Damien's P.O.V
Ah...tidak terasa dua bulan lagi tahun pertamaku di Knight's Academy akan berakhir. Banyak sekali yang sudah terjadi dan yang kupelajari selama beberapa bulan ini.
Aku pun membuka pintu rumah dan melangkah keluar. Sama seperti hari-hari biasa, aku menghampiri penginapan Lucy, hendak mengajaknya berangkat sekolah bersama.
Biasanya dia menungguku di samping pintu masuk, namun kali ini dia tidak berada di sana. Jangan bilang dia telat bangun lagi. Yah, aku masih bisa menunggunya lima menit lagi. Namun setelah itu aku akan langsung berangkat. Jika aku menunggunya lebih lama, bisa-bisa aku terlambat.
Empat menit dan 55 detik telah berlalu. Aku pun mulai menghitung mundur mengikuti gerak jarum jamku. Lima...empat...tiga...dua....
"Damien!!" sahutnya sembari berlari mendobrak pintu.
"Hampir saja kutinggal. Coba telat sedikit lagi."
"Ih, Damien jahat..!" balasnya jengkel.
Aku terkekeh kecil mendengar jawabannya, "Ya sudah, ayo berangkat."
Kami pun mulai berjalan menuju akademi. Setelah melalui distrik biru, kami tiba di pusat kota. Yang kupikir akan kulihat adalah suasana padat seperti biasa, namun kali ini ada berbeda.
"Damien, lihat disana! Ada kerumunan banyak orang." Ujar Lucy memberitahu.
Ya, aku sudah melihatnya dari tadi. Apa yang terjadi disana? Aku dan Lucy langsung menuju kesana, penasaran dengan apa yang terjadi.
Sesampainya disana, kami tidak bisa melihat apa-apa. Ya jelas, kerumunan orang menghalangi pandangan kami.
"Damien, gendong aku. Nanti aku beritahu apa yang kulihat." Saran Lucy.
"Hah? Enak saja. Tidak mau." Tolakku mentah-mentah.
"Ayolah, sia-sia kita sudah kemari terus gak liat apa-apa."
"I-iya juga sih, tapi..."
"Nanti siang aku jajanin deh, gimana?" tawarnya.
Ah, tahu saja gadis ini kalau aku sedang krisis dengan yang namanya uang. Mana mungkin aku menolak tawarannya.
Aku menghela nafas, "Ya sudah. Tapi janji ya."
"Iya...janji..." jawabnya.
Aku pun jongkok dan membiarkannya menaiki pundakku. Be-berat juga dia..!
"Apa yang kamu lihat?"
"Ti-tidak mungkin. A-apa aku salah lihat?!" ujarnya terkejut.
"Hei, apa yang kamu lihat?!" tanyaku lagi, semakin penasaran
Selang beberapa detik, diapun menyuruhku untuk menurunkannya. Dan tentunya sesuai perjanjian, dia menceritakan kepadaku semua yang dia lihat.
"Aku melihat beberapa kesatria kerajaan memasuki sebuah rumah dan membawa dua orang dengan kondisi terbunuh. Dan salah satu dari orang itu adalah Mary, teman kita di akademi."
Mataku terbelakak, terkejut akan penjelasannya. Tidak, dia tidak mungkin berbohong. Aku kerap memikirkan perasaan Jamie jika mendengar berita ini. Belakangan ini dia sangat dekat dengannya.
"Oh, begitu ya..." ujar seseorang dibelakangku.
Sontak aku menoleh ke arah sumber suara. Baru saja aku memikirkan tentangnya, sekarang dia sudah berada di hadapanku dan di waktu yang amat tidak tepat.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Dream
Fantasy(Remake dari yang pertama) Menjadi seorang jendral kesatria kerajaan tingkat pertama sudah lama menjadi impian seorang Damien Victor. Dengan kegigihan dan kebulatan tekad, dia berlatih demi berhasil lulus di Knight's Academy. Tempat pendidikan palin...