"Lo ngomong apa sih? Cemburu?"
Rajasa terdiam ketika pertanyaan itu dilemparkan kepadanya.
"Cemburu ya? Hahaha." Tanya Jingga yang kini justru tertawa senang.
Tapi tawanya hanya bertahan beberapa detik karena setelah itu Jingga merasakan perih di keningnya.
Tentu saja karena Rajasa tanpa rasa kasihan menyentil keningnya sekuat tenaga.
"Mending lo mimpi pelihara naga deh daripada ngomong ngawur."
Jingga langsung mendengus merasakan sakit di keningnya. Tangannya segera menggosok-gosok bagian tersebut agar rasa sakit sedikit mereda.
"Sakit tau, Ja."
"Bagus. Biar otak lo bener dikit." Jawab Rajasa sebal.
Jingga mencibir mendengar jawaban Rajasa dan setelah itu kembali melanjutkan kegiatannya membuang sampah bersama Rajasa di sebelahnya.
"Tapi serius. Gue bukan maksud gak kenal elo loh." Ucap Jingga kembali membuka pembicaraan.
Pada dasarnya Jingga merasa tidak enak hati karena mengatakan pada Tian kalau ia tidak mengenal Rajasa. Mereka kan baru berteman, dan kalau harus jujur Jingga merasa senang mendapatkan teman baru selain Joana di sini. Jadi sebisa mungkin ia tidak ingin menimbulkan kesalahpahaman dengan teman barunya ini.
"Hmm..." gumam Rajasa malas.
"Ih lo gitu banget nanggepinnya."
Rajasa tetap sibuk memasuk-masukkan sampah miliknya tanpa kembali menjawab.
"Gue beneran masih pusing tau, Ja. Apalagi lo ngasih tau Tian pake nama Korea lo, ya otak gue kan butuh proses lebih lama mikirnya."
"Tian... Pacar lo?" tanya Rajasa pada akhirnya.
Jingga terkekeh. "Bukan, lah. Dia junior gue di kantor."
"Oh..."
"Harusnya lo sebut aja nama Indonesia lo, lagian Tian juga orang Indonesia."
"Tapi dia ngomong pake Bahasa Korea sama gue?"
"Ya pasti karena dia expectnya di Korea bakal ketemu orang Korea gak sih?"
Rajasa hanya mengangguk-angguk sambil tetap memasukkan sampah miliknya. Benar juga, Rajasa setuju dengan ucapan Jingga barusan.
"But, still. Emangnya harus banget kalian doing something di apartemennya Tiana Nuna?" tanya Rajasa tiba-tiba.
"Hmm?" gumam Jingga bingung.
Rajasa menghela napas dan langsung menatap Jingga. "Maksud gue, Ji..."
"Lo bisa cari hotel, pergi ke tempat junior lo itu, or whatever tapi gak di apartemen Tiana Nuna. Lo emang gak merasa gak enak sama dia?"
"H-hah?!" pekik Jingga bingung.
"Bentar deh..."
"Lo ngira gue tidur sama Tian?"
"Gue gak ngira, gue stating the fact." Jawab Rajasa.
"Which is false?" ucap Jingga heran.
Jingga menghela napas sambil melipat kedua tangannya di depan dada. "Lo tuh emang perlu cuci otak deh, Ja."
Jingga menggeleng dengan ekspresi pura-pura merasa ngeri. "Otak lo terlalu kotor."
"Brengsek." Kesal Rajasa.
"I'm stating the fact. The real fact." Ucap Jingga memojokkan.
"Dari mana sih lo kepikiran sampai gue tidur sama dia?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Palette
Fanfiction(Series #11 - TAMAT) I like it, I'm twenty-five. [Cerita belum direvisi sejak tahun 2020]