagi,gadis simaniak biru itu membuat masalah. Tentu saja dengan musuh yang sama,yaitu Naura. Menurutnya,gadis itu terlalu pansos,caper,dan tengil.
Apalagi dia terus-menerus mencari perhatian dari seorang Barra,tentu saja itu membuat bendera perang seorang Rabella muncul ke permukaan.

Bella pastikan gadis itu sudah ia masukan dalam blacklist dengan kategori 'musuh abadi Rabella karena mencoba merebut Barra'.

"Bapak tanya aja sama anaknya sendiri,jangan mentang-mentang dia mukanya polos jadi keliatan kaya orang baik-baik pak. Bapak lihat aja penampilannya,gak beda jauh dari saya kan?."

"Eh gak deng,lebih buruk dia. Saya sih ogah pak disamain sama bocah caper kaya dia. Baru juga masuk udah nyari sensasi aja." lanjut Bella dengan nada sinisnya.

"Gue kan gak tau kalo kak Barra udah punya cewek,lagian kalo mau semua orang tau kalo kak Barra punya cewek. Lo tulis tuh di jidatnya PUNYA BELLA." sewot Naura,karena sedari tadi ia merasa disudutkan oleh Bella. Kesabaran gadis itupun memuncak tanpa tau siapa lawannya sekarang.

Bella tersenyum sinis,"Look? Asli nya gini lho pak,bapak gak usah ngebela dia terus deh pak. Bapak kan belum kenal sama dia,sedangkan sama saya sudah hampir 2 tahun."

"Sudah-sudah,hanya karena memperebutkan lelaki kalian jadi seperti ini. Kaya gak ada lelaki lain aja." ujar pak Simon.

"Ya dia lah,deketin cowok orang. Enak aja,dipikir situ cantik? Helloooooo,lo sama gue itu kalo disandingin bagaikan langit dan bumi. JAUH!." ujar Bella sambil menekan kata 'Jauh'.

"Cukup! Kalian berdua bersihkan toilet seluruh sekolah! Tidak terima penolakkan!."

🌿BBTG🌿

Bella sedari tadi mendengus kesal dengan segala sumpah serapah ia lontarkan lantaran sebal karena pak Simon menyuruhnya membersihkan seluruh toilet di SMA Antariksa. Dipikir sekolahan Antariksa cuma sepetak? Sungguh Bella ingin mencukur habis rambut yang ada dikepala pak Simon,sayangnya pak Simon memiliki kepala yang pelontos alias botak.

Bersyukurnya gadis itu memiliki teman seperti Alin,Anne dan Salsha dan juga mempunyai pacar seperti Barra. Karena mereka semua membantu pekerjaan Bella agar lebih cepat,berbeda dengan Naura yang hanya ditemani oleh temannya yang diketahui bernama Okta.

"Lo tuh,awas lo cari masalah sama gue lagi. Gue gak segan-segan ya matahin tangan lo,atau gak cukur habis rambut lo biar botak kaya pak Simon!." ancam Bella sambil mendelik tajam kearah Naura yang tengah mengepel lantai toilet.

"Ssstt,udah sini gue bantuin biar cepet selesai. Lin,Sa,Ne lo balik duluan aja. Bilangin ke Vano sama anak-anak balik duluan,biar gue yang bantuin Bella bentar juga kelar." titah Barra.

"Bener nih?."

"Iya,balik dah lo sana. Bentar juga kelar gue," sahut Bella.

"Oke."

"Dasar bucin,apa-apa maunya sama pacar mulu." gumam Naura pelan tapi terdengar oleh Bella.

"Berisik,ngebacot aja. Perlu gue sumpel tuh kain pel ke mulut lo?." ketus Bella.

-Thanks for Reading-
Jadilah pembaca bijak disetiap chapternya❤Vo&co...jangan lupa mampir ke novel sebelah,Krystal❤

Badgirl Behind The Glasses [End] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang