14. She is twenty-five

3.1K 465 133
                                    

"Halo...?" lirih Jingga sambil mencoba membuka matanya di tengah kegelapan.

Tentu saja gelap. Ini sudah malam dan ia sejak tadi sudah tertidur lelap.

"Happy birthday Jingga! Happy birthday Jingga! Happy birthday! Happy birthday! Happy birthday Jingga!"

Jingga melenguh sebelum akhirnya tersenyum lebar menatap layar handphonenya yang tersambung dengan video call.

Di depannya kini ada Cakra juga Wanda yang terlihat hanya oleh bantuan cahaya lilin dari kue yang mereka berdua pegang.

"Make a wish terus tiup lilinnya, Dek." Ujar Carka dan Jingga langsung mengangguk.

Jingga menyatukan kedua tangannya sambil berdoa. Tepat jam 12 malam waktu Korea Selatan dan hari ini ia resmi berumur 25 tahun.

Aneh rasanya.

Tapi Jingga juga banyak berekspektasi dengan umurnya kali ini.

Oleh karena itu, ia merapalkan doa-doanya dengan sungguh-sungguh.

Jingga kemudian bersiap-siap meniup layar handphonenya bersamaan dengan Cakra dan Wanda yang sama-sama bersiap mewakilkannya meniup lilin secara langsung.

Fyuuh.

Lilin dengan angka 25 di atas kue akhirnya padam.

Butuh beberapa detik untuk Cakra beranjak menyalakan lampu dan akhirnya kembali ke hadapan Jingga.

"Kita orang pertama kan?"

Jingga terkekeh dan mengangguk. "Kalau di hari-H sih kalian orang pertama."

"Lagi pada di mana sih?" tanya Jingga bingung.

"Nginep?"

Wanda mengangguk kecil. "Di apartemen gue nih, Ji. Lo cepetan main ke sini dong."

"Ya ampun... Kesampean gak ya bisa main dulu di apartemen lo, Wan?" jawab Jingga sedikit mengeluh.

Wanda dan Cakra hanya tertawa mendengar ucapan Jingga karena kenyataannya Jingga cukup jarang pulang ke Indonesia, dan setiap ia pulang biasanya Jingga memilih menghabiskan waktu di rumah.

Dan sekarang kesempatan untuk bermain ke apartemen Wanda akan semakin menipis mengingat sahabatnya itu akan menikah dengan kakaknya sebentar lagi.

"Ngomong-ngomong, kita udah kirim hadiah buat kamu ke Korea, Dek." Ucap Cakra mengganti topik.

"Oh ya?!" Jingga memekik senang.

"Kapan?"

"Padahal gak usah loh hehe."

Cakra mendengus sebelum menjawab. "Gak usah tapi nanti nagih-nagih?"

"Ih Abang..."

Cakra dan Wanda kembali tertawa dan setelah itu ketiganya menghabiskan waktu sekitar satu jam mengobrol sebelum akhirnya video call berakhir.

*****

Hari ini harusnya sempurna bagi Rajasa.

Ia sudah merencanakan banyak hal sebelum nanti malam pergi bersama Jingga, tapi tadi malam sepupunya datang ke apartemen dan sampai sekarang masih tertidur di kasurnya.

"Ck. Ganggu."

"Bas, gue mau pergi." Ujar Rajasa sambil menggoyangkan tubuh Basa yang pulas tertidur.

"Bas."

"Basa."

"Basi!"

"Naon sih, Ja?" (Apa sih, Ja?) keluh Basa merasa terganggu.

PaletteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang