11. Crazy

2.5K 438 122
                                    

"Kalau lo, lo pengen apa?"

Rajasa tersenyum kecil sambil menatap Jingga, "Gue pengen nyium lo."

Jingga hanya terdiam mendengar jawaban Rajasa yang jelas mengejutkannya. Kemudian tangan Rajasa menarik tengkuk Jingga mendekat ke arahnya dan bibirnya langsung meraup bibir Jingga.

Mereka berciuman.

Ciuman yang hanya berlangsung selama beberapa detik tapi cukup membuat jantung Rajasa berdetak kencang.

"HEH!"

"RAJASA!"

"EJA!"

"HAH?!" pekik Rajasa kaget.

"Ngapain sih lo merem? Bukannya jawab pertanyaan gue."

Rajasa langsung berdehem canggung dan menyentuh bagian dadanya yang masih berdegup kencang. "Gak apa-apa."

"Gue ngantuk tadi." Ujar Rajasa asal. "Lo nanya apa?"

"Lo pengen apa?" tanya Jingga sebal.

"Ngerusak suasana banget deh lo. Gue ngomong panjang lebar tapi lo malah merem!" lanjut Jingga masih menggerutu.

"Ya maaf." Ketus Rajasa sebal.

"Jadi?"

"Jadi apa?"

"Ya pertanyaan gue jawab dong?"

"Oh..." gumam Rajasa canggung. "Gue pengen... Hmm..."

Rajasa diam-diam mencoba menetralkan kerja jantungnya kemudian segera mengalihkan pikirannya agar kembali jernih. Ia berdehem beberapa kali sebelum akhirnya menjawab pertanyaan Jingga.

"Gue pengen jadi lebih dewasa?" jawab Rajasa ragu. "Gak tau sih. Kayaknya walaupun umur gue udah 25, gue masih gak tau apa yang gue pengen."

Jingga mengangguk kecil mendengar jawaban Rajasa. "Gak apa-apa kok, Ja. Gak semua orang harus ngerti suatu hal di waktu yang sama kan?"

Rajasa ikut mengangguk setuju dan sedikit mengalihkan pandangannya dari Jingga. Entahlah, mungkin akibat sejak kemarin dihadapkan dengan banyak hal mengejutkan bersama Jingga, Rajasa merasa ia jadi kurang waras.

Bahkan hanya melihat wajah Jingga pun ia masih merasa ia kurang waras.

"Ji."

"Hmm?" gumam Jingga menjawab.

"Traktir gue nya kapan-kapan aja lah. Gue Senin gak bisa."

"Kenapa?"

"Mau lembur."

Jingga mengangguk setuju atas usul Rajasa, "pokoknya lo bilang aja kapan mau ditraktir. Tapi jangan mendadak! Gue juga punya personal life ya!"

"Iya, gak usah banyak bacot." Ketus Rajasa menjawab.

Jingga hanya mendelik sebal karena ia malas bertengkar.

Setelah itu ada hening cukup lama sebelum akhirnya Rajasa kembali membuka suara. "Jadi... Kapan lo mau balik ke rumah lo?"

"YA AMPUN! IYA! IYA! GUE BALIK!" pekik Jingga kesal dan langsung berdiri membereskan barang-barangnya.

"CEPETAN KELUAR YA!" timpal Rajasa sambil mendorong pelan punggung Jingga.

*****

Setelah akhir pekan yang mengkhawatirkan untuk Jingga dan menghebohkan untuk Rajasa, mereka kembali pada aktivitas masing-masing.

Keduanya hanya saling menyapa atau saling menghina ketika berpapasan di depan pintu unit masing-masing, di lift, atau di lobi apartemen. Tidak ada yang istimewa.

PaletteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang