Rajasa suka mengkonsumsi alkohol.
Laki-laki ini punya kulkas persediaan khusus koleksi minuman kesukaannya itu di apartemen.
Tapi walaupun begitu, Rajasa tidak pernah minum-minum melewati batas toleransi tubuhnya. Apalagi ketika minum-minum di tempat umum.
Seperti malam ini.
Ia menepati janji untuk ikut menghadiri acara makan malam bersama beberapa rekan kerjanya di kedai soju langganan mereka. Kedai dekat kantor yang tidak jauh itu membuat mereka pun tidak akan kesulitan ketika memutuskan untuk pulang.
Rajasa pun seperti itu. Ia hanya perlu berjalan menuju halte bis dan menunggu bis terakhir yang beroperasi, atau kadang memesan taksi ketika pulang terlalu malam.
Seperti malam ini ternyata masih ada bis yang bisa ia tumpangi.
Sepanjang perjalanan, tanpa sadar tangannya tidak bisa diam dan terus menerus membuka aplikasi situs belanja online yang tadi siang sudah ia buka. Jari-jarinya dengan lincah kembali membuka bagian status pemesanannya yang beberapa saat lalu baru saja ia periksa.
"Katanya kirim besok." Gumam Rajasa sambil kembali mengecek barang pilihannya.
"Ah yaudah lah." Gumamnya pelan sambil memasukkan handphone ke dalam saku.
"Ngapain juga ditungguin. Nyampe syukur, gak nyampe... Sayang juga sih duit gue."
"Semoga nyampe tepat waktu deh."
Setelah itu Rajasa hanya menikmati perjalanan pulang bersama tubuhnya yang sudah cukup lelah.
Ia berjalan dari halte bis menuju apartemennya dengan santai. Tapi tiba-tiba alisnya menukik tajam ketika ia berjalan menuju lift.
"Kayak... Jingga? Hmm..." gumamnya pelan.
Sayangnya pintu lift tertutup dan Rajasa hanya bisa menunggu sampai lift kembali dan bisa ia naiki.
Ketika ia keluar dari lift di lantai unitnya, alis Rajasa kembali menukik tajam melihat pemandangan di depannya.
Penglihatannya tadi tidak salah. Yang menaiki lift sebelumnya memang Jingga. Dan perempuan itu tidak sendiri.
Satu alisnya terangkat ketika melihat Jingga menarik tangan laki-laki yang bersamanya masuk ke dalam apartemennya. Tanpa sadar kaki Rajasa berjalan lebih cepat dan sebelum laki-laki yang bersama Jingga tadi menutup pintunya, Rajasa berhasil melihat wajah laki-laki itu.
"Eh." Gumamnya pelan.
"Pintunya ditutup." Lanjutnya sambil terdiam.
Kemudian Rajasa terkekeh hambar. "Ya iyalah ditutup."
Ia segera masuk ke dalam apartemennya dan membuka pakaiannya sembarangan. Tanpa pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh ia langsung melempar tubuhnya ke atas tempat tidur dan masuk ke balik selimut.
"Gak usah gue kasih aja kali ya..."
"Lah kenapa?" lanjutnya pada diri sendiri.
"Besok deh, gue pastiin..."
Gumamnya pelan.
Setelah itu Rajasa benar-benar memutuskan untuk tidur karena tubuhnya benar-benar lelah seharian berada di luar.
*****
Rajasa terbangun dengan perasaan gelisah yang coba ia tepis berkali-kali.
Hari sabtu harusnya jadi hari yang santai dan menyenangkan baginya, tapi kali ini Rajasa bangun pagi-pagi sekali sambil menatap handphonenya bingung.

KAMU SEDANG MEMBACA
Palette
Fanfiction(Series #11 - TAMAT) I like it, I'm twenty-five. [Cerita belum direvisi sejak tahun 2020]