"Soojung, kau yakin aku bisa menggunakannya?"
"Tentu saja. Aku pernah berlatih di sana selama berbulan-bulan dan aku sudah akrab dengan semua staffnya."
"Mereka semua sudah mengizinkan kau untuk menggunakannya." lanjut Soojung.
"Jadi aku harus bagaimana?"
"Kau cukup katakan nama Koreamu dan bilang bahwa kau adalah keluargaku."
"Keluarga?"
"Hmm... Bilang saja kalau kau adiknya Hwang Jongin. Mereka semua tahu dia pacarku."
"Baiklah."
"Nanti aku akan kirimkan juga fotomu pada penjaga di sana dan juga staff disana agar mereka mengenalimu."
"Terima kasih Nuna." Ucap Rajasa penuh semangat.
"Enak saja! Kita seumur! Bahkan aku jauh lebih muda!"
Rajasa hanya tertawa sebagai jawaban.
"Oh ya, kirimkan juga foto perempuan yang akan ikut bersamamu agar dia bisa masuk juga."
"Oke. Tapi jangan beritahu Karta!"
"Iya! Aku tidak akan memberitahunya. Memang kenapa sih?"
"Karta kenal dengan orangnya."
"Lalu?"
"Kau tidak ingin Karta meledekmu ya?" lanjut Soojung bertanya.
"Hmm." Gumam Rajasa menjawab.
"Yasudah. Segera kirimkan fotonya padaku, ya!"
"Iya! Jangan lupa, aku pesan untuk tanggal 14 Maret!" pekik Rajasa kembali mengingatkan.
"Iya, aku tidak lupa!"
"Dasar ribet sekali!" lanjut Soojung sebelum menutup sambungan teleponnya.
*****
Semenjak kejadian mabuk dan menangis di pinggir jalan sekitar lebih dari 2 minggu yang lalu, kehidupan Rajasa dan Jingga berjalan kembali seperti biasa.
Jingga tetap tinggal bersama dengan Tiana yang akhirnya kemarin menemukan apartemen yang sesuai dengan keinginannya.
Jingga pun tetap tinggal di sini.
Ia tahu, semua tangisannya kemarin karena ia lelah. Dan kadang ketika kita lelah, kita ingin menyerah.
Ia tahu, ia akan tetap berusaha, walaupun sulit untuk mendengar ucapan bangga dari orangtuanya, setidaknya Jingga akan membuat dirinya sendiri yang merasa bangga.
Soal bagaimana Rajasa dan Jingga sekarang, semuanya masih tetap sama. Keduanya sesekali menghabiskan waktu untuk makan di luar dan mencoba kafe atau restoran baru—tentunya permintaan Jingga, atau terkadang hanya mengobrol kecil di balkon apartemen Rajasa di malam hari setelah keduanya pulang kerja.
Tanpa mereka sadari, kegiatan saling bercerita menjadi kegiatan yang sangat normal untuk keduanya lakukan bersama.
Dan tanpa terasa, perasaan Rajasa pun setiap hari semakin besar kepada Jingga.
Oleh sebab itu, akhir-akhir ini ia begitu pusing dan sibuk memikirkan tentang perasaannya.
Ia tidak bisa menyangkal bahwa ucapan Basa tempo lalu mengusiknya.
Setiap bertemu Jingga dan melihat perempuan itu memakai kalung dari laki-laki bernama Tian, Rajasa semakin kembali diingatkan kalau perempuan itu bisa saja lebih dulu memilih orang lain dari pada dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Palette
Fanfiction(Series #11 - TAMAT) I like it, I'm twenty-five. [Cerita belum direvisi sejak tahun 2020]