Epilog🌿

434 14 3
                                    

Sebelum baca ini,aku saranin kalian play lagu dari Taxi - Hujan Kemarin dan Seventeen - Kemarin

-Happy Reading-

Kejadian itu berlalu begitu cepat,baru Bella kembali mendapatkan kebahagiaan nya setelah ditinggal oleh sang mantan pacar dulu,Rey. Tapi,kini Tuhan mengambil apa yang disayang lagi.

Barra,lelaki yang sudah mengisi hati Bella selama beberapa bulan ini. Lelaki itu pergi selama-lamanya,meninggalkan banyak luka pada orang-orang terdekatnya terutama sang Mama dan pacarnya.

Tepat hari ini hari ketiga setelah kepergian Barra,tapi gadis bersurai hitam dengan ombre biru itu tetap tidak berubah dari hari pertama Barra pergi. Ya,Bella seperti orang linglung. Semenjak kepergian Barra,gadis itu tampak sedikit frustasi,sulit diajak bicara,tidak pernah makan,bahkan setelah selesai mandi gadis itu langsung duduk diatas kasur sembari memegangi kalung dengan gantungan huruf B yang terbuat dari berlian,pemberian Barra.

Alin,Anne,Salsha pun sulit mengembalikan senyum Bella,orang tua Bella sedih melihat anak gadisnya yang biasanya bertindak bar-bar itu kini menjadi lebih,ralat bukan lebih tetapi sangat pendiam. Vano bahkan bisa merasakan sakit yang Bella rasakan,ikatan batin anak kembar tentu kuat bukan?

Setiap harinya mereka selalu bergantian untuk mengajak Bella berbicara meskipun mereka tahu bahwa mereka tidak akan mendapat respons apapun dari Bella. Tatapan Bella kosong,setengah jiwa Bella pergi.

Teman-temannya berpikir Bella sudah mulai bisa menerima kepergian Barra,terlihat saat pemakaman Barra gadis itu hanya menatap datar meskipun sesekali air matanya menetes. Mereka pikir Bella sekarang jauh lebih kuat setelah dulu ditinggalkan oleh Rey,tapi dugaan mereka semua tidak benar.

Bella malah semakin kacau setelah kepergian Barra,gadis itu memang tidak menangis meraung seperti saat kehilangan Reynand dulu,tapi diamnya lebih menakutkan dari saat dia menangis dulu. Mental Bella seakan terguncang dengan seringnya dia kehilangan.

Vano sedikit meringis melihat keadaan Bella yang sangat menyedihkan,kelopak mata yang menghitam seperti mata panda,bibir pucat,rambut yang jarang disisir,mata sembab,hidung merah. Menyakitkan untuk Vano.

"Ayo makan." ajak Vano lembut tetapi tidak mendapat respons apapun dari Bella.

"Bella."

Teman-teman mereka datang setiap harinya untuk menjenguk keadaan Bella,Malvin menghampiri Bella dan Vano yang berada diatas kasur.

"Bella." Malvin menarik wajah Bella agar menatap matanya.

"Gue ngerti lo pasti kehilangan banget,tapi hidup lo masih panjang. Ikhlasin Barra,kasihan Barra disana gak tenang,lo tau gimana susahnya gue ngehibur tante Dyra? Dia juga sama kaya lo,kehilangan Barra. Tapi dia gak sampe kaya lo gini,lo lemah! Tante Dyra Mamanya,orang yang ngandung Barra,orang yang ngelahirin Barra! Tapi dia kuat,apalagi sekarang dia sebatang kara! Alvaro,Barra,Papa Barra semuanya ninggalin tante Dyra,dia jauh lebih sakit dari pada lo Bel! Lo gak tau segimana sedihnya dia setiap malam nangisin kepergian Barra. Harusnya lo bisa lebih kuat dari tante Dyra,lo harus bangkit!" tekan Malvin,lelaki itu sungguh kesal melihat Bella seperti ini. Bagaimanapun juga, Barra teman lamanya,tentu saja dia sedih melihat pacar dari temannya seperti ini.

Cairan bening kembali meluncur menelusuri pipi mulus itu.

"Lo gak ngerasain gimana jadi gue,kehilangan Alvaro,Reynand,sekarang Barra."

"Nah,harusnya lo udah belajar dari yang kemarin-kemarin kan? Jangan terlalu menangisi apa yang udah pergi,lo mau nangis sampe Bandung jadi banjir pun gak akan merubah segalanya,Barra tetap pergi. Dia gak akan kembali meskipun mata lo udah merah kaya ditonjok."

Bella refleks memeluk Malvin dihadapan teman-temannya,Vano langsung berdiri dan menghampiri Alin yang tengah melihat kejadian itu diambang pintu.

"Jangan marah,lo tau kan kondisi Bella sekarang lagi gimana." bisik Vano.

Alin menoleh lalu tersenyum,"gapapa kok,udah putus juga. Gak ada hak."

Tangis Bella kembali pecah mendengar semua perkataan Malvin,gadis itu memeluk Malvin dengan erat.

"Jangan nangis lagi,lo bisa jadiin bahu gue sebagai alat bersandar lo kalo  emang lo butuh." bisik Malvin,lembut dan menenangkan.

Kematian adalah hal yang paling mengerikan didunia ini,kematian adalah level kehilangan yang paling atas dan tidak bisa diganggu gugat. Semua yang sudah pergi tidak akan bisa berbalik arah lagi hanya karena banyaknya tangisan yang tidak merelakannya pergi. Begitupun Barra,jika Bella menangis selama 7 hari 7 malam itu tidak akan bisa membuat Barra kembali hidup,takdir seseorang sudah diatur oleh yang diatas,rezeki,jodoh,maut semuanya sudah diatur.

Selamat tinggal Barra
Terima kasih telah hadir
Terima kasih telah memberi banyak warna dihidup Bella
Terima kasih telah sabar menghadapi gadis seperti Bella
Terima kasih sudah mau menerima Bella
Terima kasih sudah memberi sedikit kebahagiaan dihidup Bella karena akhirnya Barra memilih menyusul Alvaro dan Reynand untuk meninggalkan dunia
Maaf beribu Maaf dari Bella untuk Barra atas segala kesalahan yang pernah Bella perbuat
Percayalah,Bella pasti akan sangat merindukan Barra
Selamat tinggal..

-Thanks for Reading-

Ending sesungguhnyaa hihihi,kalo kurang dapat feel nya yamaap ya...

Bubayyy kisah Barra sama Bella berakhir disini aja...

Jangan lupa baca Auristela..

VOTE & COMMENT untuk menghargai karya orang lain❤

Loveyou makasih banyak yang udah mampir untuk membaca kisah Barra dan Bella❤

Sayang beribu sayangggggggg❤

Badgirl Behind The Glasses [End] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang