Prolog

111 14 5
                                    


Prolog

Damien's P.O.V

Kakiku menapak lantai hitam keunguan. Dan hanya gelap gulita yang kulihat sejauh mata memandang. Inikah yang dinamakan "Ruang Hitam"?

"Selamat datang di tempat bermainku, atau bisa kusebut, tempat peristirahatan terakhir kalian, hahaha...!"

Ya, inilah "Ruang Hitam". Sebuah tempat yang terpisah dari dunia asli, tempat bermainnya para iblis. Jika masuk, kemungkinan bisa kembali ibaratkan mencari sebuah jarum ditumpukkan jerami.

Aku memandang ke arahnya. Wajahnya tidak terlihat ketakutan ataupun khawatir. Dia membalas pandanganku seraya berkata, "tenang saja. Ada aku disini. Kamu tahu kan? Jika kita bersama, tidak ada yang bisa menghentikan kita. Ayolah, tunjukkan wajah penuh keyakinanmu itu."

Mataku berbinar-binar, terkagum akan perkataannya. Sebenarnya agak lucu. Aku juga mengatakan hal yang serupa sebelum pertandingan duel waktu itu.

"Oh...kalian begitu yakin akan selamat? Ha! Bagus sekali! Aku tak sabar melihat wajah kalian, setelah aku patahkan keyakinan kalian itu!"

Aku memantapkan posisiku dan mengeluarkan pedangku. Pertarungan ini baru saja akan dimulai.

***

The DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang