20. Ex

2.5K 448 204
                                    

"Jo, kayaknya lo ngutuk gue deh."

Joana yang sejak tadi sibuk memoles wajah di sebelahnya langsung menoleh, "ngutuk apaan deh, Ji."

Jingga menghela napas sebelum menatap pantulan dirinya di cermin. "Kayaknya gue suka sama orang."

"Terus hubungannya sama kutukan gue?"

Jingga kembalimenghela napas, "lo inget gak sih cowok nyebelin yang waktu itu kopinya gue gak sengaja tumpahin?"

Joana mengangguk. "Yang tetangga lo, kan?"

"Terus ken—"

"Bentar, Ji. Biar gue tebak."

"Lo suka sama dia?"

Jingga terdiam ragu untuk beberapa saat sebelum akhirnya ia mengangguk kecil. "Gimana dong, Jo..."

"Hahaha Jingga! Jangan-jangan ini alesan lo keliatan linglung selama dua minggu ini?"

"Emang gue keliatan linglung?"

"Hmm lebih tepatnya sering bengong, terus tiba-tiba lo jerit-jerit gak jelas."

"Masa sih?"

"Beneran, Ji. Semenjak Jumat tempo lalu lo bolos kerja itu pokoknya lo aneh."

Jingga kembali menatap bayangannya di depan cermin, "Tapi gimana ya, Jo. Gue sama dia tuh susah banget akur. Masa gue bisa suka sama dia?"

"Ya mungkin di antara 90 hal yang bikin lo berdua gak akur, ada 10 hal yang bikin lo suka sama dia?" ujar Joana santai.

"Udah yuk, Ji. Lima belas menit lagi meeting sama Miss Jung."

Jingga terdiam kemudian mengangguk. Ia buru-buru memoleskan lipstik di bibir kemudian merapikannya.

"Ji."

"Apa?"

"Itu lo buang lipstik?"

"Sial." Lirih Jingga.

Saking tidak fokusnya, ia barusan membuang lipstik ke dalam tempat sampah dan malah menyimpan tisu kotor di tangannya.

"Pusing banget nih yang lagi kasmaran."

"Ih Jojo apa sih."

Joana hanya terkekeh sambil terus meledek Jingga sepanjang mereka kembali ke ruangan.

*****

"Pa, kalau ma—"

"Halo dulu kali."

"He he." Lirih Rajasa sebal. "Halo."

"Ya, Halo? Kali ini apa lagi?"

"Gitu amat sih sama anak sendiri, Pa." Ucap Rajasa semakin sebal.

"Ya kenapa?"

"Udah sembuh kan kamu? Pasti udah ya, kan dirawat sama cewek cantik."

"....."

"Kok diem?"

"Papa tau dari mana?"

"Hahaha ya siapa lagi?"

"DARI EOMMA?!"

"WAE?!" (KENAPA?!) lanjut Rajasa tidak terima.

"Kenapa Eomma...." lirih Rajasa.

"Emang kenapa sih?"

Rajasa kembali terdiam. "Yaudah lah."

"Jadi kenapa kamu telepon Papa?"

"Hmm." Gumam Rajasa ragu.

"Soal Jingga lagi?"

"EOMMA KASIH TAU NAMANYA?"

PaletteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang